PERAN DAN FUNGSI FASHION DALAM KEHIDUPAN MAHASISWA

Nadia Imelda Rosalia, nadia.imelda.2301216@students.um.ac.id

Abstrak Fashion bukan hanya tentang penampilan, tetapi juga alat untuk meningkatkan kepercayaan diri, self-esteem, identitas, dan mempromosikan kearifan lokal. Fashion memiliki berbagai fungsi, mulai dari meningkatkan kepercayaan diri dan self-esteem, sebagai alat pemersatu dan pembeda kelompok, menjadi permainan identitas yang dinamis, hingga sebagai alat promosi dan penjualan kearifan lokal. Fashion memiliki peran penting dalam kehidupan mahasiswa masa kini, baik dalam dimensi personal, sosial, budaya, maupun ekonomi. Memahami peran fashion ini dapat membantu mahasiswa untuk memanfaatkannya secara positif dan berkontribusi pada pelestarian kearifan lokal.

RP1 Fashion sebagai alat untuk meningkatkan kepercayaan diri dan self-esteem.

Fashion adalah segala sesuatu yang dipakai pada tubuh atau badan, serta memiliki fungsi dan tujuan tertentu (Nangtjik et al., 2023). Fashion dianggap sebagai cara efektif untuk meningkatkan kepercayaan diri dan self-esteem. Cara orang berpakaian dan mengekspresikan diri dapat berdampak besar pada cara mereka memandang diri sendiri dan cara orang lain memandang mereka. Hubungan antara fashion dan self-esteem ini telah menjadi subjek banyak penelitian di bidang psikologi dan sosiologi. Orang yang didorong untuk berpakaian sesuai dengan latar belakang budayanya menunjukkan tingkat self-esteem dan kepercayaan diri yang lebih tinggi. Fashion berperan penting dalam meningkatkan kepercayaan diri dan self-esteem. Hasil ini menyoroti pentingnya mempertimbangkan peran fashion dalam meningkatkan citra diri dan self-esteem yang positif.

RP2 Fashion sebagai pemersatu dan pembeda kelompok

Fashion dapat digunakan untuk menunjukkan status dan nilai sosial, karena orang bisa membuat kesimpulan tentang siapa anda, kelompok sosial mana anda, melalui media fashion (Hasri Yolanda, 2020). Fashion memainkan peran yang kompleks di kalangan pelajar, penting tidak hanya sebagai sarana ekspresi individu tetapi juga sebagai alat untuk mempersatukan dan membedakan kelompok. Di lingkungan kampus, gaya pakaian sering digunakan untuk mengidentifikasi kelompok tertentu, seperti klub, organisasi, dan subkultur lainnya. Pada saat yang sama, fashion memiliki kekuatan untuk menyatukan mahasiswa dari berbagai latar belakang dalam tren dan gaya populer tertentu. Namun tidak dapat dipungkiri bahwa fashion akan menjadi faktor yang memecah belah, karena perbedaan gaya dan selera fashion dapat menimbulkan rasa eksklusi dan perbedaan antar kelompok. Oleh karena itu, meskipun fashion merupakan alat untuk mempersatukan pelajar, penting juga untuk menyadari bahwa fashion dapat memperkuat perbedaan dan kesenjangan di kalangan pelajar. 

RP3 Fashion sebagai permainan identitas yang dinamis

Fashion merupakan salah satu hal yang berperan penting dalam membentuk identitas diri  mahasiswa masa kini. Identitas ini merupakan suatu sifat yang dapat mereka peroleh melalui gaya pakaian yang mereka kenakan. Fashion membuat mahasiswa merasa lebih terkenal dan dihormati di lingkungan sosialnya karena memiliki gaya berpakaian yang unik. Semakin tertarik dengan dunia fashion maka semakin mengikuti perkembangan model fashion saat ini melalui impulse buying (Umma & Siti Aziza Rahayu, 2020). Di perguruan tinggi, pilihan pakaian bukan hanya tentang gaya, tapi juga tentang bagaimana kita akan dianggap dan dikenal. Dari gaya kasual, santai, hingga gaya formal, setiap pilihan pakaian yang kita pilih mencerminkan bagian dari diri kita. Dalam hal ini, fashion bukan hanya sekedar cara untuk mempercantik penampilan, namun juga cara untuk merayakan individualitas dan keberagaman kepribadian mahasiswa.

RP4 Hubungan Fashion dalam kearifan lokal dengan ekonomi sirkular

Fashion lokal dan ekonomi sirkular memiliki hubungan sangat penting dari perspektif kesadaran lingkungan dan keberlanjutan. Pendekatan ekonomi sirkular  dalam fashion bertujuan untuk mengembangkan sistem yang lebih berkelanjutan dan tertutup yang bertujuan untuk memperpanjang umur pakaian (Niinimäki, 2018). Selain itu, semua bahan didaur ulang beberapa kali. Fokus industri fashion dan pemanfaatan kearifan lokal, misalnya penggunaan bahan alami tradisional dan penerapan teknik tenun yang dilestarikan dari generasi ke generasi, tidak hanya mempromosikan warisan budaya; tetapi juga mendukung pertumbuhan ekonomi lokal. Dengan menggabungkan kearifan lokal dalam desain dan produksi dengan prinsip ekonomi sirkular, kita dapat menciptakan model bisnis fashion yang lebih ramah lingkungan dan ekonomis. Oleh karena itu, menuju ekonomi sirkular berarti mengadopsi perspektif sistem pada sektor fashion yang mencakup seluruh pemangku kepentingan: desainer, produsen, produsen, pemasok, pelaku usaha, bahkan konsumen.

RP5. Fashion sebagai alat untuk promosi dan penjualan kearifan lokal kepada pasar global melalui media digital.

Dunia digital dapat dimanfaatkan sebagai media promosi kearifan lokal agar lebih mudah terhubung dengan pasar global. Fashion dapat menjadi alat yang efektif untuk mempromosikan kearifan lokal kepada dunia luar. Platform media sosial seperti Instagram, TikTok, dan Facebook dapat digunakan untuk menampilkan koleksi fashion yang terinspirasi dari kearifan lokal dan membangun hubungan dengan komunitas dan pelanggan di seluruh dunia. 

Desainer fashion dapat menggunakan motif, bahan, dan teknik tradisional untuk menciptakan karya yang unik dan menarik bagi wisatawan dan masyarakat global. Contohnya, penggunaan kain tenun ikat Sumba dalam desain fashion internasional. 

Dengan strategi yang tepat, fashion dapat menjadi alat yang ampuh untuk meningkatkan kesadaran global akan kearifan lokal dan mempromosikan produk lokal di pasar internasional. Selain memperluas jangkauan penjualan fashion lokal kepada pasar global, dengan peningkatan teknologi juga dapat memberi peluang baru bagi pebisnis, seperti mengurangi biaya tenaga kerja, mempercepat masa pakai, lokalisasi produk/bahan (misal digitalisasi inventaris), margin meningkat, dan meningkatkan keberlanjutan proses (Gazzola et al., 2020).

RP6 Adopsi manusia digital dalam bisnis fashion kearifan lokal.

Manusia digital telah diadopsi ke dalam industri fashion menjadi kunci terpenting dalam mengintegrasikan kearifan lokal ke dalam industri. Bentuk pengenalan manusia secara digital ini digunakan dalam dunia fashion, termasuk oleh para influencer dan model. Dengan menggunakan teknologi digital, perusahaan fashion dapat lebih memahami dan memasukkan kearifan lokal, seperti pola tradisional, tekstil khas, dan kerajinan lokal, ke dalam produknya. Hal ini tidak hanya meningkatkan apresiasi terhadap warisan budaya lokal, namun juga memberikan peluang bagi perajin lokal untuk sukses di pasar global yang semakin saling terhubung. Berinvestasi dalam mengembangkan talenta digital yang lebih cerdas dan layak untuk bergabung dengan industri fashion dapat menjadi solusi menuju lingkungan yang lebih inklusif dan berkelanjutan, juga pengalaman berbelanja yang nyaman (Vehmas et al., 2018).Dengan cara ini, pengenalan talenta digital tidak hanya menghadirkan inovasi teknologi, tetapi juga memperkuat identitas dan nilai-nilai lokal dalam industri fashion. 

RP7 Fashion menjadi alat untuk menunjukkan status sosial dan ekonomi

Fashion di kalangan mahasiswa bukan hanya tentang gaya, tetapi juga menjadi alat untuk menunjukkan status sosial dan ekonomi. Masyarakat yang memilih gaya hidup modis selalu mengikuti perkembangan fashion modern dan selalu mengikuti tren yang ada (Sari & Patrikha, 2021). Mahasiswa yang mengikuti tren fashion modern dan mengenakan merek dan desain tertentu seringkali dianggap memiliki stabilitas keuangan dan status sosial yang tinggi. Di sisi lain, mahasiswa dengan anggaran terbatas mungkin memilih pakaian yang lebih murah namun tetap mengikuti tren, dan mereka mungkin menggunakan gaya berpakaian sebagai cara untuk membangun ikatan sosial. Namun, penting bagi mahasiswa untuk tidak menyerah pada tekanan kepatuhan dan mencoba mengekspresikan diri melalui mode tanpa mengorbankan nilai atau kesejahteraan finansial mereka.

Daftar Pustaka

Hasri Yolanda. (2020). PENGARUH TREND FASHION DAN PROMOSI TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN BUSANA MUSLIMAH DALAM PERSPEKTIF EKONOMI ISLAM (Studi Kasus Pada Khayla Boutique Di Kota Duri).

Nangtjik, B. A., Kumbara, A. A. N. A., & Wiasti, N. M. (2023). Tren Fashion Pada Kalangan Generasi-Z Di Kota Denpasar. Jurnal Social Logica, 3(4), 2961–7529.

Niinimäki, K. (2018). Sustainable Fashion in a Circular Economy. Sustainable Fashion in a Circular Economy, 12–42.

Gazzola, P., Pavione, E., Pezzetti, R., & Grechi, D. (2020). Trends in the fashion industry. The perception of sustainability and circular economy: A gender/generation quantitative approach. Sustainability (Switzerland), 12(7), 1–19.

Vehmas, K., Raudaskoski, A., Heikkilä, P., Harlin, A., & Mensonen, A. (2018). Consumer attitudes and communication in circular fashion. Journal of Fashion Marketing and Management, 22(3), 286–300.

Ummah, N., & Siti Azizah Rahayu. (2020). Fashion Involvement, Shopping Lifestyle dan Pembelian Impulsif Produk Fashion. Jurnal Penelitian Psikologi, 11(1), 33–40. Aji Pratamartatama, W., Abella Fredline, R., & Linx Phoenix Djunaidi, M. (2024). Pengaruh Budaya Asing Terhadap Trend Fashion Mahasiswa Maranatha. 2(2), 1178–1189. https://journal.institercom-edu.org/index.php/multiple

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *