Menembus Tabir Realitas: apa itu dunia paralel?

Diva Misgianti

diva.misgianti.2301216@students.um.ac.id

Abstrak

Istilah “Multiverse” dicetuskan pada tahun 1895 oleh filsuf dan psikolog William James. Istilah ini berarti sekumpulan hipotesis dari semua alam semesta paralel. Berbagai hipotesis mengenai Multiverse telah dikemukakan oleh para astronom, fisikawan, filsuf, dan penulis fiksi. Saat ini, teori multiverse masih menjadi subjek penelitian dan debat dalam komunitas ilmiah. Meskipun masih belum ada bukti langsung yang dapat memastikan keberadaan multiverse, teori ini tetap menjadi salah satu teori paling kontroversial dan menarik dalam sains. Mungkin tidak banyak yang mengetahui teori dunia paralel, tetapi setelah banyak film dan karya fiksi tentang multiverse, banyak orang yang tertarik terhadap teori ini. Sejarah multiverse sendiri juga sudah lama ada. Para ilmuan dengan berbagai teori dan landasannya, perkembangan penelitian di zaman modern.

Pengantar  Dunia Paralel

“Dunia paralel” adalah konsep yang mengacu pada kemungkinan adanya realitas atau dimensi yang berbeda secara bersamaan dengan dunia kita sendiri. Sebuah teori yang dikenal sebagai “dunia paralel” atau biasa, mengatakan bahwa ada kehidupan lain di alam semesta ini yang memiliki cara hidup yang mirip dengan dunia manusia pada umumnya. Secara linguistik, kata “multiverse” dapat berarti beberapa hal, seperti “multisemesta”, “multisemesta”, “jagat majemuk”, “nekasemesta”, atau “multiversum.” Hipotesis multiverse mengatakan bahwa ada banyak alam semesta di dunia ini, salah satunya adalah alam semesta di mana manusia hidup.

Sejarah Penelitian: Evolusi Pemikiran tentang Realitas Paralel

Filsuf dan psikolog William James membuat istilah “Multiverse” pada tahun 1895. Istilah ini berarti sekumpulan teori tentang semua alam semesta paralel. Para astronom, fisikawan, filsuf, dan penulis literatur telah mengemukakan berbagai teori tentang Multiverse. Sangat lama sebelum itu, gagasan Multiverse telah disebutkan dalam banyak agama di seluruh dunia. Alam semesta paralel ini benar-benar ada, terdiri dari sejumlah alam semesta paralel yang tidak dapat diamati dari alam semesta paralel lainnya, dan mematuhi prinsip kesamaan. Dengan kata lain, hukum alam yang mengatur alam semesta paralel ini dianggap memiliki banyak kesamaan. Akibatnya, para penghuni dapat mengunjungi alam semesta paralel lainnya. Karena alasan-alasan yang telah dibahas di atas, kunjungan reciprocal ini dapat membuktikan bahwa Multiverse ini ada. Multiverse tersembunyi adalah namanya.

Namun, teori-teori ini berakhir ketika Aristoteles mengakui gagasan bahwa bumi berfungsi sebagai pusat pergerakan alam semesta. Aristoteles berpendapat dalam De caelo, seperti yang dijelaskan oleh Steven Dick, bahwa jika ada lebih dari satu dunia dalam hal ini, lebih dari satu bumi gerak alam semesta akan menjadi kacau balau karena ada lebih dari satu pusat dunia. Bumi dapat naik dan turun ke pusat yang berbeda. Tidak mungkin ada dunia, alam semesta, atau bumi yang berbeda jika semuanya tetap lurus. Alam semesta dianggap abadi dan permanen berdasarkan teori kosmologi Aristoteles (Dick, 2008).

Teori Fisika: Landasan Ilmiah dari Multiverse

            Beberapa konsep dalam fisika modern didasarkan pada teori multiverse, seperti teori kosmologi inflasi dan teori string. Teori pertama mengatakan bahwa alam semesta mengalami inflasi yang sangat cepat pada tahap awal perkembangan, menghasilkan “gelembung” alam semesta yang berbeda dengan hukum fisika yang berbeda-beda. Teori kedua mengatakan bahwa alam semesta kita adalah bagi Meskipun belum ada bukti langsung tentang keberadaan multiverse, gagasan ini diperkuat oleh konsistensi teori-teori fisika yang ada dan dapat menjawab beberapa pertanyaan fisika teoretis yang belum terjawab.

Implikasi Filosofis: Pertanyaan Etis dan Metafisika tentang Dunia Paralel

Sebaliknya, perspektif multiverse terdiri dari lingkup yang luas dari model-model yang memenuhi aksioma-aksioma. Setiap model mengandung potongan-potongan informasi tentang himpunan yang relevan, terkadang alternatif. Mereka yang mendukung pandangan multiverse percaya bahwa tidak adanya referensi khusus dari aksioma-aksioma teori himpunan tidak akan dan tidak bisa diperbaiki karena teori himpunan adalah tentang dunia himpunan yang berbeda, dengan masing-masing memiliki karakteristik unik yang membedakannya dari yang lain.

Literatur dan Budaya Pop: Representasi Dunia Paralel dalam Karya Fiksi

Representasi budaya populer dalam karya fiksi dapat menjadi cara yang baik untuk memvisualisasikan konsep yang kompleks dan abstrak dalam teori multiverse atau dunia paralel. Dalam beberapa karya seni, seperti film dan animasi, dunia paralel digambarkan sebagai ruang yang berbeda dari yang kita kenal, dengan hukum fisika dan sifat yang berbeda. Dunia paralel digambarkan dalam film “Dr. Strange in the Multiverse of Madness” sebagai ruang yang berbeda yang memiliki waktu, ruang, dan hukum fisika yang berbeda. Dalam beberapa karya animasi, seperti “Probabilitas Paralel”, dunia paralel digambarkan sebagai ruang yang berbeda dengan waktu.

Penelitian Terkini: Pengembangan Teori Multiverse dalam Ilmu Pengetahuan Modern

            Pada abad ke-20, multiverse semakin populer dalam kosmologi. Teori relativitas umum (TRU) Einstein dan model big bang alam semesta mendukung interpretasi Everett (1957) tentang mekanika kuantum (Gunawan, 2020). Multiverse berbentuk model siklus dalam pengertian baru Teori Relativitas Umum sebelum munculnya model inflasi. Dengan asumsi bahwa ada banyak ledakan besar (big bang) di ruang waktu yang lain, yang akan menghasilkan alam semesta lain juga, kemungkinan keberadaan banyak alam semesta (multiverse) meningkat setelah penemuan model inflasi sekitar tahun 1980. Selain itu, model Lemaître-Eddington menunjukkan bahwa alam semesta terus berkembang, yang menghasilkan jarak yang memecah alam semesta dan membaginya menjadi banyak alam semesta, yang mendukung multiverse (Ellis, 2011).

Kontroversi dan Tantangan: Kritik terhadap Konsep Dunia Paralel dan Tanggapan Ilmiahnya

Seorang ahli kosmologi bernama George Ellis berpendapat bahwa sains sangat berbahaya jika mempertahankan hipotesis multiverse. Menurut Ellis (2008), meneliti sesuatu di luar batas pengamatan dapat menyebabkan kesalahpahaman. Teori inflasi, yang dianggap paling mungkin untuk menjelaskan bagaimana multiverse muncul, masih belum menjadi teori yang umum. Jika teori inflasi masih hanya hipotesis, apalagi konsep multiverse? Multiverse jelas bukan bidang sains. Multiverse mungkin benar, tetapi tidak dapat dibuktikan, atau setidaknya belum dapat dibuktikan hingga saat ini. Dalam tulisannya, Kragh menanggapi kekhawatiran Ellis bahwa, dengan menerima kebenaran spekulasi multiverse, manusia sedang memasuki era “mitos kosmis” sebuah era di mana cerita dapat berfungsi sebagai penjelasan akurat tetapi tidak pernah dapat dibuktikan. Ellis (2008).

            Sebaliknya, mereka yang mendukung ide multiverse juga memiliki alasan untuk mendukungnya. Ada “transisi yang samar antara apa yang dapat diamati secara langsung dan apa yang sama sekali tidak dapat diamati”, kata ahli astrofisika Martin Rees. Akibatnya, sains masih memperdebatkan apakah ada alam semesta lain atau tidak. Apalagi, Rees menyatakan bahwa dalam hal pembuktian kebenaran, banyak negara menunggu penemuan alat canggih. Rees berpendapat bahwa apa yang dapat diamati secara kuantitatif (cepat atau lambat tergantung pada waktu) tidak akan mengubah epistemologi benda langit.

Daftar Pustaka

Ellis, G. F. R., Kirchner, U., & Stoeger, W. R. (2004). Multiverses and physical cosmology. Monthly Notices of the Royal Astronomical Society, 347(3), 921–936. https://doi.org/10.1111/j.1365- 2966.2004.07261.x

Romli, Sunaryo. 2016. Perkembangan dan Kontroversi Mengenai Eksistensi Multiverse. Pancasakti Science Education Journal, 8(1)Hal: 15-22. DOI:  https://doi.org/10.24905/psej.v8i1.161

Antonov, Alexander, A. 2015. Hidden Multiverse. International Journal of Advanced Research in Physical Science (IJARPS) Volume 2, Issue 1.

Antos, Carolin., Sy-David Friedman., Radek Honzik1., Claudio Ternullo. 2015. Multiverse conceptions in set theory. DOI 10.1007/s11229-015-0819-9

Kragh, Helge. 2009. Contemporary History of  Cosmology and the Controversyover the Multiverse. ANNALS  OFSCIENCE, 66 (4). DOI: 10.1080/00033790903047725

Nur, Shofiyyah Fauzi. 2022. Perjalanan Melintasi Ruang Waktu dan Keberadaan Dunia Paralel (Multiverse) dengan Black Hole.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *