Dampak sebuah tren di media sosial tentang gaya hidup minimalis

Anggun Oktaviani Andrea Arpis

Anggun.oktaviani.2101216@students.um.ac.id

Abstrak Gaya hidup minimalis muncul sebagai respons terhadap konsumerisme berlebihan, stres, dan masalah lingkungan yang meningkat dalam beberapa dekade terakhir. Konsumsi barang yang tinggi seringkali tidak sejalan dengan kebahagiaan, melainkan meningkatkan stres dan kecemasan. Minimalisme menawarkan solusi dengan mengurangi kepemilikan dan menekankan penggunaan sumber daya secara bijaksana, yang juga membantu mengurangi dampak lingkungan. Perubahan nilai sosial yang menekankan pengalaman daripada kepemilikan, serta pengaruh tokoh dan komunitas yang mempromosikan minimalisme, telah meningkatkan kesadaran publik. Selain itu, ketidakpastian ekonomi global mendorong banyak orang untuk mencari cara hidup yang lebih sederhana dan berkelanjutan. Dengan fokus pada hal-hal esensial, minimalisme menawarkan kehidupan yang lebih bermakna dan harmonis.

Catatan
Warna ⇒ menjelaskan tema utama

Warna ⇒ menjelaskan kondisi yang sekarang

Warna ⇒ menjelaskan ringkasan tulisan yang kita buat 

(RP1) Budaya hidup konsumtif

Di era globalisasi ini, media penyebaran informasi berkembang sangat cepat, membawa berbagai dampak baik positif maupun yang negatif. Budaya hidup konsumtif mulai merajalela seiring dengan bertambahnya juga pasar global. Kemudahan akses informasi mendukung suburnya hedonisme di kalangan masyarakat luas, seakan hal tersebut wajar dilakukan. Menurut penelitian yang dilaksanakan oleh Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Indonesia berada di posisi ketiga dalam peringkat kepercayaan diri sikap konsumtif. Budaya ini memotivasi seseorang atau suatu kelompok tertentu untuk bersikap konsumtif dengan penggunaan produk secara berlebih dimana titik kepuasan tercapai semata karena kuantitas produk yang dimiliki (Azizah, 2022). 

(RP2)  Minimalisme dan konsumerisme

●     Gaya hidup konsumerisme merubah pola pikir masyarakat untuk menjadikan produk-produk konsumsi sebagai indikator status sosial dan identitas diri (Stearns, 2006). Penyebaran konsumerisme di masyarakat seiring waktu bertransformasi menjadi habitus dalam kesadaran individu, yang direalisasikan melalui aktivitas pembelian dan gaya hidup konsumtif (Nirzalin, 2013).

●        Minimalisme awalnya adalah gerakan seni, yang kemudian berkembang ke bidang musik dan arsitektur (Oberndorf, 2009). Setelah itu, popularitasnya melesat tinggi di beberapa negara dengan tingkat konsumerisme tinggi seperti Amerika Serikat, negara-negara Eropa, dan Jepang. Di media sosial, gerakan minimalis seringkali ditandai dengan adanya unggahan gambar ruangan rapi yang simpel, tanaman, dan palet warna yang netral seperti monokrom. Gerakan ini semakin gencar diperkenalkan kepada masyarakat luas, terutama setelah diterbitkannya “The Life-Changing Magic of Tidying Up” (2014) yang ditulis oleh Marie Kondo. 

(RP3) Cara agar menghentikan konsumerisme

Marie Kondo memperkenalkan sebuah teknik yang disebut “decluttering”. Teknik ini pada dasarnya adalah kegiatan menyingkirkan segala sesuatu yang tidak berguna dan memakan ruang, seperti baju yang tidak pernah dipakai dan buku yang tidak lagi dibaca. Selain dianggap sebagai jalan untuk menghemat pengeluaran dan menghentikan konsumerisme, gaya hidup minimalis juga dianggap sebagai salah satu cara menyelamatkan lingkungan. Pengurangan konsumsi hingga ke titik minimum dapat mengurangi limbah yang berpengaruh langsung pada kualitas lingkungan. Tiap individu memiliki alasan yang berbeda-beda dalam menerapkan gaya hidup ini. Media sosial, salah satu produk globalisasi yang saat ini dipakai oleh semua kalangan, menjadi wadah dalam mempromosikan gaya hidup ini. 

(RP4) Media sosial

Media sosial adalah sebuah media baru (new media). New media sendiri mengacu pada media yang berkembang mengikuti kemajuan peradaban. Perkembangannya mencakup berbagai aspek seperti dalam teknologi, informasi, dan komunikasi (Ardianto, 2007). Menurut data dari We Are Social, konsumen aktif media sosial di Indonesia berada di angka 191 juta pada awal tahun 2022. Dalam hasil survei yang diterbitkan oleh Populix pada 10 Juni 2022, Youtube dan Instagram menjadi dua media sosial yang paling banyak digunakan oleh responden, diikuti dengan TikTok, Facebook, dan Twitter. 

(RP5) Pengaruh tren gaya hidup minimalis di media sosial

Tren gaya hidup minimalis di media sosial tampaknya mempengaruhi audiensnya dalam menentukan keputusan tertentu dalam kehidupan sehari-hari. Fakta ini diikuti dengan pertanyaan bagaimana dan dalam aspek apa saja tren ini berdampak pada individu, terutama terhadap mahasiswa yang saat ini aktif di sosial media. Oleh karena itu, perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai topik ini. Karena itulah, penulis melakukan penelitian dengan judul “Tren Gaya Hidup Minimalis di Sosial Media dan Dampaknya Pada Mahasiswa”.  

(RP6) Saluran penyebaran konten gaya hidup minimalis 

Dampak sebuah tren di media sosial terhadap kebiasaan mahasiswa yang terpapar oleh konten-konten yang dilihat dari beberapa media sosial . Berkaitan dengan ini, media sosial telah terbukti dapat menyebarkan referensi mengenai gaya hidup kepada penggunanya (Rizkiningsih, 2021).  

(RP7) Mengapa Kita harus Perhatikan Dia

Individu pelaku gaya hidup minimalis cenderung memiliki hidup yang lebih teratur dan berkecukupan. Dengan gaya hidup minimalis membuat seseorang belajar untuk memahami kebutuhan dan mengontrol diri dari pembelian barang yang tidak diperlukan. Hidup berkecukupan membuat diri menjadi lebih tenang . Gaya hidup minimalis memberikan dampak yang baik untuk lingkungan dan manfaat yang nyata untuk kehidupan manusia. 

Saran aku untuk Dia

Untuk menerapkan gaya hidup minimalis, dapat dimulai dengan mengevaluasi kepemilikan dan singkirkan barang yang tidak esensial. Pilih barang berkualitas tinggi yang tahan lama dan batasi belanja impulsif. Fokus pada pengalaman yang memberikan kebahagiaan daripada mengumpulkan barang. Jaga ruang Anda tetap terorganisir dan kurangi komitmen sosial atau pekerjaan yang tidak penting. Tinjau kembali barang dan komitmen Anda secara rutin untuk memastikan kesederhanaan tetap terjaga. Edukasi diri dengan membaca buku atau menonton dokumenter tentang minimalisme untuk mendapatkan perspektif baru. Langkah-langkah ini akan membantu meningkatkan kesejahteraan dan mengurangi stres. 

Daftar Pustaka

Alifia, H., & Dewi, P. A. R. Efektivitas Strategi Green Marketing Communication Terhadap Keputusan Pembelian Produk Garnier.

Azizah, R. W., Aji, G. G., & IP, S. Konsep Diri Generasi Milenial Pelaku Minimalism Lifestyle. 

Bakti, I. S., Nirzalin, N., & Alwi, A. (2019). Konsumerisme dalam Perspektif Jean Baudrillard. Jurnal Sosiologi USK (Media Pemikiran & Aplikasi), 13(2), 147-166. 

Dharmawan, A., & Ikom, S. Peran Aktivasi Media Sosial Dalam Meningkatkan Eksistensi PT PAL INDONESIA (PERSERO) Livia Kusuma Ayustina. 

Farahiyah, A. C. (2021). Strategi Himpunan Mahasiswa Pecinta Alam Unesa Dalam Pembentukan Karakter Peduli Lingkungan. Kajian Moral dan Kewarganegaraan, 9(3), 656-671. 

Indah, A. V., & Muqsith, A. (2021). Panic Buying: Konsumerisme Masyarakat Indonesia di Tengah Pandemi Covid-19 Perspektif Psikoanalisis Jacques Lacan. Jurnal Filsafat, 31(1), 24-48.

 Lopez Palafox, C. (2020). When less is more: minimalism and the environment. Environmental and Earth Law Journal (EELJ), 10(1), 1. spitarini, D. S., & Nuraeni, R. (2019). Pemanfaatan Media Sosial Sebagai Media Promosi. Jurnal Common, 3(1), 71-80.

  Sabardila, A., Budiargo, A. D., Wiratmoko, G., Himawan, J. A., Triutami, A., Intansari, A., … & Suistri, S. (2019). Pembentukan Karakter Peduli Lingkungan melalui Kegiatan Penghijauan pada Siswa MIM Derasan Sempu, Boyolali. Buletin KKN Pendidikan, 1(2), 35-41. [10] V. D. Y., & Unesa, G. G. A. Marketing Communication Strategy Of Kayangan Tourism Village In The Village Of Brubuh Ngawi Through Mass Media And Social Media. Unesa.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *