Benalu yang Menggerogoti Nilai Luhur Pesantren

Salsabil Fadhilah Asywaq salsabilfadhilah2003@gmail.com

abstrak 

Pesantren, sebagai lembaga pendidikan Islam tradisional di Indonesia, memiliki nilai-nilai luhur yang menjadi fondasi pendidikan dan senantiasa dilestarikan nilai tersebut. diantara Nilai-nilai yang dilestarikan seperti kedamaian, keikhlasan, toleransi, dan kasih sayang dan kebebasan. pesantren bertujuan untuk membentuk karakter santri yang berakhlak mulia dan bermanfaat bagi masyarakat. Namun, di balik nilai-nilai luhur tersebut, terdapat benalu yang merusak, yaitu tradisi senioritas dan perundungan. Benalu ini meredam semangat santri, menciptakan rasa tidak aman dan diskriminasi, serta menghambat pencapaian tujuan pendidikan pesantren. sehingga perlu dihilangkan agar kegiatan pembelajaran berjalan dengan baik dan efektif. peran dari pengawas pesantren, pengajar, keluarga santri, masyarakat dan pegawai di pesantren sangat diperlukan untuk menyelesaikan permasalahan ini.

Apa itu pesantren?  

Secara historis, pesantren dianggap mampu mencatat sejarah bangsa Indonesia, mulai dari sosial budaya masyarakat Islam, perekonomian dan politik bangsa Indonesia sejak awal penyebaran Islam. Oleh karena itu, pesantren membawa perubahan besar dalam persepsi masyarakat Indonesia terhadap pentingnya agama dan pendidikan. Pondok pesantren merupakan lembaga pendidikan yang memungkinkan santri memelihara kemandirian (sistem subsistem) yang mengakar kuat pada pendidikan agama Islam, dimana santri tidak hanya memperoleh ilmu agama tetapi juga sifat kepemimpinan dan kemandirian yang dibekali dengan multifaset model pendidikan, kesabaran, persatuan, kesetaraan dan sikap positif lainnya. KH. Imam Zarkasyi mengartikan pesantren sebagai lembaga pendidikan Islam dengan sistem asrama atau pondok, di mana kyai sebagai figur sentral, masjid sebagai pusat kegiatan yang menjiwai nya, dan pengajaran agama Islam di bawah bimbingan kyai yang diikuti santri sebagai kegiatan utamanya.

Seperti apa sejarah pesantren?

pondok pesantren yang pertama kali berdiri, menurut Sugihwaras yang dikutip Arifin bahwa pondok pesantren didirikan pada masa-masa permulaan datang dan masuknya Islam ke Indonesia, dimana pondok pesantren yang dianggap paling tua terletak di Aceh. Sedang tinjaun yang lain menyebutkan bahwa yang dianggap sebagai pendiri pertama pondok pesantren di Indonesia adalah Syekh Maulana Malik Ibrahim yang berasal dari Gujarat, India. Pada saat itu pesantren memiliki fungsi penting sebagai pusat pendidikan dan penyiaran agama islam. Maulana Malik Ibrahim mendidik sejumlah santri yang ditampung dan tinggal bersama dalam rumahnya di Gresik, Jawa Tengah. Para santri yang sudah selesai pendidikannya pulang ke tempat asal masing-masing, mulai menyebarkan agama islam dan mendirikan pondok pesantren baru. Pondok pesantren yang kita kenal sekarang ini pada mulanya merupakan pengambil alihan dari sistem pondok pesantren yang diadakan orang hindu di Nusantara. Hal ini didasarkan pada fakta bahwa jauh sebelum datangnya Islam ke Indonesia lembaga pondok pesantren sudah ada di negeri ini. Pendirian pondok pesantren pada masa itu dimaksudkan sebagai tempat mengajarkan ajaran-ajaran agama hindu. 

Apa saja jenis pesantren itu ?

Berdasarkan kurikulum atau sistem pendidikan yang dipakai dalam pembelajaran sehari hari, pesantren terbagi menjadi tiga jenis, yaitu Pesantren Tradisional dimana pesantren ini masih mempertahankan bentuk aslinya dengan mengajarkan kitab yang ditulis oleh ulama abad ke-15 dengan menggunakan bahasa Arab. kurikulumnya menerapkan sistem halaqah atau mangaji tudang yang dilaksanakan di masjid. artinya ilmu tersebut hanya terbatas pada apa yang diberikan kyai. Kurikulum sepenuhnya ditentukan oleh para kyai pengasuh pondok. jenis selanjutnya adalah Pesantren Modern Pesantren ini merupakan pengembangan tipe pesantren karena orientasi belajarnya cenderung mengadopsi seluruh sistem belajar klasikal dan meninggalkan sistem belajar tradisional. Kurikulum yang dipakai adalah kurikulum nasional dimana kedudukan para kyai sebagai koordinator pelaksana pembelajaran dan pengajar di kelas. jenis terakhir yaitu Pesantren Komprehensif. Jenis pesantren ini merupakan sistem pendidikan dan pengajaran gabungan antara tradisional dan modern. Pendidikan diterapkan dengan pengajaran kitab kuning dengan metode sorogan, bandongan dan wetonan yang biasanya diajarkan pada malam hari sesudah salat Magrib dan sesudah shalat Subuh. Proses pembelajaran sistem klasikal dilaksanakan pada pagi sampai siang hari seperti di madrasah/sekolah pada umumnya.

Apa saja nilai luhur di pesantren?

Sebagai lembaga sosial dan keagamaan, pondok pesantren tetap menjanjikan nilai yang mendorong terciptanya khazanah keilmuan secara arif dan bijaksana. Pesantren menghimbau para santri agar menghayati segala aktivitas ibadah yang dapat meningkatkan keimanan dan ketakwaan kepada Allah SWT. Nilai-nilai luhur yang patut dilestarikan di pondok pesantren antara lain adalah Nilai Keikhlasan. Menurut Dr.KH. Abdullah Zarkasyi, ikhlas secara istilah berarti menghadirkan niat hanya karena Allah SWT, dengan upaya kuat dan sungguh-sungguh dalam berpikir, bekerja, berbuat, untuk kemajuan usahanya dengan selalu mengharap ridho Allah. kemudian, Nilai Kesederhanaan. Kesederhanaan bukan berarti kepasifan, ia justru pancaran dari kekuatan, kesanggupan, ketabahan, dan penguasaan diri dalam menghadapi perjuangan hidup. Nilai Ukhuwah Islamiyah, Nilai Kemandirian terakhir yaitu Nilai Kebebasan.

Apa itu benalu pada nilai luhur pesantren?

Benalu dalam nilai luhur pesantren dapat diartikan sebagai kebiasaan, tradisi, atau budaya yang bertentangan dengan nilai-nilai dasar pesantren, seperti perundungan dan senioritas. Benalu ini bagaikan parasit yang menggerogoti nilai-nilai luhur pesantren, seperti kedamaian, toleransi, dan kasih sayang, dan menghambat pencapaian tujuan pendidikan pesantren. Perundungan dan senioritas merupakan contoh nyata benalu yang merusak citra pesantren dan meninggalkan luka mendalam bagi para santri. Perundungan menciptakan rasa tidak aman dan ketakutan, sedangkan senioritas memicu kesenjangan dan diskriminasi. Benalu ini meredam semangat santri untuk belajar dan menimba ilmu, dan menghambat mereka untuk mencapai potensi penuh mereka. Oleh karena itu, penting bagi seluruh elemen pesantren, mulai dari santri, guru, kyai, hingga pengurus, untuk bersama-sama memerangi benalu ini. 

Apa itu senioritas?

Di jaman sekarang senioritas telah menjadi hal yang lumrah terjadi. Senioritas tidak hanya  terjadi di lingkungan kerja, namun juga di lingkungan sekolah, termasuk di lingkungan sekolah Islam seperti  pesantren. Perlu diketahui apa yang dimaksud dengan senioritas itu? dalam KBBI, tertulis bahwa senioritas yaitu siapa yang memiliki tingkat pengalaman, jabatan, dan usia yang lebih tinggi. Dari pengertian tersebut dapat kita simpulkan bahwa  kita tidak bisa lepas dari berbagai tingkatan yang ada di lingkungan kita. namun senioritas banyak disalah artikan menjadi pandangan negatif yang berisikan penekanan melakukan seenaknya pada jabatan di bawahnya.Dikutip dari jurnal “Seniority Violence in Educational Environments” karya Maisandra Helena Looi dan Farid Pribadi kata seniority dalam arti sempit tidak termasuk unsur kekerasan. Namun seiring dengan berlanjutnya kesalahpahaman, makna senioritas pun berubah  menjadi senioritas yang identik dengan kekerasan. dan hal negatif lainnya.

Apa itu perundungan?

Peristiwa yang  terjadi di  lingkungan remaja termasuk di lingkungan pesantren yang sering dialami oleh para santri saat ini disebut dengan bullying, atau peristiwa perundungan dalam bahasa Indonesia. beberapa dampak dari kejadian ini  cukup signifikan bagi para remaja termasuk santri yang menjadi korban peristiwa ini, baik prestasi akademiknya maupun kemampuan sosialnya di masyarakat. Dalam jurnal yang ditulis oleh Rini Julistia, Zurratul Muna dkk. Jurnal bertajuk “Edukasi Pengenalan dan Pencegahan Resiko Bullying di Kalangan Siswa SMP di Kota Lhokseumawe” menjelaskan bahwa bullying adalah suatu tindakan yang dilakukan  dalam jangka waktu tertentu untuk menyakiti seseorang secara fisik, verbal, atau dengan kekerasan. Dinyatakan bahwa ada.Seseorang yang merasa atau tampak tidak berdaya secara psikologis. Peristiwa bullying yang saat ini banyak terjadi di  sekolah juga banyak terjadi di  pesantren.  

daftar rujukan : 

https://etheses.iainkediri.ac.id/142/3/BAB%202%20.pdf Mengenai asal-usul pondok pesantren, 

https://eprints.walisongo.ac.id/id/eprint/15675/1/SKRIPSI_1603016178_MUHAMMAD_HUSNIL_FIKRI.pdf

http://repository.radenintan.ac.id/3426/4/BAB%20II.%203.pdf

View of Perundungan di Pesantren: Fenomena Sosial pada Pendidikan Islam (stituwjombang.ac.id)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *