Hikma Amelia, hikma.2301216@students.um.ac.id
Abstrak Dampak nomophobia terhadap dunia pendidikan mencakup penurunan fokus, produktivitas, dan prestasi belajar, serta meningkatnya stres dan kecemasan. Saat ini ntuk mengatasi tantangan tersebut, strategi-strategi telah diusulkan, termasuk pendidikan akan kesadaran mengenai nomophobia, pembelajaran literasi digital, dan peran sekolah serta orangtua dalam mengelola penggunaan smartphone siswa. Kolaborasi antara berbagai pihak terkait diharapkan dapat memfasilitasi peningkatan kesadaran dan implementasi strategi-strategi tersebut. Dengan demikian, siswa diharapkan dapat mengembangkan keterampilan self-management yang diperlukan untuk mengatasi nomophobia, meningkatkan kinerja akademis, dan memperoleh manfaat positif dari penggunaan teknologi dalam pendidikan.
(RP1) Pengaruh Nomophobia Terhadap Kinerja Akademis
Nomophobia telah menunjukkan dampak yang signifikan pada kinerja akademis siswa. Ketergantungan pada smartphone dapat menyebabkan siswa menjadi kurang fokus dan kurang produktif dalam belajar. Hal ini dapat berdampak pada penurunan kinerja akademis, seperti penurunan nilai, penurunan motivasi belajar, dan penurunan kemampuan analisis. Selain itu, nomophobia juga dapat menyebabkan siswa mengalami stres dan kecemasan yang berlebihan, yang dapat mengganggu kinerja akademis mereka. Oleh karena itu, penting bagi siswa untuk mengatasi nomophobia dan mengembangkan keterampilan self-management untuk mengatur penggunaan smartphone secara bijaksana. Dengan demikian, siswa dapat meningkatkan kinerja akademis mereka dan mengembangkan keterampilan yang lebih baik.
(RP2) Hubungan Antara Kecanduan Smartphone dan Prestasi Belajar
Siswa, terutama di era digital saat ini, semakin mengalami kecanduan smartphone. Studi telah menunjukkan bahwa kecanduan smartphone dapat berdampak pada kinerja akademik siswa. Kecanduan smartphone dapat menyebabkan siswa menjadi kurang fokus, kurang produktif, dan kurang bersemangat untuk belajar. Selain itu, kecanduan smartphone juga dapat menyebabkan stres dan kecemasan yang berlebihan, yang dapat mengganggu prestasi akademik mereka. Oleh karena itu, penting bagi siswa untuk mengatasi kecanduan smartphone dan mempelajari keterampilan manajemen diri untuk mengendalikan penggunaan smartphone secara bijaksana. Dengan melakukan ini, mereka akan memiliki kesempatan untuk meningkatkan hasil belajar mereka dan memperoleh keterampilan yang lebih baik.
(RP3) Strategi Mengatasi Nomophobia di Lingkungan Pendidikan
Kasus nomophobia yang meningkat di kalangan pelajar menjadi perhatian serius bagai dunia pendidikan . Untuk mengatasi dampak negatifnya seperti penurunan prestasi dan kesehatan mental, ada beberapa strategi yang bisa diterapkan di lingkungan pendidikan. Pertama, edukasi dan kesadaran, dengan memberikan pemahaman tentang nomophobia melalui edukasi, seminar, dan materi edukasi yang mudah diakses. Kedua, kebijakan dan aturan, dengan menetapkan aturan penggunaan smartphone di sekolah, menciptakan zona bebas smartphone, dan membatasi akses internet. Ketiga, dukungan dan bimbingan, melalui layanan konseling dan komunitas anti-nomophobia. Terakhir, alternatif kegiatan dan aktivitas, dengan mendorong kegiatan positif di luar sekolah, menyelenggarakan kegiatan menarik, dan menciptakan lingkungan belajar yang kondusif. Dengan menerapkan strategi ini secara konsisten dan kolaboratif, diharapkan pelajar dapat mengatasi nomophobia dan meningkatkan prestasi belajar mereka.
(RP4) Pendidikan Digital Literacy
Pentingnya memperkenalkan konsep literasi digital kepada siswa sebagai bagian dari pendidikan mereka. Literasi digital bukan hanya tentang bagaimana menggunakan teknologi, tetapi juga tentang memahami implikasi etis, sosial, dan psikologis dari penggunaan teknologi tersebut. Pendidikan digital literacy dapat membantu siswa memahami risiko dan dampak negatif dari ketergantungan pada smartphone, termasuk nomophobia. Selain itu, dengan mempelajari literasi digital, siswa dapat mengembangkan keterampilan kritis dalam mengevaluasi informasi online, membedakan antara sumber yang dapat dipercaya dan tidak, serta mengelola waktu layar mereka dengan bijak. Dengan demikian, pemberian pendidikan digital literacy di sekolah dapat membantu siswa menjadi pengguna teknologi yang lebih cerdas dan bertanggung jawab, yang pada gilirannya dapat membantu mereka mengatasi tantangan yang terkait dengan nomophobia dan meningkatkan kualitas hidup digital mereka secara keseluruhan.
(RP5) Penggunaan Teknologi Dalam Pendidikan
Penggunaan teknologi dalam pendidikan sangat penting di era digital saat ini. Namun, ketergantungan pada teknologi bisa berakibat menjadi nomophobia, yaitu kecemasan atau ketakutan berlebihan kehilangan ponsel pintar. Fenomena ini semakin relevan bagi siswa yang sering mengandalkan teknologi untuk berkomunikasi, mengakses informasi, dan menjalankan aktivitas akademik. Penggunaan teknologi dapat membantu siswa dalam mengakses informasi, berkomunikasi dengan guru dan teman, serta menjalankan aktivitas akademik. Namun, ketergantungan pada teknologi harus diatasi agar siswa bisa mengatur penggunaan teknologi secara bijaksana. Hal ini akan meningkatkan kinerja akademis dan keterampilan siswa.
(RP6) Peran Sekolah dan Orangtua dalam Mengelola Penggunaan Smartphone
Sekolah dan orangtua punya peran penting dalam mengatur penggunaan smartphone siswa. Sekolah bisa membantu siswa belajar mengontrol penggunaan smartphone secara bijaksana dengan pelatihan, workshop, dan kebijakan yang jelas. Sekolah juga bisa menjadi contoh yang baik untuk siswa. Di sisi lain, orangtua juga punya peran yang sama pentingnya. Mereka bisa memberikan contoh langsung dengan mengatur batas waktu penggunaan smartphone, membuat kebijakan keluarga tentang penggunaan smartphone, serta memberikan informasi dan bantuan pada siswa. Dengan kerjasama yang baik, sekolah dan orangtua bisa membantu siswa mengembangkan keterampilan self-management untuk mengatur penggunaan smartphone dengan bijaksana.
(RP7) Kesimpulan
Dengan adanya peningkatan kesadaran akan dampak negatif nomophobia terhadap kinerja akademis, penting bagi institusi pendidikan untuk mengadopsi strategi yang memungkinkan siswa mengatasi tantangan ini. Edukasi dan kesadaran mengenai nomophobia, kebijakan yang mengatur penggunaan smartphone, dukungan psikologis, dan alternatif kegiatan positif di luar sekolah adalah beberapa strategi yang bisa diterapkan. Selain itu, pemberian pendidikan digital literacy di sekolah dapat membantu siswa menjadi pengguna teknologi yang lebih cerdas dan bertanggung jawab. Sekolah dan orangtua memiliki peran krusial dalam membimbing siswa dalam mengelola penggunaan smartphone mereka. Dengan kerjasama yang baik antara berbagai pihak terkait, diharapkan siswa dapat mengatasi nomophobia dengan lebih efektif, meningkatkan prestasi belajar mereka, dan mengembangkan keterampilan self-management yang diperlukan untuk sukses dalam era digital ini.
Daftar Pustaka
Rahayu, D. P., Nuqul, F. L., & Khotimah, H. (2020). Pengaruh nomophobia terhadap academic failure pada mahasiswa. Jurnal Psikologi Tabularasa, 15(2), 74–77.
Arake, A., Winarti, Y., Muhammadiyah, U., Timur, K., Samarinda, I., & Kontak. (n.d.). Literature Review : Hubungan Antara Kecanduan Smartphone dengan Prestasi Belajar pada Remaja di Indonesia. 3(2), 2022. Retrieved May 19, 2024
Venazmi Livia Buamona, Suryani Hi Umar, Sapil, N. M., & Happy Karlina M. (2023). Efektifitas Konseling Behavioristik Dengan Teknik Desensitisasi Untuk Mengurangi Nomophobia Di Dalam Ruang Kelas. Syntax Literate : Jurnal Ilmiah Indonesia, 8(5), 3646–3657.
Kurniawaty, I., & Faiz, A. (2022). Urgensi Digital Literasi Menuju Masyarakat Global Citizen. 6, 2614–3097.
Irma, Y. (2022, August 2). HUBUNGAN KECANDUAN SMARTPHONE DENGAN NOMOPHOBIA PADA REMAJA DI SMA NEGERI 3 KOTA PADANG.
Administrator. (2018, March 12). Peran Orang Tua Dalam Pengawasan Penggunaan Gadget Pada Anak – Selamat Datang di Website Resmi Pemerintah Daerah Kota Cimahi. Cimahikota.go.id.