Perlukah Mahasiswa Bergabung dengan Organisasi?

Ulya Diana

ulya.diana.2301216@students.um.ac.id 

Abstrak Mahasiswa sering dihadapkan pada pertanyaan apakah mereka perlu bergabung dengan organisasi di kampus. Pertanyaan ini memunculkan perdebatan antara keuntungan dan kerugian. Tulisan ini membahas secara komprehensif tentang perlunya mahasiswa bergabung dengan organisasi. Penelitian menunjukkan bahwa bergabung dengan organisasi dapat memberikan banyak manfaat, termasuk pengembangan keterampilan kepemimpinan, jaringan sosial yang luas, dan kesempatan untuk berkontribusi pada masyarakat. Namun demikian, ada juga argumen yang menyatakan bahwa terlalu banyak keterlibatan dalam organisasi dapat mengganggu fokus pada akademik dan mengakibatkan stres tambahan. Oleh karena itu, penilaian individu terhadap kebutuhan dan prioritas pribadi mereka penting dalam memutuskan apakah mereka perlu bergabung dengan organisasi. Studi ini menyimpulkan bahwa sambil mempertimbangkan manfaat dan risiko, partisipasi dalam organisasi dapat menjadi pengalaman yang bernilai bagi mahasiswa yang ingin mengembangkan diri mereka secara holistik.

Organisasi dalam Pengembangan Kepribadian Mahasiswa 

Organisasi kemahasiswaan di perguruan tinggi merupakan tempat untuk melatih siswa agar siap terjun ke masyarakat. Dalam organisasi kemahasiswaan, mahasiswa dituntut untuk menyuarakan pendapatnya, mengambil keputusan secara cepat, memiliki tanggung jawab yang kuat, dan mengembangkan keterampilan yang bijaksana. Berorganisasi juga langkah awal untuk memperluas peluang dalam program-program kompetisi, seperti magang, program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM), atau beasiswa. Kesimpulannya, mahasiswa berorganisasi dianggap penting dalam pengembangan diri karena ia menyediakan kesempatan untuk melatih dan mengembangkan berbagai keterampilan yang dapat digunakan dalam kehidupan sehari-hari, serta memperluas peluang dalam program-program yang bersaing dan memfasilitasi jaringan dan hubungan dengan alumni sukses. 


Pro dan kontra terkait organisasi untuk mahasiswa 

Sebagian mahasiswa pro atau mendukung tentang pentingnya keberadaan organisasi di lingkungan kampus. Mereka berpendapat bahwa organisasi dapat menjadi wadah bagi mahasiswa untuk mengasah keterampilan sosial, kepemimpinan, dan kolaborasi yang sangat berharga dalam kehidupan sehari-hari. Salah satu manfaat utama lainnya adalah pengembangan psikologis. Menurut studi, bergabung dengan organisasi mahasiswa di kampus memiliki dampak positif pada kesehatan mental mahasiswa. Di sisi lain, ada pula mahasiswa yang kontra jika terlibat dalam organisasi karena khawatir hal tersebut akan menghabiskan waktu dan energi mereka, sehingga mengganggu fokus mereka pada tugas-tugas akademik. Setelah mahasiswa terlibat dalam organisasi, mereka seringkali harus berpartisipasi dalam pertemuan mingguan dan bulanan serta berkontribusi dalam proyek yang tersedia. Kegiatan ini membuat banyak mahasiswa merasa terpaksa untuk menghadiri proyek dari organisasi meninggalkan studi mereka. Dalam lingkungan yang tidak mendukung, mahasiswa dapat mengalami cedera diri yang besar. Oleh karena itu, penting bagi mahasiswa untuk mengevaluasi nilai-nilai yang dimiliki oleh organisasi sebelum memutuskan untuk bergabung.

Peningkatan Diri dan Penemuan Diri Melalui Peran Aktif dalam Organisasi Kampus 

Hasil penelitian menunjukkan bahwa mahasiswa yang aktif dalam organisasi memiliki tingkat kecerdasan emosional yang lebih tinggi daripada mereka yang tidak terlibat. Perbedaan ini dapat dijelaskan oleh beragam proses yang terjadi di dalam organisasi, yang meliputi komunikasi, pengambilan keputusan, evaluasi kinerja, sosialisasi, dan pengembangan karir, yang semuanya melibatkan interaksi dan hubungan antar individu. Melalui peran aktif dalam organisasi kampus, mahasiswa memiliki kesempatan unik untuk mengeksplorasi minat dan bakat mereka dengan lebih mendalam. Misalnya, seorang mahasiswa yang tertarik dalam bidang kepemimpinan dapat mengambil peran sebagai ketua atau anggota eksekutif dalam sebuah organisasi. Di sisi lain, mahasiswa yang memiliki minat dalam advokasi sosial dapat terlibat dalam kegiatan sukarela atau kampanye yang diselenggarakan oleh organisasi mahasiswa terkait. Selain itu, melalui interaksi dengan anggota lainnya yang memiliki latar belakang dan minat yang berbeda, mahasiswa dapat memperluas jaringan sosial mereka dan mendapatkan wawasan baru tentang berbagai isu. Dengan demikian, peran aktif dalam organisasi kampus bukan hanya tentang memperoleh pengalaman, tetapi juga merupakan proses penemuan diri yang mengarah pada pengembangan pribadi yang lebih khusus dan berarti.

Pentingnya keseimbangan, antara akademik dan kegiatan organisasi 

Keseimbangan merupakan salah satu aspek yang sangat penting dalam konteks mahasiswa berorganisasi. Keseimbangan ini dapat diterapkan dalam berbagai hal, mulai dari hubungan sosial, kewirausahaan, hingga kesehatan. Keseimbangan ini menjadi penting karena pendidikan dan kegiatan organisasi harus disusun secara sistematis dan teratur. Keseimbangan ini juga mempengaruhi kinerja mahasiswa dalam organisasi, karena keseimbangan dapat membantu mahasiswa untuk menjaga kesehatan, mengelola waktu, dan mengendalikan kepuasan. Selain itu, keseimbangan juga berpengaruh pada kemajuan organisasi, karena keseimbangan dapat membantu organisasi untuk mengatur kegiatan dengan baik dan efisien. Dalam konteks mahasiswa organisasi, keseimbangan merupakan faktor yang sangat penting untuk diperhatikan, karena ia dapat membantu mahasiswa untuk menjadi lebih efisien, terintegrasi, dan terkonsentrasi dalam berbagai aspek kegiatan organisasi.

Prioritaskan kebutuhan terpenting  sebagai mahasiswa

Prioritas dapat diterapkan dalam berbagai hal, mulai dari pendidikan, kegiatan organisasi, hingga kehidupan sehari-hari. Prioritas ini menjadi penting karena kegiatan organisasi harus disusun secara sistematis dan teratur. Prioritas ini juga mempengaruhi kinerja mahasiswa dalam organisasi, karena prioritas dapat membantu mahasiswa untuk menjaga kesehatan, mengelola waktu, dan mengendalikan kepuasan. Selain itu, prioritas juga berpengaruh pada kemajuan organisasi, karena prioritas dapat membantu organisasi untuk mengatur kegiatan dengan baik dan efisien. Dalam konteks mahasiswa berorganisasi, prioritas merupakan faktor yang sangat penting untuk diperhatikan, karena ia dapat membantu mahasiswa untuk menjadi lebih efisien, terintegrasi, dan terkonsentrasi dalam berbagai aspek kegiatan organisasi. Prioritas juga dapat membantu mahasiswa untuk menjaga keseimbangan, karena prioritas dapat membantu mahasiswa untuk menjaga keseimbangan antara pendidikan, kegiatan organisasi, dan kehidupan sehari-hari.

Risiko mahasiswa berorganisasi

Organisasi disarankan agar mahasiswa lebih aktif dalam mengambil peran dalam kehidupan. Namun, terdapat juga risiko yang harus dipertimbangkan oleh mahasiswa jika mereka berorganisasi.Salah satu risiko yang mungkin terjadi adalah kemungkinan pengalaman buruk dalam organisasi. Mahasiswa yang berorganisasi dapat mengalami pengalaman yang tidak positif karena adanya konflik, kekurangan komunikasi, ataupun kekurangan pengurusan. Hal ini dapat menyebabkan peningkatan stres dan kebencian. Selain itu, ada risiko siswa menjadi terlalu sibuk dalam organisasi kemudian mengurangi waktu yang mereka gunakan untuk mengerjakan tugas. Hal ini dapat menyebabkan siswa tidak mencapai tujuan yang diinginkan. Selain itu, ada risiko yang siswa dapat terlibat dalam kegiatan yang tidak sesuai dengan tujuan organisasi. Misalnya, mahasiswa yang berorganisasi dalam organisasi politik dapat terlibat dalam kegiatan yang tidak sesuai dengan tujuan organisasi, seperti mengurus kegiatan yang tidak ada hubungannya dengan politik. Untuk mengurangi risiko-risiko tersebut, mahasiswa harus memilih organisasi yang sesuai dengan tujuan mereka dan mencari informasi mengenai kegiatan organisasi tersebut. 

Tantangan yang harus dihadapi 

Salah satu tantangan utama yang dihadapi oleh mahasiswa yang terlibat dalam organisasi adalah menyeimbangkan komitmen organisasi dengan tuntutan akademik dan kehidupan pribadi. Mahasiswa sering kali harus mengelola waktu mereka dengan cermat agar dapat menghadiri pertemuan, acara, dan proyek organisasi, sementara tetap fokus pada studi dan pekerjaan lainnya. Selain itu, menjadi bagian dari sebuah organisasi juga dapat membawa tekanan sosial dan ekspektasi untuk berkontribusi secara signifikan, yang mungkin bertentangan dengan kebutuhan untuk menjaga keseimbangan hidup yang sehat. Tantangan lainnya termasuk menavigasi dinamika internal organisasi, seperti konflik interpersonal atau perbedaan pendapat dalam pengambilan keputusan. Bagi sebagian mahasiswa, tantangan ini dapat menjadi peluang untuk mengembangkan keterampilan kepemimpinan, kerjasama tim, dan resolusi konflik. Namun, bagi yang lain, dapat menjadi sumber stres tambahan. Oleh karena itu, penting bagi mahasiswa yang terlibat dalam organisasi untuk memiliki kemampuan manajemen waktu yang baik, komunikasi yang efektif, dan kesadaran diri yang kuat agar dapat mengatasi tantangan tersebut dengan sukses. 

Daftar Pustaka

Kosasih, K. (2017). Peranan Organisasi Kemahasiswaan Dalam Pengembangan Civic Skills Mahasiswa. Jurnal Pendidikan Ilmu Sosial, 25(2), 188-198.

Singarimbun, O. S. N. B., Qoni’ah Nur Wijayanti, S. I., & Ikom, M. (2024). PERAN KOMUNIKASI ORGANISASI DALAM MENINGKATKAN MINAT MAHASISWA UNIVERSITAS TRUNOJOYO MADURA PADA DUNIA PERKULIAHAN. Jurnal Media Akademik (JMA), 2(1).

Caesari, Y. K., & Listiara, A. (2013). “Kuliah versus organisasi” studi kasus mengenai strategi belajar pada mahasiswa yang aktif dalam organisasi mahasiswa pecinta alam universitas diponegoro. Jurnal Psikologi, 12(2), 164-175.

Pratiwi, S. S. (2017). Pengaruh keaktifan mahasiswa dalam organisasi dan motivasi belajar terhadap prestasi belajar mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Yogyakarta. Jurnal Pendidikan dan Ekonomi6(1), 54-64.

Suranto, S., & Rusdianti, F. (2018). Pengalaman berorganisasi dalam membentuk soft skill mahasiswa. Jurnal Pendidikan Ilmu Sosial28(1), 58-65.

Fitriana, A., & Kurniasih, N. (2021). Prestasi Belajar Mahasiswa (Studi Mahasiswa PAI yang Aktif Berorganisasi Di IAIIG Cilacap). Jurnal Tawadhu5(1), 44-58.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *