MENGETAHUI DAMPAK TERHADAP KORBAN PERILAKU BULLYING ?

Reni Dwi Rahayu, reni.dwi.2301216@students.um.ac.id 

Abstrak Makalah ini mengupas dampak multidimensi bullying, mulai dari luka emosional dan psikologis, hingga pengaruhnya terhadap prestasi belajar dan kehidupan sosial. Penelitian ini menunjukkan bahwa bullying tak hanya meninggalkan rasa takut, cemas, dan depresi, tetapi juga menorehkan trauma psikologis yang berkepanjangan. Korban bullying rentan mengalami PTSD, dengan mimpi buruk, flashbacks, dan kesulitan berkonsentrasi. Dampak bullying tak berhenti di situ. Luka emosional ini merembes ke ranah akademis, menghambat konsentrasi dan minat belajar, sehingga berakibat pada prestasi yang menurun. Kepercayaan diri yang terluka akibat bullying juga merenggut peluang mereka untuk bersosialisasi dan menjalin hubungan yang sehat. Lebih memprihatinkan, bullying dapat mendorong korbannya ke jurang hitam, seperti keinginan bunuh diri dan penggunaan narkoba. Memahami dampak multidimensi bullying menjadi kunci untuk merajut solusi yang tepat. Dukungan dan bantuan bagi para korban, serta langkah-langkah pencegahan bullying di sekolah dan lingkungan sosial, sangatlah krusial untuk membangun masa depan yang lebih cerah bagi semua.

Catatan
Warna ⇒ menjelaskan tema utama

Warna ⇒ menjelaskan kondisi yang sekarang

Warna ⇒ menjelaskan ringkasan tulisan yang kita buat

(RP1) Dampak Bagi Anak

Dampak yang disebabkan oleh tindakan Bullying ini memiliki dampak negatif yang signifikan bagi anak, baik secara fisik, emosional, maupun sosial. Untuk dampak fisik seperti luka memar, cedera, dan bahkan kematian dan juga gangguan kesehatan seperti sakit perut, sakit kepala, dan insomnia. Dampak emosional yang disebabkan oleh bullying ini seperti depresi, kecemasan, dan rendahnya rasa percaya diri, perasaan malu, bersalah, dan tidak berharga sehingga menjadi ketakutan untuk pergi ke sekolah atau bersosialisasi. Selain itu, anak juga mendapat dampak sosial seperti kesulitan menjalin pertemanan dan prestasi belajar menurun hingga menjadi terisolasi dan dikucilkan dari teman sebaya.

(RP2) Dampak bagi orang tua 

Dampak yang disebabkan oleh tindakan Bullying ini memiliki dampak negatif yang signifikan bagi orang tua, baik secara emosional dan juga sosial. Dampak emosional yang dialami oleh orang tua seperti merasa sedih, marah, dan frustasi ketika melihat anaknya dibully. Orang tua juga akan merasa bersalah dan tidak mampu melindungi anaknya. Sehingga orang tua mengalami stres dan kecemasan. Selain itu orang tua juga akan mengalami dampak sosial seperti kesulitan dalam menjalin hubungan dengan orang tua lain. Dan juga merasa malu dalam bersosialisasi.

(RP3) Dampak bagi lingkungan sekitar

Lingkungan sekitar akan menimbulkan rasa tidak aman karena Bullying dapat membuat orang-orang di sekitar merasa tidak aman dan terancam. Hal ini dapat menyebabkan ketakutan dan kecemasan, dan dapat membuat orang-orang enggan untuk keluar rumah atau berpartisipasi dalam kegiatan sosial. Bullying juga dapat merusak hubungan sosial karena Bullying dapat merusak hubungan sosial antara individu dan kelompok. Hal ini dapat menyebabkan perselisihan, permusuhan, dan bahkan kekerasan. Selain itu, bullying dapat menciptakan budaya ketakutan karena Bullying dapat menciptakan budaya ketakutan dan intimidasi. Hal ini dapat membuat orang-orang enggan untuk berbicara dan mengungkapkan pendapat mereka.

(RP4) Dampak pada Kesehatan Mental Korban

Bullying tak hanya meninggalkan luka fisik, tetapi juga bekas luka mental yang membekas dalam jangka panjang. Para korban bullying rentan mengalami berbagai gangguan mental, bahkan hingga bertahun-tahun setelah kejadian. Dampak paling umum adalah depresi dan kecemasan kronis. Korban bullying sering kali dihantui perasaan sedih, putus asa, dan khawatir berlebihan. Trauma dari pengalaman diintimidasi dan direndahkan dapat memicu gangguan stres pasca-trauma (PTSD), dengan gejala seperti mimpi buruk, flashbacks, dan kesulitan berkonsentrasi.

Bullying juga dapat menyebabkan masalah harga diri dan citra diri yang negatif. Korban mungkin merasa tidak berharga, tidak mampu, dan malu dengan diri mereka sendiri. Hal ini dapat berakibat pada kesulitan dalam menjalin hubungan sosial, bekerja, dan mencapai potensi diri. Dampak jangka panjang bullying tak hanya memengaruhi kesehatan mental, tetapi juga kesehatan fisik. Korban bullying lebih rentan mengalami masalah kesehatan seperti sakit kepala, sakit perut, dan gangguan tidur. Oleh karena itu, penting untuk memberikan dukungan dan bantuan kepada para korban bullying agar mereka dapat pulih dari trauma dan menjalani kehidupan yang normal dan bahagia

(RP5) Dampak terhadap kepercayaan diri korban

Bullying tak hanya meninggalkan luka fisik, tapi juga pukulan telak bagi kepercayaan diri korban. Serangan bertubi-tubi berupa hinaan, ejekan, dan perlakuan tidak adil membuat mereka mempertanyakan nilai diri sendiri. Mereka yang menjadi sasaran bullying kerap merasa tidak berharga, tidak mampu, dan diliputi rasa malu yang mendalam. Hal ini membuat mereka enggan mencoba hal baru, takut gagal, dan menarik diri dari aktivitas yang sebelumnya disukai. Lingkungan yang mencemooh semakin memperkuat perasaan tidak mampu. Korban bullying mungkin akan membandingkan diri dengan pelaku atau orang lain, dan selalu merasa kalah. Akibatnya, potensi dan kemampuan mereka terpendam, dan kesempatan untuk berkembang pun terhambat. Memulihkan kepercayaan diri yang tergerus akibat bullying membutuhkan dukungan dan pemahaman. Korban perlu diajak untuk mengenali kelebihan dan kekuatan mereka sendiri, serta diberi ruang untuk mengeksplorasi minat dan bakat.

(RP6) Dampak Pada Prestasi Korban

Bullying tak hanya berakibat pada kesehatan mental dan emosional korban, tapi juga merenggut masa depan mereka. Dampak negatif bullying terhadap prestasi belajar tak bisa diabaikan. Korban bullying sering kali mengalami kesulitan berkonsentrasi di kelas karena dihantui rasa cemas dan trauma. Mereka mungkin merasa tidak aman dan tidak nyaman di sekolah, sehingga sulit untuk fokus belajar dan menyerap pelajaran. Kepercayaan diri yang terluka akibat bullying juga menjadi penghambat. Rasa tidak mampu dan takut gagal membuat mereka enggan untuk bertanya, berpartisipasi di kelas, dan mengerjakan tugas-tugas. Dampak ini tak hanya terlihat dalam jangka pendek. Bullying dapat menyebabkan ketertinggalan pelajaran dan menghambat pencapaian akademik korban di masa depan. Oleh karena itu, penting untuk mencegah bullying dan memberikan dukungan kepada korban agar mereka dapat belajar dengan nyaman dan aman, sehingga potensi dan bakat mereka dapat berkembang optimal.

(RP7)  Dampak Terhadap Emosional dan Psikologis Korban

Bullying tak hanya meninggalkan luka fisik, tetapi juga luka emosional dan psikologis yang membekas pada korbannya. Luka ini bisa bertahan lama, bahkan hingga bertahun-tahun setelah kejadian. Dampak emosional yang paling umum adalah rasa takut, cemas, dan depresi. Korban bullying sering kali dihantui perasaan tidak aman, terancam, dan tidak berharga. Mereka mungkin mengalami kesulitan tidur, mudah marah, dan kehilangan minat dalam hal-hal yang sebelumnya disukai. Bullying juga dapat menyebabkan trauma psikologis, seperti PTSD (Post-Traumatic Stress Disorder). Gejala PTSD meliputi mimpi buruk, flashbacks, dan kesulitan berkonsentrasi. Korban PTSD mungkin juga mengalami masalah dalam menjalin hubungan sosial dan kepercayaan diri yang rendah. Dampak emosional dan psikologis bullying tak boleh diremehkan. Jika tidak ditangani dengan tepat, bisa berakibat fatal bagi kesehatan mental dan masa depan korban. Oleh karena itu, penting untuk memberikan dukungan dan bantuan kepada para korban bullying agar mereka dapat pulih dari trauma dan menjalani kehidupan yang normal dan bahagia.

Daftar Pustaka

Fadillah, A. A., Meidanty, C. A., Haniifah, F., Utami, N. K., Amalia, N., Endjid, P., … & Setiawan, T. P. (2022). Perkembangan Psikologi Anak Karena Dampak Bullying. Jurnal Riset Pendidikan Dan Pengajaran, 1(2)

Lu’luin, N., Aryani, M., Suhardi, M., Purmadi, A., & Garnika, E. (2023). Sosialisasi Pencegahan Perilaku Bullying Melalui Edukasi Pendidikan Karakter Dan Pelibatan Orang Tua. COMMUNITY: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat, 3(1), 13-17.

Zakiyah, E. Z., Fedryansyah, M., & Gutama, A. S. (2018). Dampak bullying pada tugas perkembangan remaja korban bullying. Focus: Jurnal Pekerjaan Sosial, 1(3)

Amalia, N. P. A. (2023). PENGARUH BULLYING TERHADAP KESEHATAN MENTAL SISWA. Jurnal Ilmiah Global Education, 4(3), 1819-1824.

Jelita, N. S. D., Iin, P., & Aniq, K. (2021). Dampak bullying terhadap kepercayaan diri anak. Jurnal Ilmiah Kependidikan, 11(2), 232-240.

Anggraini, N. D. (2022). Pengaruh bullying terhadap prestasi mahasiswa. JP (Jurnal Pendidikan): Teori dan Praktik, 7(1), 31-37.

Permata, N., Purbasari, I., & Fajrie, N. (2021). Analisa penyebab bullying dalam kasus pertumbuhan mental dan emosional anak. Jurnal Prasasti Ilmu, 1(2).

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *