Mengatasi Quarter Life Crisis Dengan Meminimalisir Overthinking

Hilya Sabrina Rahma Nur Asy Syifa’ hilya.sabrina.2301216@students.um.ac.id

Pernahkah kamu merasa seperti terjebak dalam pusaran pikiran? Di usia 20-an dan 30-an, banyak orang mengalami fase yang disebut Quarter Life Crisis, di mana mereka dihadapkan dengan berbagai pertanyaan tentang masa depan, karir, hubungan, dan tujuan hidup. Salah satu monster yang sering muncul dalam Quarter Life Crisis adalah overthinking, si monster berkepala banyak yang bisa membuat kamu terus-menerus memikirkan hal-hal negatif dan sulit untuk fokus pada masa kini. Seperti terus memutar ulang kejadian yang sudah berlalu, memikirkan apa yang seharusnya kamu lakukan differently, dihantui kecemasan tentang apa yang akan terjadi, membayangkan berbagai skenario terburuk, terus bertanya-tanya “bagaimana jika…” memikirkan berbagai kemungkinan negative, mudah teralihkan dan sulit berkonsentrasi pada tugas, merasa lelah secara mental dan emosional, dan mudah marah terhadap hal-hal kecil.

Namun, setiap permasalahan sudah pasti ada solusinya kan? Solusi yang paling ampuh yaitu memahami apa pemicu dan pola pikir negatif yang mendasari overthinking? Apakah pemikiran seperti ini berguna? Atau malah sia sia menghabiskan tenaga? Jika iya mari melatih mindfulness dan meditasi untuk fokus pada masa kini, merima kekurangan, fokuslah pada pengembangan diri, bersyukur atas hal-hal kecil dalam hidup, melihat sesuatu dari arah positivnya, menyadari semua hal pasti akan berlalu dan cukup hanya dijadikan sebuah pelajaran. Tiada orang yang hanya baik pasti ia juga punya salah, dan tiada orang yang hanya salah pasti ia juga punya sisi baik. Konteks luas dalam memaknai sebuah kehidupan. Ingat, berpikir berlebihan adalah sebuah kebiasaan, dan seperti kebiasaan lainnya, hal ini dapat diubah dengan usaha dan latihan yang konsisten.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *