PERANAN ORANGTUA DALAM MENGHADAPI ANAK YANG TIDAK SUKA SAYUR

Rika Rimelda Balkis 

rika.rimelda.2301216@students.um.ac.id 

Abstrak

Fobia pada anak merupakan salah satu masalah kesehatan mental yang umum terjadi dan dapat berdampak signifikan pada perkembangan dan kualitas hidup mereka. Orangtua memainkan peran penting dalam membantu anak-anak mengatasi fobia dan membangun ketahanan mental mereka. Abstrak ini akan membahas tentang pentingnya peran orangtua dalam menghadapi anak fobia, dengan fokus pada beberapa aspek seperti, Memahami Fobia pada Anak, Menciptakan Lingkungan yang Aman dan Suportif, Bekerja Sama dengan Anak, Mencari Bantuan Profesional, Menjaga Kesehatan Mental Diri Sendiri. Peran orangtua sangat penting dalam membantu anak-anak mengatasi fobia dan membangun ketahanan mental mereka. Dengan memahami fobia, menciptakan lingkungan yang aman dan suportif, bekerja sama dengan anak, mencari bantuan profesional, dan menjaga kesehatan mental diri sendiri, orangtua dapat membantu anak-anak mereka menjalani hidup yang bahagia dan bebas dari rasa takut.

Catatan Warna : 

Warna ⇒ menjelaskan tema utama

Warna ⇒ menjelaskan kondisi yang sekarang

Warna ⇒ menjelaskan ringkasan tulisan yang kita buat

RP 1 Orang tua

Orang tua merupakan sebuah keluarga yang terdiri dari ayah dan ibu, yang merupakan hasil dari sebuah ikatan perkawinan yang telah sah untuk membentuk sebuah keluarga. Orang tua memiliki tanggung jawab yang paling utama atas perkembangan dan kemajuan anak. Orang tua memiliki sebuah tanggung jawab dalam mendidik, mengasuh, dan membimbing anak-anak mereka untuk mencapai tahapan tertentu yang dapat mengantarkan anak untuk siap dalam kehidupan bermasyarakat.

RP 2 Peranan orangtua dalam menghadapi anak yang tidak suka sayur 

Gizi yang cukup merupakan kunci utama untuk menjalani hidup yang optimal dan berkualitas. Dengan gizi yang seimbang, seseorang dapat terhindar dari berbagai penyakit dan memiliki energi untuk melakukan aktivitas sehari-hari. Zat gizi terbagi menjadi dua jenis: gizi hewani dan gizi nabati. Gizi hewani diperoleh dari produk olahan hewani, sedangkan gizi nabati diperoleh dari buah, sayur, dan biji-bijian. Orang tua memainkan peran penting dalam membantu anak-anak untuk mengkonsumsi sayur dan memenuhi kebutuhan gizinya. Kekurangan gizi dapat membawa dampak serius bagi kesehatan anak. Tubuh anak akan menjadi lemah dan mudah terserang penyakit. Dalam jangka panjang, kekurangan gizi dapat menghambat pertumbuhan fisik dan perkembangan mental anak, bahkan hingga berpengaruh pada perilakunya di masa dewasa. Oleh karena itu, penting bagi orang tua untuk memastikan bahwa anak-anak mereka mendapatkan gizi yang cukup dan seimbang. Hal ini dapat dilakukan dengan memberikan makanan yang beragam dan bergizi, serta membiasakan anak untuk mengkonsumsi sayur dan buah.

RP 3 Pentingnya dukungan untuk anak 

Orang tua memiliki peran penting dalam pendidikan anak. Meskipun memiliki keterbatasan, orang tua harus mampu bekerja sama dengan berbagai pihak, seperti lembaga pendidikan dan lingkungan sosial, untuk mendukung perkembangan pendidikan anak.

Dukungan orang tua sangat penting bagi pendidikan anak, baik dalam bentuk dukungan emosional maupun praktis. Berikut adalah beberapa alasan mengapa dukungan orang tua penting:

  • Motivasi dan Dukungan Emosional

Orang tua dapat membantu meningkatkan motivasi belajar anak dengan memberikan pujian, dorongan, dan perhatian positif. Hal ini membuat anak merasa dihargai dan termotivasi untuk mencapai kesuksesan.

  • Pembentukan Karakter dan Kebiasaan

Orang tua berperan penting dalam membentuk karakter positif anak. Melalui komunikasi terbuka dan pengawasan, orang tua dapat mengajarkan nilai-nilai penting seperti disiplin, kerja keras, dan tanggung jawab. Kebiasaan belajar yang baik yang ditanamkan sejak dini akan bermanfaat bagi anak sepanjang hidupnya.

  • Orang Tua sebagai Guru

Orang tua dapat berperan sebagai guru pertama bagi anak-anak mereka. Orang tua dapat membantu anak dalam mengerjakan tugas, mengajarkan keterampilan belajar, dan memberikan penjelasan tambahan saat anak menghadapi kesulitan belajar. Dukungan orang tua dapat membantu anak mengatasi hambatan belajar dan meraih prestasi yang lebih baik.

RP 4 Strategi orang tua untuk meminimalisir phobia anak

Setiap orang tua ingin memberikan yang terbaik untuk anaknya, termasuk dalam hal makanan. Sayuran merupakan salah satu sumber nutrisi penting untuk pertumbuhan dan perkembangan anak. Namun, tak jarang anak-anak enggan untuk makan sayur.

Berikut ini beberapa trik agar anak mau makan sayur, simak ulasannya berikut ini.

1. Sajikan Sayuran dengan Menarik:

Gunakan berbagai warna sayur untuk menarik perhatian anak.

Kreasikan bentuk sayur menjadi bentuk yang menarik, seperti bunga atau rambut kribo.

2. Samarkan Sayuran:

Campurkan sayur ke dalam makanan favorit anak, seperti nugget, burger, atau pizza.

Buat es krim dari jus buah dan sayur.

3. Biasakan Memberi Sayur di Setiap Menu Anak:

Selalu sajikan sayur di setiap menu makanan anak.

Tunjukkan kepada anak bahwa orang tua juga suka makan sayur.

4. Ajak Anak Terlibat:

Ajak anak memilih sayur di pasar.

Ajak anak membantu membersihkan, memetik, dan menyajikan sayur.

5. Tambahkan Penambah Rasa:

Tambahkan saus tomat, kecap manis, atau mayonnaise untuk menambah rasa sayur.

6. Jangan Paksa Si Kecil Menghabiskan Sayuran:

Berikan pujian jika anak sudah mencoba makan sayur, meskipun hanya sedikit.

7. Beri Reward:

Berikan hadiah jika anak berhasil menghabiskan sayur dalam porsi tertentu.

8. Berikan Edukasi tentang Manfaat Sayur:

Jelaskan manfaat makan sayur kepada anak.

Ceritakan apa yang terjadi jika anak tidak doyan makan sayur.

Rp 5 Memperkenalkan Sayur dengan Cara yang Menarik

Konsumsi sayuran sangat penting bagi anak – anak karena memberikan sejumlah manfaat kesehatan yang esensial. Untuk itu sebagai orangtua perlu memahami alasan pentingnya konsumsi sayuran bagi anak. Berikut merupakan beberapa alasan mengapa sayuran sangat penting bagi anak – anak : 

  • Kenalkan sejak dini.

Tepatnya sejak bayi berusia 6 bulan, selepas masa ASI eksklusif. Pengenalan sayur bisa dilakukan dengan sajian makanan utama maupun camilan. Pengenalan ini diteruskan hingga anak mulai makan makanan lembut seperti bubur saring, semi padat, dan makanan keluarga yang bersifat padat. Sepanjang masa pengenalan inilah, kreativitas orangtua amat dituntut untuk membuat padu padan yang menarik antara bahan-bahan makanan lainnya dengan aneka buah dan sayuran dalam menu sehari-hari.

  • Lakukan pengenalan satu per satu.

Kenalkan satu per satu semua jenis buah dan sayur yang dianjurkan/diperbolehkan untuk bayi dan anak. Mulailah dari wortel yang aman  baru menyusul pisang, jeruk, dan sebagainya. Lakukan pengenalan secara bertahap dan berulang. Artinya, perkenalkan sayur sejenis demi sejenis, sedikit demi sedikit, dan lakukan secara berulang-ulang.

  • Jangan gampang menyerah.

Saat anak menolak makan sayur setelah 2-3 kali, orangtua biasanya akan menyerah. Padahal para ahli menyarankan agar kita setidaknya mencoba 8-10 kali saat mengenalkan sayuran. Kalau anak  menolak brokoli, misalnya, tak perlu dipaksa, tawarkan di lain waktu. Yang penting berikan dalam porsi kecil lebih dulu, dengan ukuran dan tekstur yang pas untuk mulut mungilnya.

  • Manfaatkan warna-warni sayuran.

Buat hidangan seperti sup sayuran warna-warni berisi wortel, buncis, jagung, kacang merah, dan sebagainya. Saat menyuapi si kecil atau mengajaknya makan bersama, sebutkan satu per satu warna dan nama sayuran yang ada mangkoknya.  Sajian warna-warni juga dapat meningkatkan nafsu makan anak.

Rp 6 Memberikan pujian dan Dukungan kepada anak yang memiliki phobia

Emosi takut juga merupakan perasaan yang sering dirasakan oleh anak usia dini. Pada anak usia dini emosi takut biasanya muncul ketika mereka menghadapi situasi yang baru atau tidak familiar (Ekman, 2010). Sebagai orang dewasa, kita dapat membantu anak-anak mengatasi rasa takut mereka dengan memberikan rasa aman dan kenyamanan. Terkadang jika dilanda rasa takut mereka tidak dapat mengungkapkan dengan kata-kata. Mereka biasanya merasa takut pada hewan peliharaan, kegelapan, atau bahkan pada orang yang tidak dikenal.

Untuk itu, diperlukan edukasi emosi takut kepada anak usia dini. Edukasi ini bertujuan untuk membantu anak mengelola rasa takutnya dan memperkenalkan cara-cara yang sehat untuk mengatasi kecemasan (Hartanto, 2018). Berikut adalah beberapa hal yang dapat dilakukan untuk memberikan edukasi emosi takut pada anak usia dini:

1.      Kenali Penyebab Takut Anak

Sebelum memberikan edukasi emosi takut pada anak, penting untuk memahami apa yang menyebabkan rasa takut tersebut. Anak mungkin takut pada sesuatu yang tidak pernah dilihat sebelumnya atau mungkin memiliki pengalaman buruk yang menyebabkan rasa takut. Dengan memahami penyebab takut anak, orang tua atau guru dapat memberikan solusi yang tepat (Pratiwi, D. & Suharjo, 2018).

2.      Berikan Pemahaman yang Benar pada Anak

Anak usia dini seringkali tidak mampu memahami dengan baik dunia yang ada di sekitarnya. Oleh karena itu, orang tua atau guru perlu memberikan pemahaman yang benar pada anak tentang apa yang mereka takuti (Pratiwi, D., & Suharjo, 2018). Misalnya, jika anak takut pada seekor anjing, orang tua atau guru dapat menjelaskan bahwa tidak semua anjing berbahaya dan memberikan contoh anjing yang baik.

3.      Ajarkan Anak Mencari Solusi

Memberikan edukasi emosi takut kepada anak juga mengajarkan mereka untuk mencari solusi. Orang tua atau guru dapat memberikan contoh-contoh cara untuk mengatasi rasa takut, seperti bernapas dalam-dalam atau meminta bantuan dari orang dewasa terdekat. Dengan mengajarkan anak untuk mencari solusi, mereka akan merasa lebih percaya diri dan mampu mengatasi rasa takutnya dengan baik (Hartanto, 2018).

4.      Gunakan Buku Cerita

Buku cerita adalah alat yang efektif untuk memberikan edukasi emosi takut pada anak. Buku cerita dapat membantu anak untuk memahami rasa takut yang mereka alami dan memberikan solusi yang tepat (Wulandari, A., & Nuryanto, 2019). Orang tua atau guru dapat memilih buku cerita yang sesuai dengan usia anak dan membacakan cerita tersebut dengan tenang.

5.      Berikan Dukungan dan Pujian

Anak yang merasa takut membutuhkan dukungan dan pujian dari orang terdekat. Dengan memberikan dukungan dan pujian, anak akan merasa lebih percaya diri dan mampu mengatasi rasa takutnya. Orang tua atau guru dapat memberikan pujian ketika anak berhasil mengatasi rasa takutnya atau memberikan dukungan ketika anak merasa kesulitan (Aminah, 2018).

Rp 7 Orang tua sebagai teladan yang baik bagi anak

Orang tua merupakan teladan utama bagi anak-anaknya. Segala tingkah laku, perkataan, dan sikap orang tua akan diamati dan ditiru oleh anak. Oleh karena itu, penting bagi orang tua untuk selalu menunjukkan perilaku yang baik dan positif kepada anak-anaknya. Hal ini sejalan dengan pendapat Haim Ginott seorang psikolog anak terkenal, yang mengatakan bahwa “anak-anak belajar dengan meniru, dan mereka belajar paling banyak dari orang yang mereka kagumi.”

Menjadi teladan yang baik bagi anak tidak hanya berarti menunjukkan perilaku yang baik, tetapi juga berarti menunjukkan rasa hormat, kasih sayang, dan pengertian kepada anak. Orang tua yang selalu menunjukkan rasa hormat kepada anak akan dihormati oleh anak. Orang tua yang selalu menunjukkan kasih sayang kepada anak akan dicintai oleh anak. Dan orang tua yang selalu menunjukkan pengertian kepada anak akan dipahami oleh anak. Dengan menjadi teladan yang baik, orang tua dapat membantu anak-anak mereka untuk tumbuh menjadi individu yang baik dan bertanggung jawab.

Daftar Pustaka : 

Efrianus. (2020, April 22). Tugas dan peran orang tua dalam mendidik anak. Retrieved April 05 ,2020. 

https://piaud.fitk.uin-malang.ac.id/memberikan-edukasi-kepada-si-kecil-cara-mengelola-ketakutan-yang-ada-pada-dirinya

Pentingnya Peran Orangtua dalam Meningkatkan Nafsu Makan Bergizi pada Anak – Universitas Sebelas Maret. (2019, October 25). Uns.ac.id. https://uns.ac.id/id/uns-update/pentingnya-peran-orangtua-dalam-meningkatkan-nafsu-makan-bergizi-pada-anak.html

https://www.vidoran.com/read/nutrisi/cara-kreatif-membuat-anak-suka-makan-sayur-sejak-dini

https://www.positivediscipline.com

Pentingnya Peran Orang Tua dalam Pemenuhan Gizi Seimbang pada Anak. (2016). TFI. https://student-activity.binus.ac.id/tfi/2020/08/pentingnya-peran-orang-tua-dalam-pemenuhan-gizi-seimbang-pada-anak/

Webiste Resmi Yayasan Al-Irfan Nusantara. (2023). PENTINGNYA DUKUNGAN (SOCIAL SUPPORT) ORANG TUA TERHADAP PENDIDIKAN ANAK. Https://Yayasanalirfannusantara.sch.id. https://mtsalirfannusantara.sch.id/detail/pentingnya-dukungan-social-support-orang-tua-terhadap-pendidikan-anak

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *