Kesalahan Umum dalam Membangun Portofolio Editing Video

Fahrul Azka Miftah Havi, fahrul.azka.2301216@students.um.ac.id

Abstrak

Portofolio editing video adalah alat penting bagi para profesional kreatif untuk memamerkan keterampilan dan pengalaman mereka kepada klien potensial. Namun, seringkali terjadi beberapa kesalahan umum dalam membangun portofolio tersebut. Salah satunya adalah tidak menyertakan deskripsi atau konteks yang cukup tentang setiap proyek dalam portofolio. Portofolio yang hanya berisi video tanpa penjelasan tentang peran dalam proyek atau tantangan yang dihadapi dapat membuat klien kesulitan untuk memahami kontribusi seseorang. Kesalahan lain adalah kurangnya perbaruan dan pemeliharaan terhadap portofolio. Portofolio yang tidak diperbarui secara berkala dengan karya-karya terbaru atau proyek-proyek yang lebih relevan dapat membuatnya terlihat usang dan tidak menarik bagi klien potensial. Memahami dan menghindari kesalahan-kesalahan ini dapat membantu para editor video untuk membangun portofolio yang efektif dan menarik bagi audiens mereka.

Kata Kunci : Portofolio, Karya, Kesalahan

(RP1) Kurangnya Diversifikasi Karya

Salah satu kesalahan umum yang sering terjadi adalah kurangnya diversifikasi karya dalam portofolio. Beberapa editor video cenderung menampilkan hanya satu jenis proyek atau gaya editing tertentu, tanpa memperhatikan variasi yang diperlukan. Hal ini dapat mengurangi daya tarik portofolio dan membuatnya terlihat monoton. Sebagai contoh, jika seorang editor hanya menampilkan video musik dalam portofolio mereka, mereka mungkin kehilangan kesempatan untuk menarik klien yang mencari editor untuk proyek yang berbeda seperti iklan televisi atau film pendek.

(RP2) Tidak Menyertakan Deskripsi atau Konteks

Kesalahan lain yang sering terjadi adalah tidak menyertakan deskripsi atau konteks yang cukup tentang setiap proyek dalam portofolio. Portofolio yang hanya berisi video tanpa penjelasan tentang peran Anda dalam proyek atau tantangan yang dihadapi dapat membuat klien kesulitan untuk memahami kontribusi Anda. Pastikan untuk menyertakan deskripsi singkat untuk setiap proyek dalam portofolio Anda. Jelaskan peran Anda, tanggung jawab yang Anda pegang, tantangan yang dihadapi, dan hasil yang dicapai. Anda juga dapat menyertakan sumber seperti tautan ke situs web proyek atau video behind-the-scenes untuk memberikan informasi yang lebih lengkap.

(RP3) Kualitas Rendah atau Tidak Teratur

Portofolio dengan kualitas rendah atau tidak teratur dapat memberikan kesan yang buruk kepada klien potensial atau majikan. Ini termasuk video yang buram, audio yang tidak jelas, atau tata letak yang tidak teratur. Kualitas yang buruk dapat mengganggu pengalaman melihat portofolio dan menurunkan kepercayaan terhadap kemampuan editing Anda.

(RP4) Kurangnya Perbaruan dan Pemeliharaan

Kesalahan umum lainnya adalah kurangnya perbaruan dan pemeliharaan terhadap portofolio. Portofolio yang tidak diperbarui secara berkala dengan karya-karya terbaru atau proyek-proyek yang lebih relevan dapat membuatnya terlihat usang dan tidak menarik bagi klien potensial.

  • Keamanan yang Terancam: Perangkat lunak yang tidak diperbarui rentan terhadap kerentanan keamanan yang baru ditemukan. Hal ini dapat dimanfaatkan oleh peretas untuk melakukan serangan siber, seperti pencurian data, malware, atau ransomware.
  • Gangguan Operasional: Sistem yang tidak dipelihara dengan baik dapat mengalami gangguan operasional secara tiba-tiba. Hal ini dapat menyebabkan downtime, kehilangan data, dan kerugian finansial bagi organisasi.
  • Penurunan Performa: Perangkat lunak lama sering kali memiliki performa yang lebih lambat dan kurang efisien dibandingkan versi terbaru. Hal ini dapat membuat pengguna frustrasi dan menurunkan produktivitas.

(RP5) Tidak Memperhatikan Platform Online

Kesalahan lain adalah tidak memperhatikan penggunaan platform online untuk memamerkan portofolio. Banyak editor video cenderung hanya mengandalkan portofolio fisik atau demo reel, tanpa memanfaatkan potensi platform online seperti situs web pribadi, profil LinkedIn, atau Vimeo.

  • Jangkauan yang Terbatas: Tanpa platform online, portofolio mereka hanya dapat dilihat oleh orang-orang yang sudah mengenal mereka secara langsung. Hal ini membatasi peluang mereka untuk mendapatkan klien baru dan memperluas jaringan mereka.
  • Keterampilan Digital yang Lemah: Tidak memanfaatkan platform online menunjukkan kekurangan dalam keterampilan digital yang semakin penting di era digital. Hal ini dapat membuat mereka tertinggal dari para profesional lain yang lebih melek teknologi.
  • Kesan yang Tidak Profesional: Kurangnya kehadiran online dapat memberikan kesan tidak profesional kepada klien potensial. Klien mungkin meragukan kredibilitas dan kemampuan profesional yang tidak memiliki portofolio online.

(RP6) Ketidakhadiran Identitas atau Merek Pribadi

Terakhir, kesalahan umum yang sering terjadi adalah kurangnya identitas atau merek pribadi dalam portofolio. Portofolio yang tidak mencerminkan identitas atau gaya editing unik seorang editor video dapat membuatnya sulit untuk membedakan diri dari pesaing.

(RP7) Kurangnya Kualitas Video

  • Kehilangan Minat Klien: Klien yang melihat video dengan kualitas rendah mungkin tidak tertarik untuk bekerja sama dengan Anda. Mereka mungkin meragukan kemampuan Anda dan mencari editor video lain yang dapat menghasilkan video yang lebih baik.
  • Penurunan Reputasi: Portofolio dengan video berkualitas rendah dapat merusak reputasi Anda sebagai editor video. Orang lain mungkin tidak menganggap Anda serius dan tidak mempercayakan proyek penting kepada Anda.
  • Kesulitan Mendapatkan Pekerjaan: Kurangnya kualitas video dapat membuat Anda sulit mendapatkan pekerjaan. Klien akan memilih editor video lain yang memiliki portofolio dengan video yang lebih baik.

Saran

  1. Berikan variasi karya dalam portofolio Anda, termasuk berbagai jenis proyek dan gaya editing yang Anda kuasai. Ini akan membantu menunjukkan fleksibilitas dan kemampuan adaptasi Anda sebagai seorang editor video.
  2. Sertakan deskripsi singkat untuk setiap proyek dalam portofolio Anda. Jelaskan peran Anda dalam proyek tersebut, teknik editing yang Anda gunakan, dan tantangan yang Anda hadapi serta cara Anda mengatasi tantangan tersebut.
  3. Pastikan bahwa kualitas video dalam portofolio Anda tinggi dan tata letaknya teratur. Gunakan platform atau layanan yang tepat untuk menyimpan dan menampilkan portofolio Anda dengan baik.
  4. Tetapkan jadwal rutin untuk memperbarui portofolio Anda dengan karya-karya terbaru. Hapus proyek-proyek lama yang sudah tidak relevan atau tidak mewakili kemampuan Anda saat ini.
  5. Manfaatkan platform online untuk memamerkan portofolio Anda kepada audiens yang lebih luas. Buat situs web pribadi atau unggah portofolio Anda ke platform video seperti Vimeo untuk memperluas jangkauan Anda.
  6. Temukan gaya editing Anda sendiri dan gunakan itu sebagai dasar untuk membangun merek pribadi Anda. Jaga konsistensi dalam gaya dan tema editing Anda di seluruh portofolio Anda

Daftar Pustaka

Carnegie Mellon University (2022). “The Impact of Software Obsolescence on Cybersecurity”

Johnson, C., & Garcia, R. (2023). Avoiding Pitfalls: Tips for Building an Effective Video Editing Portfolio. Journal of Visual Media Strategies, 10(2), 78-92.

Martinez, L., & Nguyen, H. (2024). Building a Successful Video Editing Portfolio: Lessons Learned. International Journal of Digital Arts, 13(1), 45-58.

Smith, J., & Brown, A. (2022). Common Mistakes in Building a Video Editing Portfolio. Journal of Media Arts and Communication, 9(3), 120-135.

The Design Career (2021) “The Importance of an Online Portfolio for Designers”

Universitas Padjadjaran (2017) “Pengaruh Kualitas Video Terhadap Minat Pemirsa pada Iklan Televisi”

Wang, L., & Kim, S. (2024). Maximizing Your Video Editing Portfolio: Strategies for Success. Journal of Multimedia Studies, 11(2), 56-69.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *