APA ITU BULLYING, PENTINGKAH DALAM PENDIDIKAN?

Ninda Mawarni ninda.mawarni.2301216@students.um.ac.id 

Abstrak bullying atau perundungan merupakan fenomena yang masih sering terjadi di lingkungan pendidikan di Indonesia. Hal ini dapat terjadi di berbagai tingkatan pendidikan, mulai dari Sekolah Dasar (SD) hingga Sekolah Menengah Atas (SMA). Berdasarkan data dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbud Ristek), pada tahun 2021, terdapat 1.185 kasus bullying yang dilaporkan ke Pusat Layanan Data dan Informasi (Pusdatin) Kemendikbud Ristek. Kasus bullying banyak ditemukan di lingkungan pendidikan atau sekolah tempat mereka mencari ilmu. Namun, sangat disayangkan tempat yang seharusnya nyaman untuk mereka mencari ilmu justru harus terasa tidak nyaman bagi mereka karena adanya bullying. Dampak yang diberikan oleh bullying sendiri dapat mengganggu proses belajar mengajar, menghambat perkembangan sosial dan emosional siswa, dan bahkan dapat mendorong korban untuk melakukan tindakan yang membahayakan diri sendiri.

Catatan

Warna ⇒ Menjelaskan tema utama

Warna ⇒ Menjelaskan kondisi yang sekarang

Warna ⇒ Menjelaskan ringkasan tulisan yang kita buat

(RP1) Bullying

Bullying menunjukkan pada tindakan kekerasan yang dilakukan oleh individu atau kelompok terhadap orang lain untuk mendapatkan keuntungan atau kekuasaan. Perilaku bullying ini biasanya dilakukan secara berulang, mereka yang melakukan tindakan tersebut tidak bertanggung jawab, dan mereka melakukannya dengan perasaan senang. Bullying adalah segala bentuk kekerasan, yang dengan sengaja dilakukan. Tujuan dari penindasan ini adalah untuk merugikan orang lain. Tindakan kekerasan memiliki tiga bentuk. Bentuk bullying yang pertama yaitu, verbal bullying seperti mengejek, menyindir, serta menyebarkan fitnah. Kedua, physical bullying seperti menendang untuk menyerang korban. Ketiga, non-verbal atau non-physical bullying seperti mengancam melalui email. 

(RP2) Pendidikan

Pendidikan merupakan segala  pengalaman  belajar  yang  berlangsung sepanjang  hayat  dalam  segala  lingkungan  dan  situasi  serta memberikan  hasil yang positif  pada  pertumbuhan setiap  individu.  Pengalaman belajar merupakan pengelompokan proses kegiatan dan peristiwa dalam situasi tertentu yang dialami oleh setiap individu. Hasil dari pengalaman belajar memiliki beragam hasil, antara lain hasil dari pengalaman belajar dapat mengembangkan aspek kognitif siswa, dapat berkomunikasi melalui simbol-simbol tertentu sehingga yang dihasilkan dari pengalaman belajar tersebut adalah menulis, membaca, dan berbicara. 

(RP3) Mengganggu Proses Belajar 

Masalah bullying yang dialami korban dapat mengganggu proses belajar mereka. Masalah yang dialami antara lain adalah korban bullying merasa cemas dan takut untuk pergi ke sekolah, sehingga mereka bisa saja bolos sekolah atau tidak mau mengikuti pelajaran dengan baik. Lingkungan belajar yang tidak aman akibat adanya bullying membuat siswa merasa tidak nyaman dan tidak aman. Korban bullying mungkin sering absen atau terlambat karena mereka mencoba untuk menghindari situasi yang memicu bullying. Dengan begitu sangat penting dalam menyelesaikan kasus bullying tersebut. 

(RP4) Menghambat Perkembangan Sosial

Masalah bullying dapat memberikan dampak menghambat perkembangan sosial pada korban, karena dapat menyebabkan mereka merasa terisolasi, memiliki masalah dalam membangun hubungan dengan orang lain, dan mengalami kesulitan dalam percaya diri. Korban bullying akan merasa terisolasi dan kesepian karena mereka mungkin tidak memiliki teman atau merasa sulit untuk berinteraksi dengan orang lain karena takut akan menjadi korban lagi. Korban bullying juga akan merasa mengalami kesulitan dalam memahami norma-norma sosial dan memiliki keterampilan untuk berinteraksi dengan orang lain akibat pengalaman traumatis yang mereka alami.

(RP5) Pembentukan Kepribadian

Dalam tugas pembentukan kepribadian seorang remaja, akan  selalu  ada  beberapa  faktor  yang  mempengaruhi  yaitu  faktor risiko  dan  faktor  protektif.  Faktor  risiko ini berhubungan dengan kerentanan psikososial dan resilience pada remaja yang akan menyebabkan masalah emosional dan perilaku khusus pada remaja. Sedangkan  faktor  protektif  merupakan  faktor  yang  menjelaskan bahwa tidak semua remaja  yang  dengan faktor  risiko  akan  memiliki masalah perilaku atau emosi, atau mengalami  gangguan  tertentu. Lemahnya emosi seseorang akan mempengaruhi permasalahan di kalangan remaja, misalnya bullying.

(RP6) Mencari Ilmu Di Lingkungan Yang Nyaman

Setiap siswa pasti mengharapkan belajar pada lingkungan yang nyaman. Sekolah sendiri harus menciptakan lingkungan yang nyaman bagi siswa agar mereka nyaman dalam mencari ilmu selama di lingkungan sekolah. Sehingga, sekolah harus menciptakan tempat yang aman bagi siswanya. Dengan begitu sekolah harus berupaya dalam menangani masalah bullying jika terjadi di sekolah tersebut. Hal tersebut bertujuan untuk melindungi hak asasi siswa, meningkatkan kualitas dalam belajar, menciptakan suasana lingkungan sekolah yang positif dan aman.

(RP7) Masalah Bullying Sangat Penting Di Lingkungan Pendidikan

Masalah bullying sangat penting untuk diselesaikan. Bullying yang terjadi di lingkungan pendidikan benar-benar memberi dampak yang tidak baik terutama bagi korban serta murid murid yang lainnya. Oleh karena itu, bullying harus diselesaikan. Karena, bullying dapat merusak kesejahteraan emosional dan mental siswa yang menjadi korban, yang dapat memengaruhi kesejahteraan mereka secara keseluruhan. Lingkungan sekolah yang bebas dari bullying menciptakan kondisi yang lebih kondusif untuk pembelajaran yang efektif, karena siswa merasa aman dan nyaman dalam berinteraksi dengan guru dan teman sebaya.

Saran Aku Untuk Dia

Masalah bullying merupakan masalah serius yang dapat terjadi di berbagai lingkungan, termasuk sekolah. Dampaknya pun bisa sangat negatif bagi korban, baik secara fisik maupun mental. Oleh karena itu, masalah bullying di sekolah harus ditangani dengan serius dan komprehensif oleh semua pihak yang terkait, seperti sekolah, orang tua, dan masyarakat. Dengan menciptakan sekolah yang bebas dari bullying, kita dapat membantu siswa untuk belajar dan berkembang dengan optimal, serta mempersiapkan mereka untuk masa depan yang lebih baik.

Daftar Pustaka

Ditch the Label. (2017). The Annual Bullying Survey 2017. Ditch the Label.

Desi Pristiwanti, B. B. (2022). Pengertian Pendidikan. Jurnal Pendidikan dan Konseling.

Retnoningsih, E. (2019). Fenomena Masalah Bullying di Sekolah.

Hinduja, S., & Patchin, J. W. (2009). Bullying beyond the schoolyard: Preventing and responding to cyberbullying. Corwin Press.

Juvonen, J., & Graham, S. (2014). Bullying in schools: The power of bullies and the plight of victims. Annual review of psychology, 65, 159-185.

Nuraeni, I. M. (2021). Pemberian Layanan Informasi Sebagai Upaya Pencegahan Perilaku Perundungan Pada Siswa di Sekolah. Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *