Hanifah Az Zahra, hanifah.az.2301216@students.um.ac.id
Gen Z, atau generasi yang lahir antara pertengahan 1990-an hingga awal 2010-an, memainkan peran penting dalam kebijakan dan inovasi teknologi pangan. Mereka adalah generasi yang tumbuh dengan teknologi digital, internet, dan media sosial, yang membuat mereka lebih terbuka terhadap perubahan dan cepat beradaptasi dengan hal-hal baru. Di bidang teknologi pangan, Gen Z membawa semangat dan kreativitas yang segar. Mereka bukan hanya konsumen, tetapi juga produsen dan penggerak inovasi. Banyak dari mereka terlibat dalam start-up yang fokus pada keberlanjutan dan teknologi pangan, seperti pengembangan daging nabati, makanan cetak 3D, dan pertanian vertikal. Melalui platform media sosial, Gen Z juga mempengaruhi tren makanan dan gaya hidup sehat, mendorong permintaan akan produk-produk yang lebih ramah lingkungan dan etis.
Selain itu, Gen Z juga mulai terlibat dalam pengambilan keputusan kebijakan pangan. Mereka menggunakan suara dan platform mereka untuk mendesak pemerintah dan industri agar lebih memperhatikan isu-isu seperti perubahan iklim, keberlanjutan, dan kesejahteraan hewan. Petisi online, kampanye media sosial, dan gerakan akar rumput menjadi alat mereka untuk membuat perubahan nyata. Mereka juga aktif dalam pendidikan dan penyuluhan, berusaha meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya inovasi dalam teknologi pangan dan dampaknya terhadap lingkungan. Dengan akses yang luas terhadap informasi dan jaringan global, Gen Z mampu memobilisasi dukungan dan bekerja sama lintas batas untuk mendorong transformasi dalam sistem pangan. Jadi, tidak mengherankan jika generasi ini akan menjadi pendorong utama dalam menciptakan masa depan pangan yang lebih baik dan berkelanjutan.