Problematika Fear of Missing Out (FoMO) di Kalangan Mahasiswa

Fauzia Naila Putri, fauzianaila@33gmail.com

Rencana Paragraf (RP)

RP1 Fomo

           Pengertian FOMO adalah FOMO (akronim dari fear of missing out), takut ketinggalan kereta, takut ketinggalan bus, atau takut kudet merupakan perasaan cemas yang timbul karena sesuatu yang menarik dan menyenangkan sedang terjadi, sering disebabkan karena unggahan di media sosial. FOMO, yang merupakan akronim dari takut kehilangan sesuatu, seperti takut ketinggalan kereta, bus, atau kudet, adalah perasaan cemas yang muncul karena sesuatu yang menarik dan menyenangkan sedang terjadi, seringkali disebabkan oleh unggahan di media sosial. FOMO adalah rasa takut karena tertinggal atau tidak tahu tentang peristiwa, pengalaman, atau informasi penting saat orang lain memiliki pengalaman berharga. FOMO ditandai dengan keinginan untuk tetap terlibat dengan apa yang dilakukan orang lain. Selain itu, itu terkait dengan ketakutan akan kehilangan kesempatan untuk berpartisipasi dalam peristiwa yang dapat meningkatkan popularitas. Dua jenis FOMO berbeda. Yang pertama adalah FOMO karena takut kehilangan, yang ditunjukkan dengan perilaku untuk berusaha tetap terhubung dengan orang lain. Yang kedua adalah FOMO sosial, yang berkaitan dengan kebutuhan untuk memiliki yang kuat.

RP 2 Fenomena Fomo pada Mahasiswa

           Fomo pada Mahasiswa baru adalah pada awal perjalanan akademik mereka, seringkali dihadapkan pada tekanan sosial yang signifikan yang dikenal sebagai Fear of Missing Out (FOMO). Fenomena Fear of Missing Out (FOMO) adalah perasaan kecemasan atau rasa takut yang muncul ketika seseorang merasa mereka sedang melewatkan pengalaman atau aktivitas yang lebih menarik daripada apa yang mereka lakukan saat ini. FOMO muncul pada awal tahun akademik dan seringkali dihadapkan pada tekanan sosial yang signifikan. FOMO telah berkembang menjadi komponen penting dalam kehidupan sehari-hari, terutama bagi siswa baru.Tekanan dari media sosial adalah penyebab utama FOMO mahasiswa baru.

RP 3 Penyebab dan Dampak mahasiswa mengalami fenomena fomo

        Penyebab mahasiswa mengalami fenomena FOMO (Fear Of Missing Out) adalah ketergantungan pada media sosial, yang memungkinkan pengguna untuk melihat kehidupan orang lain dan merasa ketidakseimbangan. Faktor penyebab mahasiswa mengalami fenomena FOMO (Fear Of Missing Out) adalah ketergantungan mereka pada media sosial, yang memungkinkan mereka melihat kehidupan orang lain dan merasa tidak seimbang. Mahasiswa biasanya mengalami keinginan untuk selalu terhubung dengan orang lain melalui media sosial, yang dapat menyebabkan perasaan kekurangan, rasa percaya diri yang menurun, dan ketidakseimbangan keuangan, yang pada gilirannya memiliki efek negatif. 

RP 4 Dampak Negatif FOMO pada Kesejahteraan Mahasiswa
Dampak negatif dari FOMO pada kesejahteraan mahasiswa dapat sangat signifikan. Salah satunya adalah peningkatan tingkat stres dan kecemasan akibat perasaan tertinggal atau tidak mampu mengikuti aktivitas yang dianggap penting oleh teman-teman mereka. Hal ini dapat mengganggu konsentrasi dalam belajar dan berakibat pada penurunan kinerja akademik. Selain itu, FOMO juga dapat menyebabkan gangguan tidur, penurunan kesehatan mental, dan bahkan mengarah pada depresi. Dengan demikian, penting bagi mahasiswa untuk mengelola FOMO dengan sehat dan memprioritaskan kesejahteraan mereka.

RP 5 Strategi Mengatasi FOMO bagi Mahasiswa
Ada beberapa strategi yang dapat membantu mahasiswa mengatasi FOMO dan meningkatkan kesejahteraan mereka. Pertama, penting bagi mahasiswa untuk menyadari bahwa apa yang mereka lihat di media sosial tidak selalu merepresentasikan kehidupan yang sebenarnya dari orang lain. Mengurangi waktu yang dihabiskan untuk membandingkan diri dengan orang lain di media sosial juga dapat membantu mengurangi tekanan FOMO. Selain itu, menciptakan jadwal yang seimbang antara waktu untuk belajar, bersosialisasi, dan beristirahat dapat membantu mahasiswa merasa lebih terkontrol dan mengurangi perasaan tertinggal. Terakhir, membentuk hubungan yang kuat dan mendukung dengan teman-teman dan keluarga juga dapat menjadi sumber dukungan yang penting dalam mengatasi FOMO.

RP 6 Peran Perguruan Tinggi dalam Mengatasi FOMO Mahasiswa
Perguruan tinggi memiliki peran yang penting dalam membantu mahasiswa mengatasi FOMO. Mereka dapat menyediakan sumber daya dan dukungan yang dibutuhkan mahasiswa untuk mengelola stres dan tekanan sosial yang terkait dengan FOMO. Ini dapat mencakup penyediaan layanan kesehatan mental, konseling, dan program-program pengembangan diri yang dapat membantu mahasiswa meningkatkan kesejahteraan mereka secara keseluruhan. Selain itu, perguruan tinggi juga dapat mempromosikan budaya yang memprioritaskan keseimbangan dan self-care, serta menyediakan ruang dan waktu untuk aktivitas yang mendukung kesejahteraan mental, seperti klub atau kelompok dukungan.

RP 7 Kesimpulan
Dalam kesimpulan, FOMO adalah fenomena yang signifikan di kalangan mahasiswa, yang dapat memiliki dampak negatif pada kesejahteraan mereka. Hal ini terutama disebabkan oleh tekanan sosial dari media sosial dan kebutuhan untuk tetap terhubung dengan orang lain. Namun, dengan menyadari dan mengatasi FOMO secara sehat, serta dengan dukungan dari perguruan tinggi dan lingkungan sosial yang mendukung, mahasiswa dapat meningkatkan kesejahteraan mereka dan meraih kesuksesan akademik dan pribadi yang lebih besar.

Rujukan : https://id.wikipedia.org/wiki/FOMO

Rujukan: medium.com/raisafadhilaa

Rujukan: https://blog.skillacademy.com/mengenal-fomo

Rujukan : Menayes, J. (2015). Dimensions of social media addiction among university students in kuwait. Psychology and Behavioral Science, 4(1), 23-28.

Rujukan : Steers, M. L., Wickham, R. E., & Acitelli, L. K. (2014)

Rujukan : kross, E., Verduyn, P., Demiralp, E., Park, J., Lee, D. S., Lin, N., … & Ybarra, O. (2013).

Rujukan : Primack, B. A., Shensa, A., Sidani, J. E., Whaite, E. O., Lin, L. Y., Rosen, D., … & Miller, E. (2017).

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *