STEREOTIP GENDER DALAM PENDIDIKAN: TANTANGAN TERBESAR MENCAPAI KESETARAAN GENDER

Olivia Novena Widyaputri

olivia.novena.2301216@students.um.ac.id 

Abstrak Setiap masyarakat memiliki cara pandangnya sendiri mengenai suatu permasalahan maupun topik-topik sosial, salah satunya pendidikan. Sayangnya, cara pandang tersebut terkadang cenderung mengkotak kotakkan bahkan berakhir menjadi stereotip terhadap suatu pihak, khususnya terhadap salah satu jenis kelamin. Hal inilah yang disebut stereotip gender. Stereotip gender tidak hanya terjadi pada saat pembagian peran saja namun, kesempatan pendidikan juga salah satunya. Pandangan bahwa salah satu gender dinilai lebih unggul di salah satu bidang mata pelajaran, tidak perlunya sekolah dan karir yang tinggi jika berakhir sebagai ibu rumah tangga dan sebagainya. Inilah mengapa stereotip menjadi tantangan dalam mencapai kesetaraan gender.

Pendidikan yang setara gender sangat penting untuk mencapai kesetaraan gender di masyarakat. Dalam pendidikan, kesetaraan gender berarti memberikan kesempatan yang sama bagi siswa laki-laki dan perempuan untuk mengembangkan potensi mereka secara penuh tanpa diskriminasi berdasarkan gender. Hal ini dapat dicapai dengan menghilangkan stereotipe gender yang dapat membatasi kemampuan siswa dalam memilih jurusan, mata pelajaran, dan karier yang sesuai dengan minat dan bakat mereka.

Stereotip gender dalam pendidikan adalah fenomena yang sangat penting untuk dipahami dan diatasi. Dalam beberapa tahun terakhir, penelitian telah menunjukkan bahwa stereotip gender dapat mempengaruhi pilihan karier siswa, terutama dalam bidang pendidikan. 

Stereotip gender dalam pendidikan dapat berupa pelabelan yang sudah lama terbentuk dalam kehidupan masyarakat. Menurut Ramadhani (2020), stereotip gender adalah sebuah keyakinan yang berkaitan dengan perilaku yang membedakan perempuan dan laki-laki. Keyakinan tersebut berupa pelabelan yang sudah lama terbentuk dalam kehidupan masyarakat dan dapat mempengaruhi pilihan karier siswa

Pengaruh stereotip gender dalam pendidikan juga dapat dilihat dalam perlakuan masyarakat terhadap perempuan, khususnya dalam pemilihan karir. Menurut Riswani (2015), ketidaksejajaran stereotip gender dapat dilihat dalam perlakuan masyarakat terhadap perempuan, yang seringkali dianggap tidak cocok untuk pekerjaan yang dianggap lebih keras atau lebih tinggi.

Selain itu, stereotip gender dalam pendidikan juga dapat berupa pemikiran sosial yang menimbulkan bias gender/ketidaksejajaran gender. Menurut Adiwijaya dalam Rahmadhani (2020), stereotip gender dapat dilihat dalam perbedaan emosional dan intelektual yang diperkirakan antara perempuan dan laki-laki. Hal ini dapat mempengaruhi pilihan karier siswa dan dapat menyebabkan ketidaksetaraan gender dalam pendidikan.

Pengaruh stereotip gender dalam pendidikan juga dapat dilihat dalam sistem pendidikan yang ada. Menurut Sulistyo (2012), perkembangan dalam proses pilihan karir mencakup tiga tahap yang utama, yaitu fantasi, tentatif, dan realistik. Dua masa daripadanya, yaitu tentatif dan realistik, masing-masing dibagi atas beberapa tahap. Masa tentatif mencakup usia lebih kurang 11 sampai 18 tahun (masa anak bersekolah di SMP dan SMA).

Dalam beberapa tahun terakhir, pendidikan yang setara gender telah menjadi fokus utama dalam upaya meningkatkan kesetaraan gender di masyarakat. Dalam beberapa negara, pemerintah telah mengambil langkah-langkah untuk meningkatkan kesetaraan gender dalam pendidikan, seperti menghilangkan stereotipe gender dalam kurikulum, meningkatkan kesempatan siswa perempuan dalam mengembangkan keterampilan dan kemampuan, dan meningkatkan kesadaran dan kesetaraan gender di masyarakat. Oleh karena itu, pendidikan yang setara gender sangat penting untuk mencapai kesetaraan gender di masyarakat.

Rujukan

Chusniatun, C., Inayati, N. L., & Harismah, K. (2022). IDENTIFIKASI STEREOTIP GENDER MAHASISWA UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA: MENUJU PENERAPAN PENDIDIKAN BERPERSPEKTIF GENDER. Jurnal Pendidikan Ilmu Sosial/Jurnal Pendidikan Ilmu Sosial, 32(2), 248–262. https://doi.org/10.23917/jpis.v32i2.21610

Dianita, E. R. (2020). Stereotip gender dalam profesi guru pendidikan anak usia dini. GENIUS, 1(2), 87–105. https://doi.org/10.35719/gns.v1i2.20

Earp, J. (2021, June 29). Melampaui stereotip gender di tahun awal sekolah – Teacher Magazine. Teacher Magazine. https://www.teachermagazine.com/sea_id/articles/moving-beyond-gender-stereotypes-in-early-years-play

Juliana, G., Sendratari, L. P., & Maryati, T. (2019). Bias Gender dalam Pendidikan (Studi Kasus Pembelajaran Sosiologi Kelas XI dan Potensinya sebagai Sumber Belajar Sosiologi di MAN 1 Buleleng). ejournal.undiksha.ac.id. https://doi.org/10.23887/jpsu.v1i1.26663

Saguni, F. (2014). Pemberian stereotype gender. Jurnal Musawa IAIN Palu, 6(2), 195-224.

Widyani, A., Saman, A., & Umar, N. F. (2023, January 3). Analysis of gender Stereotypes in career Selection: A case study of junior High school students. Widyani | Pinisi Journal of Art, Humanity and Social Studies. https://ojs.unm.ac.id/PJAHSS/article/view/42321

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *