Rahma Izzatul Hajjah
rahma.izzatul.2301216@students.um.ac.id
Abstrak Kesehatan mental remaja menjadi perhatian utama dalam iklim psikologis dan sosial saat ini, terutama mengingat tekanan era globalisasi dan perubahan sosial yang begitu cepat. Kesehatan mental tidak hanya mencakup kemampuan seseorang untuk berpikir, merasakan, dan mengambil keputusan, tetapi juga bagaimana mereka berinteraksi dengan lingkungannya dan mengatasi stres. Depresi pada remaja seringkali ditandai dengan hilangnya minat beraktivitas, perubahan berat badan yang signifikan, sulit berkonsentrasi, dan perasaan sedih yang mendalam, sebagai manifestasi klinis dari masalah psikologis. Faktor-faktor seperti perundungan di sekolah terbukti meningkatkan risiko depresi pada remaja, meningkatkan risiko depresi hingga tiga kali lipat.
Catatan Warna
Warna: menjelaskan tema utama
Warna: menjelaskan kondisi yang sekarang
Warna: menjelaskan ringkasan yang kita buat
(RP1) Pengertian Kesehatan Mental
Pengertian Kesehatan Mental, kesehatan mental mengacu pada beberapa hal. Pertama, cara seseorang berpikir, merasakan, dan menjalani kehidupan sehari-hari; Kedua, bagaimana seseorang memandang dirinya sendiri dan orang lain; dan ketiga, bagaimana seseorang mengevaluasi berbagai alternatif solusi dan bagaimana dia mengambil keputusan sehubungan dengan keadaan yang ada di hadapannya (Yusuf 2011). Kesehatan mental mengacu pada kesehatan seluruh bagian atau perkembangan seseorang, baik fisik maupun psikis. Kesehatan mental juga mencakup upaya untuk tidak mengatasi stres, ketidakmampuan beradaptasi, hubungan dengan orang lain dan pengambilan keputusan.
(RP2) Gejala Depresi
Secara umum, baik remaja depresi maupun berpotensi depresi merasa dirinya tidak dalam kondisi prima, tidak bisa berkonsentrasi seperti biasanya, tidak tertarik pada apapun, dan berat badannya mengalami perubahan yang cukup drastis. Sulit bagi seorang remaja untuk menikmati hidupnya (anhedonia). Khususnya remaja yang sudah termasuk dalam kategori depresi merasa sedih selain anhedonia, ingin menangis, khawatir terhadap sesuatu, kesal dan kecewa dengan kejadian tertentu serta tidak mampu mengubah pikirannya (mood negatif).
(RP3) Pentingnya Kesehatan Mental pada Remaja
Selain karena masih kurangnya pengetahuan masyarakat mengenai pentingnya menjaga kesehatan mental remaja, era globalisasi juga menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi kesehatan mental generasi muda. Salah satu dampak kurang tidur kronis adalah peningkatan risiko depresi. Memenuhi keinginan untuk terus-menerus online di media sosial telah lama dikaitkan dengan rendahnya rasa percaya diri dan peningkatan risiko kecemasan dan depresi. Banyak penelitian juga mengaitkan seringnya penggunaan media sosial, terutama di kalangan anak-anak dan remaja, dengan peningkatan stres psikologis. Contoh : Keegoisan, tidak peduli terhadap lingkungan sosial dan kepentingan/kegiatan pribadi, kurang sopan santun dan tidak peka, mudah tersinggung/tidak stabil emosinya.
(RP4) Pentingnya Edukasi Kesehatan Mental
Penting agar pendidikan ini diterima oleh masyarakat, khususnya orang tua. Karena sekolah pertama seorang anak adalah rumah. Dan orang tua bisa mendidik anaknya tentang kesehatan mental sejak dini. Pendidikan kesehatan mental juga mengajarkan masyarakat bagaimana menjadi manusia. saya juga memiliki beberapa tips tentang cara menjaga kesehatan mental.
Berikut beberapa tipsnya:
- Kendalikan emosimu. Cobalah untuk tidak mudah tersinggung dengan semua yang dikatakan seseorang, cobalah memproses apa yang mereka katakan dan fokuslah pada hal positif.
- Mencoba sesuatu yang baru saat Anda tidak punya waktu atau bosan dengan aktivitas yang itu-itu saja, Anda bisa mengisi waktu dengan mencoba hal baru, sendiri atau bersama teman.
- Ceritakan kisahmu kepada orang lain Menceritakan kisahmu kepada orang yang kamu percaya dapat membantu meringankan beban yang kamu pikul.
(RP5) Dampak Depresi Pada Remaja
Bullying adalah salah satu penyebab depresi remaja. Hasil penelitian Kasoema tahun 2020 terhadap 248 remaja dari enam sekolah di Kota Bukittinggi menunjukkan bahwa variabel bullying memperoleh p-value = 0,000 dengan nilai OR sebesar 3,445 yang menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara bullying dengan depresi pada siswa SMA. Anak muda yang menjadi korban bullying memiliki tingkat depresi yang lebih tinggi di Bukittinggi, dengan risiko 3.445 kali lipat. Bullying biasanya melibatkan tindakan mengolok-olok lingkungan, terutama kelompok teman. Kejadian tersebut menimbulkan tidak terpuaskannya kebutuhan akan penerimaan di lingkungan sosial, sehingga menimbulkan stres dan depresi pada remaja.
(RP6) Pengaruh Pola Asuh Orangtua Pada Perkembangan Mental Remaja
Penelitian yang dilakukan oleh Utami (2021: 11) yang menyelidiki pola didikan orang tua dengan kenakalan remaja menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara pola didikan orang tua dengan kenakalan remaja. Setelah dilakukan penilaian terhadap pelanggan yaitu salah satu siswa LPKA Skamiskin Bandung pada penelitian ini, sang ibu selalu menuruti keinginannya, baik positif maupun negatif, dan sang ayah tidak memperdulikan pendapatnya. Hal ini menunjukkan bahwa orang tua menggunakan gaya pengasuhan permisif.
Karena gaya pengasuhan ini, klien sulit memahami norma, nilai, dan perilaku yang ada di masyarakat. Selain itu, hal ini menyebabkan klien berperilaku acak. Perkembangan mental klien dalam menilai benar dan salah, tindakan dan pikiran juga ditentukan oleh pola asuh yang diberikan. Pola asuh orang tua tentunya membentuk kepribadian anak, baik dari segi bagaimana anak dalam menentukan mana yang salah dan benar, bagaimana anak berperilaku sesuai norma dan aturan, serta mempengaruhi perkembangan mental anak.
(RP7) Resiko yang bisa Terjadi pada saat Depresi
Resiko yang bisa terjadi pada saat remaja depresi sangatlah beragam tetapi hal yang paling sering terjadi pada saat remaja depresi adalah bunuh diri dan melukai diri sendiri.
Daftar Pustaka
Fakhriyani, D. V. (2019). Kesehatan mental. Pamekasan: duta media publishing, 11-13.
Dianovinina, K. (2018). Depresi pada remaja: gejala dan permasalahannya. Journal Psikogenesis, 6(1), 69-78.
Azzahra, A. A., Shamhah, H., Kowara, N. P., & Santoso, M. B. (2021). Pengaruh Pola Asuh Orang Tua Terhadap Perkembangan Mental Remaja. Jurnal penelitian dan pengabdian kepada masyarakat (JPPM), 2(3), 461.
Putri, E. A. H. (2022). Pentingnya Kesehatan Mental Pada Remaja.
Putri, F. S., Nazihah, Z., Ariningrum, D. P., Celesta, S., & Herbawani, C. K. (2022). Depresi Remaja di Indonesia: Penyebab dan Dampaknya. Jurnal Kesehatan Poltekkes Kemenkes RI PangkalPinang, 10(2), 99-108.
Febrianti, D., & Husniawati, N. (2021). Hubungan tingkat depresi dan faktor resiko ide bunuh diri pada remaja SMPN. Jurnal Ilmiah Kesehatan, 13(1), 85-94.
Prasetyo, A. E. (2021). Edukasi mental health awareness sebagai upaya untuk merawat kesehatan mental remaja dimasa pandemi. JE (Journal of Empowerment), 2(2), 261-269.