PERAN GANDA? MENGAPA TIDAK DIBAGI DUA?

Yusnia Indah Zainurrohmah, yusnia.indah.2301216@students.um.ac.id

Abstrak : Perempuan memiliki dua beban untuk satu waktu yang sama. Pelimpahan urusan domestik kepada perempuan, sedang di sisi lain ia harus bekerja merupakan contoh sederhana yang masih mengakar di masyarakat. Banyak kasus perempuan depresi akibat dari beban ganda ini. Regulasi untuk kesejahteraan pekerja terutama perempuan pun masih abu-abu. Harus diakui bahwa beban ganda memberikan dampak positif semacam fleksibilitas pada perempuan. Namun, di sisi lain beban ganda ini juga menyusahkan perempuan untuk mengembangkan potensi diri karena kurangnya waktu. Perempuan dengan beban ganda tidak akan sempat untuk memikirkan dirinya dikarenakan waktunya tersita untuk mengurus rumah tangga dan bekerja. Untuk meringankan beban tersebut, perempuan membutuhkan dukungan dari pasangan, keluarga, dan teman.

(RP1) Konflik dan Peran Ganda

Banyak perempuan di zaman sekarang menghadapi konflik peran ganda. Hal ini terjadi ketika harapan dan tuntutan yang terkait dengan dua peran berbeda berbenturan, menyebabkan kecemasan dan dilema. Seorang perempuan profesional diharapkan untuk bersikap tegas dan kompetitif di tempat kerja, tetapi juga diharapkan untuk menjadi ibu yang penuh kasih sayang dan pengasuh yang selalu siaga di rumah. Ini adalah contoh yang paling umum. Kedua peran ini sering memiliki tuntutan yang bertentangan, yang dapat menyebabkan stres, kelelahan, dan bahkan depresi bagi wanita yang mengambilnya.

Konflik peran ganda dipengaruhi oleh ekspektasi sosial dan faktor struktural. Kebijakan perusahaan yang tidak ramah perempuan, kurangnya akses ke layanan penitipan anak yang terjangkau, dan norma gender yang masih kaku adalah beberapa faktor struktural.

Perempuan yang mengalami konflik peran ganda seringkali merasa terjebak dan kehilangan jati diri mereka, dan mereka merasa tidak mampu memenuhi semua ekspektasi yang diberikan kepada mereka, yang dapat berdampak negatif pada kesehatan mental dan emosional mereka.

(RP2) Tekanan dan Paksaan dari Keluarga

Wanita Bekerja: Antara Tanggung Jawab dan Ambisi Wanita seringkali menghadapi dilema yang sulit untuk menyeimbangkan tuntutan pekerjaan mereka dengan tanggung jawab rumah tangga, anak-anak, dan orang tua. Mereka dituntut untuk tetap fokus dan profesional dalam menjalankan tugas di kantor, tetapi keluarga mereka membutuhkan kehadiran mereka, kasih sayang, dan perhatian.

Ada perbedaan antara apa yang diharapkan dan apa yang terjadi, yang menyebabkan peran ganda ini muncul. Orang-orang di masyarakat umumnya masih percaya bahwa mengurus rumah tangga dan anak-anak adalah tugas utama perempuan. Hal ini menyebabkan perempuan yang bekerja merasa terbebani dan perhatiannya terpecah.

(RP3) Emosi dan Waktu

Konflik peran ganda melibatkan emosi dan aktivitas fisik. Kebingungan dan kelelahan emosional dapat muncul sebagai akibat dari beralih dari peran profesional yang tegas ke peran pasangan atau ibu yang penuh kasih dan perhatian. Wanita dapat mengalami kesulitan psikologis karena merasa bersalah karena tidak hadir untuk keluarga dan ragu untuk memenuhi kedua tanggung jawabnya.

Selain itu, keterbatasan waktu juga menjadi faktor penentu. Bagi perempuan yang bekerja, adalah tugas yang rumit untuk membagi waktu secara adil dan bijaksana antara tuntutan pekerjaan dan keluarga. Keterbatasan waktu seringkali menghalangi keinginan untuk memberikan yang terbaik untuk semua pihak.

(RP4) Keseimbangan yang Sulit

Solusi yang selalu mudah adalah memisahkan pekerjaan dan keluarga. Berjalan di atas tali tipis seringkali ketika mencoba mengimbangi tuntutan profesional dengan tanggung jawab rumah tangga. Dilema ini semakin aneh ketika situasi tak terduga muncul. Misalnya, ketika anak sakit di rumah saat ada rapat penting di kantor, atau ketika tenggat waktu proyek mendesak tetapi ingin tetap romantis.

Menentukan solusi yang ideal untuk keadaan ini bukanlah hal yang mudah. Dalam menangani masalah ini, setiap wanita menggunakan pendekatan dan taktik yang berbeda. Yang terpenting adalah mencari dukungan dari orang-orang terdekat dan menjalin komunikasi yang terbuka dan jujur dengan keluarga dan rekan kerja. Penyesuaian dan fleksibilitas juga sangat penting. Mungkin ada saat-saat di mana fokus harus lebih tertuju pada pekerjaan, tetapi pada saat lain keluarga harus menjadi hal yang paling penting. Belajar memprioritaskan, berkompromi, dan memanfaatkan waktu yang ada sangat penting.

(RP5) Harmoni Dalam Lingkungan Keluarga

Di balik kesibukan dan tantangan yang dihadapinya, peran ganda perempuan sejatinya memiliki tujuan mulia: menciptakan harmoni dan kedamaian dalam keluarga. Peran ini tidak hanya membagi tugas, tetapi juga menunjukkan cinta, kasih sayang, dan komitmen kepada keluarga.

Membutuhkan berbagai kemampuan penting dari perempuan untuk mencapai harmoni ini. Pertama, kemampuan untuk memberikan prioritas. Perempuan harus tahu apa yang penting pada waktu tertentu dan tahu cara mengatur waktu dan energi mereka dengan bijak. Kedua, komunikasi yang baik. Komunikasi yang terbuka dan jujur dengan suami, anak-anak, dan anggota keluarga lainnya sangat penting untuk mendapatkan dukungan dan pemahaman satu sama lain. Ketiga, mengatur waktu dengan baik. Perempuan harus belajar mengatur waktu secara efektif agar mereka dapat menyelesaikan semua tanggung jawabnya tanpa mengorbankan waktu yang berharga bersama keluarga mereka.

(RP6) Dukungan Sosial

Dukungan sosial menawarkan perlindungan di tengah tekanan dan kelelahan bagi perempuan yang menghadapi konflik peran ganda. Teman, keluarga, dan rekan kerja dapat memberikan dukungan ini. Dengan teman yang tahu tentang keadaan dan kesulitan perempuan yang bekerja, mereka dapat menjadi tempat untuk berbagi cerita, berbagi curahan hati, dan mendapatkan nasihat. Dengan mengambil alih beberapa tugas rumah tangga atau mengasuh anak, keluarga, terutama pasangan yang pengertian dan mendukung, dapat meringankan beban. Untuk memenuhi kebutuhan perempuan yang memiliki tanggung jawab rumah, rekan kerja yang mendukung dapat membantu menciptakan lingkungan kerja yang fleksibel.

Dukungan sosial tidak hanya dapat mengurangi stres dan keputusasaan, tetapi juga dapat menawarkan solusi inovatif dan praktis untuk berbagai tantangan. Keluarga dan teman dapat memberikan bantuan nyata, seperti mengasuh anak saat dibutuhkan, membantu menyelesaikan pekerjaan rumah tangga, atau memberi saran tentang cara menyelesaikan masalah. Rekan kerja dapat berbagi saran dan metode untuk menyeimbangkan pekerjaan dan keluarga, serta membantu perempuan menemukan pilihan yang sesuai dengan keadaan dan kebutuhannya.

(RP7) Menghargai Fleksibilitas

Peran ganda perempuan memiliki sisi positif yang patut diapresiasi di balik berbagai kesulitan dan kompleksitasnya. Kekuatan dan kehebatan mereka terletak pada kemampuan mereka untuk beradaptasi, fleksibel, dan melakukan berbagai peran sekaligus. Perempuan adalah pekerja yang rajin, ibu yang sayang, pasangan yang setia, dan banyak lagi.Salah satu langkah penting menuju pemahaman yang lebih baik dan kesetaraan adalah mengakui peran ganda perempuan.

Kita dapat menciptakan masyarakat yang lebih adil dan inklusif dengan menghargai dan mendukung peran ganda perempuan. Masyarakat seperti itu akan memberikan perempuan kesempatan yang sama untuk berkembang dan berkarya tanpa terbebani oleh norma dan stereotip tentang gender. Jalan menuju kesetaraan gender masih panjang. Namun, dengan melakukan beberapa langkah kecil, seperti mengakui peran ganda perempuan, kita dapat membangun masa depan yang lebih cerah dan penuh peluang bagi semua.

Daftar Pustaka

Anggriana, T. M., Margawati, T. M., & Wardani, S. Y. (2016). KONFLIK PERAN GANDA PADA DOSEN PEREMPUAN DITINJAU DARI DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA. Counsellia: Jurnal Bimbingan Dan Konseling, 5(1), Article 1. https://doi.org/10.25273/counsellia.v5i1.269

Apollo -, & Cahyadi, A. (2013). KONFLIK PERAN GANDA PEREMPUAN MENIKAH YANG BEKERJA DITINJAU DARI DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA DAN PENYESUAIAN DIRI |—| Widya Warta. http://portal.widyamandala.ac.id/jurnal/index.php/warta/article/view/99

Hidayati, N. (2016). BEBAN GANDA PEREMPUAN BEKERJA (Antara Domestik dan Publik). Muwazah, 7(2). https://doi.org/10.28918/muwazah.v7i2.516

Indriani, D., & Sugiasih, I. (2018). DUKUNGAN SOSIAL DAN KONFLIK PERAN GANDA TERHADAP KESEJAHTERAAN PSIKOLOGIS KARYAWATI PT. SC ENTERPRISES SEMARANG. Proyeksi, 11(1), Article 1. https://doi.org/10.30659/jp.11.1.46-54

Iswari, R. I., & Pradhanawati, A. (2018). Pengaruh Peran Ganda, Stres Kerja dan Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Karyawan Perempuan. Jurnal Administrasi Bisnis, 7(2), 83–94. https://doi.org/10.14710/jab.v7i2.22693

KONFLIK PERAN GANDA PADA DOSEN WANITA | Jurnal Kependidikan. (n.d.). Retrieved April 7, 2024, from http://e-journallppmunsa.ac.id/index.php/kependidikan/article/view/902

Triatmanto, B., & Wahyuni, N. (2023). Konflik Peran Ganda Perempuan terhadap Kinerja Melalui Stress Kerja pada Karyawan Bank. IQTISHODUNA Jurnal Ekonomi Dan Bisnis Islam, 19(1), Article 1.

Zuhdi, S. (2019). MEMBINCANG PERAN GANDA PEREMPUAN DALAM MASYARAKAT INDUSTRI. Jurnal Jurisprudence, 8(2), Article 2. https://doi.org/10.23917/jurisprudence.v8i2.7327

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *