Fauzia Naila Putri, fauzianaila33@gmail.com
Di era digital yang serba cepat ini, Fear of Missing Out (FOMO) atau rasa takut ketinggalan zaman menjadi fenomena yang semakin marak. FOMO ditandai dengan rasa cemas dan khawatir yang berlebihan bahwa orang lain mengalami hal-hal yang lebih menyenangkan atau menarik daripada diri sendiri.
Media sosial menjadi salah satu platform utama yang memperparah FOMO. Konten-konten yang menampilkan kehidupan orang lain yang tampak sempurna, penuh dengan pencapaian dan kesenangan, dapat memicu rasa iri dan tidak puas pada diri sendiri.
Dampak FOMO pada mental tidak boleh disepelekan. Rasa cemas dan khawatir yang berlebihan dapat berujung pada stres, depresi, dan bahkan gangguan kecemasan. FOMO juga dapat mengantarkan seseorang pada perilaku impulsif dan pengambilan keputusan yang tidak rasional, seperti membeli barang-barang yang tidak dibutuhkan hanya untuk mengikuti tren.
Namun, FOMO bukan tak bisa diatasi. Berikut beberapa langkah yang dapat dilakukan untuk mengelola FOMO dan menjaga kesehatan mental Batasi penggunaan media sosial: Luangkan waktu untuk beraktivitas di dunia nyata dan berinteraksi dengan orang-orang di sekitar. Fokus pada kehidupan nyata: Alih-alih membandingkan diri dengan orang lain di media sosial, fokuslah pada pencapaian dan kebahagiaan diri sendiri. Bersyukur atas apa yang dimiliki: Luangkan waktu untuk mensyukuri hal-hal positif dalam hidup Anda. Berlatih mindfulness: Mindfulness dapat membantu Anda untuk lebih fokus pada masa kini dan menerima keadaan diri sendiri. Cari bantuan profesional: Jika FOMO sudah sangat mengganggu kehidupan Anda, jangan ragu untuk mencari bantuan profesional dari psikolog atau psikiater.
FOMO memang sebuah tantangan di era digital ini. Namun, dengan pemahaman dan strategi yang tepat, Anda dapat mengelola FOMO dengan baik dan menjaga kesehatan mental Anda. Ingatlah bahwa kebahagiaan sejati datang dari dalam diri sendiri, bukan dari perbandingan dengan orang lain.v