HUBUNGAN POLITIK DENGAN ULTRAS: SEBUAH RELASI KOMPLEKS DAN BERVARIASI

Muhammad Afif Hikami

muhammad.afif.2301216@students.um.ac.id

Abstrak Hubungan antara politik dan ultras. Kelompok suporter fanatik sepak bola, merupakan fenomena kompleks dan bervariasi di berbagai negara. Artikel ini menelusuri berbagai bentuk hubungan tersebut, mulai dari ideologi politik yang dianut ultras, hingga partisipasi aktif mereka dalam gerakan politik.

Catatan

Warna ⇒ menjelaskan tema utama

Warna ⇒ menjelaskan kondisi yang sekarang

Warna ⇒ menjelaskan ringkasan tulisan yang kita buat

(RP1) Pandangan tentang Hubungan Politik-Ultras

Hubungan antara politik dan ultras telah menjadi fokus perhatian dalam literatur akademik dan media massa. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa ultras dapat menjadi agen politik yang signifikan dalam konteks perubahan politik dan sosial, sementara yang lain menekankan aspek-aspek budaya dan identitas dalam kaitannya dengan gerakan ultras. Sebagai pengantar untuk analisis lebih lanjut, artikel ini akan menguraikan beberapa pandangan yang ada tentang hubungan politik-ultras.

(RP2) Ideologi Politik Ultras

Ultras seringkali mengadopsi ideologi politik tertentu, seperti sayap kiri, sayap kanan, nasionalisme, atau anti-fasisme. Ideologi ini diwujudkan dalam spanduk, nyanyian, dan koreografi mereka, dan dapat memengaruhi perilaku mereka di dalam dan di luar stadion.

(RP3) Partisipasi dalam Gerakan Politik

Ultras tidak hanya menunjukkan ideologi politik mereka di stadion, tetapi juga aktif terlibat dalam gerakan politik di luar stadion. Mereka dapat berpartisipasi dalam demonstrasi, aksi protes, atau bahkan kampanye politik.

(RP4) Pengaruh Politik pada Budaya Ultras

Politik juga dapat memengaruhi perkembangan budaya ultras. Kebijakan pemerintah, represi aparat keamanan, dan perubahan situasi politik dapat mendorong perubahan dalam cara ultras mengorganisir diri dan mengekspresikan diri.

(RP5) Penggunaan Simbol dan Pesan Politik

Ultras sering menggunakan simbol dan pesan politik dalam koreografi, spanduk, dan nyanyian mereka. Hal ini dapat menjadi bentuk kritik terhadap pemerintah, protes terhadap isu sosial, atau dukungan terhadap gerakan politik tertentu.

(RP6) Kontroversi dan Dampak Politik

Keterlibatan ultras dalam politik tidak selalu positif. Aksi protes dan demonstrasi mereka terkadang berujung pada kerusuhan dan kekerasan. Kontroversi seputar hubungan politik dan ultras menjadi dilema bagi klub, otoritas, dan masyarakat.

(RP7) Konflik Sosial dan Identitas Kolektif

Konflik sosial juga dapat memainkan peran penting dalam hubungan politik-ultras. Ketika konflik sosial terjadi di masyarakat, ultras sering kali menjadi aktor yang aktif dalam mengekspresikan ketidakpuasan mereka terhadap pemerintah atau institusi lainnya. Identitas kolektif ultras, yang sering kali didasarkan pada solidaritas kelompok dan perasaan eksklusifitas, dapat memperkuat keterlibatan politik mereka dalam konflik tersebut.

Daftar Pustaka

Della Porta, D. (2007). The Social Bases of Political Violence: A Case Study of the Ultras. European Sociological Review, 23(1), 107–122.

Testa, A. (2013). Politicization of Football Fans in Italy: A Historical Overview. Journal of Sport and Social Issues, 37(1), 21–43.

Giulanotti, R., & Williams, J. (2012). Football Ultras and Social Capital. Soccer & Society, 13(5), 639–655.

Testa, A., & Armstrong, G. (2006). Football, Fascism and Fandom: The UltraS of Italian Football. Journal of Sport & Social Issues, 30(3), 369–386.

Maguire, J. (2001). Global Sport: Identities, Societies, Civilizations. Polity Press.

King, A. (2004). Football and the Globalization of Sport. Global Networks, 4(2), 161–178.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *