Ridho Bima Suliantoro Putra ridho.bima.2301216@students.um.ac.id
Abstrak
Pemahaman orangtua mengenai permainan game online dapat menjadi landasan utama dalam pengawasan anak terkait peran orangtua dalam meminimalisir kecanduan game online pada anak, serta mengetahui perilaku anak setelah orangtua meminimalisir kecanduan game online. Metode penelitian kualitatif dengan pendekatan fenomenologi. Subyek penelitian terdiri dari 6 orang dari 3 pasangan orangtua yang memiliki anak kecanduan game online, dengan usia 10-15 tahun. Hasil penelitian ini yaitu: dampak kecanduan game online pada anak terdapat dua dampak yang ditimbulkan; dampak positif (menambah aktivitas otak dan menambah teman), dampak negatif yaitu dampak sosial, psikis, fisik, peran orangtua meminimalisir kecanduan game online yang telah diberikan; mengawasi anak, memberikan batasan waktu bermain, memberikan hukuman yang dapat menghentikan anak untuk bermain game online, mematikan WIFI dan menyita handphone, perilaku anak ketika orangtua meminimalisir kecanduan game online yakni: anak mampu mengatur waktu beraktivitas setiap hari, anak patuh terhadap orangtua dan anak sopan dalam berbicara..
(RP 1) Peran Orang tua
Orangtua merupakan pendidik utama dan pertama bagi anak-anak mereka, karena dari merekalah awal dari anak memperoleh pendidikan. Dengan demikian bentuk pertama dari pendidikan terdapat dalam keluarga. Pada umumnya pendidikan dalam rumah tangga itu bukan berpangkal tolak dari kesadaran dan pengertian yang lahir dari pengetahuan mendidik, melainkan karena secara kodrati suasana dan strukturnya memberikan kemungkinan alami membangun situasi pendidikan. Situasi pendidikan itu terwujud berkat adanya pergaulan dan hubungan pengaruh mempengaruhi secara timbal balik antara orangtua dan anak
(RP 2) peran orang tua dalam penanangan kecanduan game online
Pengetahuan orangtua tentang game online dapat menjadi dasar sebagai pengawasan anak, orangtua sering hanya mengingatkan, tanpa ada kontrol dan pendidikan dalam pengawasan anak. Orangtua sibuk dengan aktivitasnya masing-masing sehingga kesempatan dalam mendidik dan memberikan pengetahuan pada anak akhirnya menjadi terbatas. Pengawasan dalam kebiasaan bermain anak menjadi sangat renggang, sehingga anak mulai terbiasa dengan kebiasaannya bermain game online, kurangnya pengetahuan ini bisa berdampak buruk bagi kebiasaan anak bermain game.
(RP 3) kurangnya pengetahuan orang tua
Materi sosialisasi yang diberikan berupa pemahaman penggunaan Gadget yang bermanfaat bagi anak usia sekolah, waktu penggunaan gadget bagi anak usia sekolah, penjelasan tentanggame online, kapan anak dikategorikan kecanduan terhadap game online,dan bagaimana peran orang tua dalam meminimalisir serta menghindari kecanduan game online khususnya pada anak usia sekolah. Peserta sosialisasi diberikan kesempatan untuk berdiskusi baik tanya jawab maupun berbagi pengalamannya
(RP 4) Akibat kecanduan game online
Kecanduan game online mengakibatkan kesehatan remaja menurun. remaja yang kecanduan game online memiliki daya tahan tubuh yang lemah akibat kurangnya aktivitas fisik, kurang waktu tidur, dan sering terlambat makan. Banyaknya adegan game online yang memperlihatkan tindakan kriminal dan kekerasan, seperti: perkelahian, perusakan, dan pembunuhan secara tidak langsung telah memengaruhi alam bawah sadar remaja bahwa kehidupan nyata ini adalah layaknya sama seperti di dalam game online tersebut
(RP 5) Orang Tua sebagai Pendidik.
Dalam menanggulangidampak negatif penggunaan gadget orang tua harus mampu mendidik dan mengarahkan anaknya sejak dini melalui sikap dan perbuatan yang sepatutnya dicontoh oleh anak –anaknya. Sebuah keluarga disarankan untuk lebih memperhatikan penggunaan gadgetpada anak saat dirumah dengan cara memberikan batasan waktu untuk bermain gadgetpada anak saat dirumah dengan melakukan hal yang menarik seperti mengajak bermain diluar rumah, ajak anak untuk lebih banyak beraktivitas (olahraga, bermain musik, dll), dan bersosialisasi dengan teman sebayanya. Peran orang tua dalam mengawasi penggunaan gadgetuntuk anak-anak SD/sederajat adalah dilakukan melalui pengawasan waktu dan pengawasan akses yang digunakan oleh anak-anak melalui gadget, tingkat SMP/sederajat adalah masih dikontrol hanya tidak seperti anak sekolah dasar, saat di sekolah menengah/pendidikan yang setara dengan mengawasi kegiatan anak-anak dalam menggunakan gadgetyang tidak menahan
(RP 6) pengawasan orang tua
bermain game tanpa pengawasan orangtua juga dapat berdampak negatif terhadap anak, karena tidak semua game aman untuk dimainkan oleh anak. Hal ini dapat kita lihat dari banyaknya game-game yang mulai dilarang untuk dimainkan karena membawa dampak negatif terhadap anak seperti berperilaku agresif dan mengikuti hal yang tidak baik pada game tersebut, seperti berkelahi dan sebagainya. Lebih jauh dari itu, Game Online banyak mengandung adegan kekerasan baik secara verbal atau pun non verbal yang akan menjadi contoh buruk untuk perkembangan anak terutama pada perilaku anak tersebut. .
(RP 7) Hasil Kurangnya Pengawasan Orang Tua
jika anak bermain game yang terdapat kekerasan di dalamnya seperti int Blank, PubG, crossfire dan sebagainya. Anak akan meniru perilaku dan mempraktekan kepada temannya. Menurut pakar psikologi Douglas Yahudi dan Craig Anderson menunjukkan bahwa ada kemungkinan kekerasan dalam Game Online memungkinkan memiliki efek lebih kuat menimbulkan agresi terhadap anak dibandingkan dengan pengaruh media terdahulu.
Kesimpulan
Orang tua memiliki peran penting sebagai pendidik utama yang pertama bagi anak-anak, memberikan pendidikan dasar dalam keluarga yang secara alami membentuk situasi pendidikan. Namun, kurangnya pengetahuan dan kontrol yang efektif dari orang tua terhadap game online dapat menyebabkan kecanduan pada anak, yang berdampak negatif pada kesehatan fisik dan mental mereka serta prestasi akademik. Orang tua harus meningkatkan pengetahuan mereka tentang game online, menetapkan batas waktu bermain, dan memberikan aktivitas alternatif yang menarik untuk anak. Pengawasan yang konsisten dan komunikasi efektif antara orang tua dan anak dapat membantu mengatasi kecanduan game online dan meminimalisir dampak negatifnya, seperti meniru perilaku agresif dari game yang tidak pantas. Dengan demikian, pengawasan orang tua yang baik dapat membentuk penggunaan gadget yang sehat dan seimbang pada anak, mendukung perkembangan mereka secara keseluruhan.prestasi akademik dan moral remaja lebih dominan, terutama jika tidak diatur dengan baik.
. Sumber
- Amri, S. R. (2023). Peran orangtua dalam meminimalisir kecanduan game online pada anak.
- Hermawan, D., & Kudus, W. A. (2021). Peran orang tua dalam mencegah anak kecanduan bermain game online di era digital. Jurnal Pendidikan Indonesia, 2(05), 778-789.
- Hidayatuladkia, S. T., Kanzunnudin, M., & Ardianti, S. D. (2021). Peran orang tua dalam mengontrol penggunaan gadget pada anak usia 11 tahun. Jurnal Penelitian Dan Pengembangan Pendidikan, 5(3), 363-372.
- Renata, M., Nurdiantara, R. R., & Nurhakim, T. F. (2023). Pengalaman Komunikasi Interpersonal Orang Tua Dan Anak Usia 8-10 Tahun Dalam Memahami Dampak Dari Bermain Game Online Dan Dampaknya Terhadap Prestasi Di Sekolah. KOMVERSAL, 5(1), 25-39.
- Sari, Y. P. (2022). Peran Orang Tua dalam Mengatasi Perilaku Menyimpang Remaja Akibat Game Online Higgs Domino di Kelurahan Padang Kapuk Bengkulu Selatan (Doctoral dissertation, UIN Fatmawati Sukarno Bengkulu).Rahyuni, R., Yunus, M., & Hamid, S. (2021). Pengaruh game online terhadap motivasi belajar dan prestasi belajar siswa SD Kecamatan Pammana Kabupaten Wajo.