Insomnia: Gangguan Tidur yang Mengganggu Kualitas Hidup

Sulthoni Afan Rofik

sulthoni.afan.2301216@students.um.ac.id

Abstrak : Insomnia sebuah kata yang mungkin sudah tidak asing lagi bagi sebagian orang. Gangguan tidur ini ditandai dengan kesulitan untuk tidur, bangun terlalu pagi, dan/atau  tidur yang tidak nyenyak. Lebih dari sekadar rasa kantuk di siang hari, insomnia dapat membawa dampak negatif yang signifikan bagi kesehatan fisik dan mental. Oleh karena itu, memahami seluk beluk insomnia dan pentingnya mengatasinya menjadi kunci untuk meraih hidup yang lebih berkualitas.

Catatan
Warna ⇒ menjelaskan tema utama

Warna ⇒ menjelaskan kondisi yang sekarang

Warna ⇒ menjelaskan ringkasan tulisan yang kita buat

(RP1) Apa itu Insomnia?

Insomnia bukan sekadar rasa kantuk di siang hari. Gangguan tidur ini dikategorikan sebagai kondisi medis ketika seseorang mengalami kesulitan untuk tidur,  terjaga di malam hari, atau bangun terlalu pagi dan tidak dapat kembali tidur,  yang terjadi secara terus menerus (minimal tiga malam dalam seminggu) dan  berlangsung selama minimal tiga bulan.

Penderita insomnia umumnya mengalami satu atau lebih dari gejala-gejala berikut:

  • Kesulitan untuk terlelap
  • Sering terbangun di malam hari
  • Bangun terlalu pagi dan tidak dapat kembali tidur
  • Tidur yang tidak nyenyak dan tidak terasa segar setelah bangun tidur
  • Kelelahan di siang hari
  • Kesulitan berkonsentrasi
  • Mudah marah
  • Depresi atau kecemasan

(RP2) Mengapa Insomnia Penting untuk Diatasi?

Mungkin terkesan sepele, namun insomnia dapat membawa dampak negatif yang signifikan bagi kesehatan fisik dan mental, seperti:

  • Kelelahan kronis: Kurang tidur dapat menyebabkan kelelahan fisik dan mental, yang dapat mengganggu aktivitas sehari-hari dan menurunkan kualitas hidup.
  • Penurunan daya ingat dan konsentrasi: Kurang tidur dapat mengganggu fungsi kognitif, seperti daya ingat, konsentrasi, dan kemampuan belajar.
  • Meningkatkan risiko kecelakaan: Kelelahan akibat insomnia dapat meningkatkan risiko kecelakaan saat bekerja, mengemudi, atau melakukan aktivitas lainnya.
  • Gangguan kesehatan mental: Insomnia dapat memperburuk kondisi kesehatan mental yang sudah ada, seperti depresi dan kecemasan, dan bahkan dapat memicu munculnya gangguan mental baru.
  • Penyakit kronis: Kurang tidur dapat meningkatkan risiko penyakit kronis seperti diabetes, penyakit jantung, dan stroke.
  • Kematian dini: Beberapa penelitian menunjukkan bahwa insomnia dapat meningkatkan risiko kematian dini.

(RP3) Memahami Penyebab dan Jenis Insomnia

Penyebab insomnia dapat dikategorikan menjadi dua, yaitu:

Primer: Insomnia primer tidak disebabkan oleh kondisi medis lain. Faktor yang dapat berkontribusi termasuk stres, kecemasan, depresi, kebiasaan tidur yang buruk, dan lingkungan tidur yang tidak nyaman.

Sekunder: Insomnia sekunder disebabkan oleh kondisi medis lain, seperti penyakit mental, nyeri kronis, efek samping obat, atau gangguan pernapasan saat tidur.

(RP4) Jenis-jenis insomnia juga diklasifikasikan berdasarkan durasinya:

Jenis-jenis insomnia juga diklasifikasikan berdasarkan durasinya

  • Insomnia akut: Berlangsung kurang dari tiga bulan, biasanya disebabkan oleh stres atau perubahan dalam rutinitas tidur.
  • Insomnia subakut: Berlangsung antara tiga hingga enam bulan.
  • Insomnia kronis: Berlangsung lebih dari enam bulan.

(RP5) Langkah Menuju Tidur yang Lebih Nyenyak

Mengatasi insomnia membutuhkan pendekatan yang komprehensif, disesuaikan dengan penyebab dan tingkat keparahannya. Berikut beberapa langkah yang dapat dilakukan:

  • Memperbaiki kebiasaan tidur: Ciptakan jadwal tidur yang konsisten, hindari kafein dan alkohol sebelum tidur, ciptakan lingkungan tidur yang nyaman dan rileks.
  • Teknik relaksasi: Lakukan teknik relaksasi seperti meditasi, yoga, atau pernapasan dalam sebelum tidur.
  • Terapi kognitif-perilaku: Terapi ini dapat membantu mengidentifikasi dan mengubah pola pikir dan perilaku yang mengganggu tidur.
  • Obat-obatan: Obat tidur mungkin diresepkan dokter untuk membantu Anda tidur dalam jangka pendek, namun penggunaannya harus di bawah pengawasan dokter.

(RP6) Cara Mengatasi Insomnia:

Pengobatan insomnia tergantung pada penyebab dan tingkat keparahannya. Berikut beberapa cara yang dapat membantu mengatasi insomnia:

  • Terapi perilaku kognitif untuk insomnia (CBT-I): terapi ini membantu individu untuk mengidentifikasi dan mengubah pola pikir dan perilaku yang mengganggu tidur.
  • Obat-obatan: obat tidur dapat diresepkan untuk membantu individu tidur lebih nyenyak.
  • Perubahan gaya hidup: menerapkan pola tidur yang teratur, menghindari kafein dan alkohol sebelum tidur, berolahraga secara teratur, dan menciptakan lingkungan tidur yang nyaman.

(RP7) Kesimpulan:

Insomnia adalah gangguan tidur yang umum dan dapat memiliki dampak signifikan pada kualitas hidup. Memahami penyebab dan cara mengatasi insomnia dapat membantu individu dan profesional kesehatan untuk mendiagnosis, mengelola, dan mencegah gangguan ini. Dengan pengobatan yang tepat, insomnia dapat diatasi dan kualitas hidup dapat ditingkatkan.

Referensi :

Alternative Therapies in Health and Medicine. Diakses pada 2021.Yoga For Improving Sleep Quality and Quality of Life for Older Adults.

Randomized Controlled Trial. Diakses pada 2021. Increased Physical Activity Improves Sleep and Mood Outcomes In Inactive People With Insomnia: a Randomized Controlled Trial.

WebMD. Diakses pada 2021. Natural Sleep Solutions.

Healthline. Diakses pada 2021. 8 Home Remedies for Insomnia

Mayo Clinic. Diakses pada 2021. Insomnia.

dr. Rizal Fadli 13 September 2021

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *