FOMO: Jeratan di Era Digital, Musuh Tersembunyi Kebahagiaan?

Fauzia Naila Putri, fauzianaila33@gmail.com

Di era digital yang serba cepat ini, media sosial bagaikan jendela dunia yang membuka akses ke kehidupan orang lain. Kehidupan yang tampak sempurna, penuh kesenangan, dan petualangan, tak jarang memicu rasa iri dan ketakutan ketinggalan (FOMO) bagi penggunanya. FOMO bagaikan jeratan halus yang menjerat penggunanya dalam lingkaran kecemasan dan ketidakpuasan. Rasa cemas karena takut melewatkan momen penting, iri dengan pencapaian orang lain, hingga rasa tidak puas dengan kehidupan sendiri, dapat menjadi konsekuensi dari FOMO yang tak terkendali.

Paradoksnya, media sosial yang seharusnya menjadi alat untuk menghubungkan dan menginspirasi, justru dapat menjadi musuh tersembunyi kebahagiaan. FOMO mengaburkan fokus pada kebahagiaan personal, mengantarkan pengguna pada perbandingan sosial yang tak sehat, dan menjebak mereka dalam rasa ingin selalu tampil sempurna.

Namun, FOMO bukan tak bisa diatasi. Kesadaran diri, pembatasan penggunaan media sosial, dan fokus pada kebahagiaan personal menjadi kunci untuk melepaskan diri dari jeratan FOMO. Menemukan kebahagiaan dalam kesederhanaan dan mensyukuri apa yang dimiliki menjadi langkah penting untuk membangun mental yang kuat dan kebahagiaan yang sejati.

FOMO memang fenomena yang tak bisa dihindari di era digital ini. Namun, dengan pemahaman dan strategi yang tepat, kita dapat menjadi pengguna media sosial yang bijak dan bahagia, terhindar dari jeratan FOMO, dan membangun kehidupan yang penuh makna.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *