Menjaga Mental Health

Rahma Izzatul Hajjah

rahma.izzatul.2301216@students.um.ac.id

Abstrak Kesehatan mental remaja merupakan aspek penting yang mempengaruhi perkembangan pribadi dan kesejahteraan jangka panjang mereka. Depresi pada remaja dapat disebabkan oleh berbagai macam faktor, antara lain faktor  genetik, biologis, lingkungan, dan psikologis sehingga diperlukan pendekatan pengobatan yang komprehensif. Untuk mengatasi depresi pada remaja, Youth Treatment Center Banjarbaru menerapkan pendekatan arsitektural dan psikologi Gestalt untuk menciptakan suasana yang mendukung pemulihan psikologis. Terapi yang digunakan juga mencakup psikoterapi suportif, edukatif, dan rekonstruktif yang berfokus pada  ketahanan dan pemulihan karakter. Terapi fisiologis dan spiritual juga terintegrasi dan didasarkan pada ajaran Islam yang menekankan pentingnya pengobatan dan keimanan terhadap penyembuhan melalui Allah. Terapi seni dan teknik mindfulness juga digunakan untuk meningkatkan ekspresi diri dan pengendalian emosi. Pendekatan multidisiplin ini diharapkan dapat membantu remaja mendapatkan kembali fungsi sosial, psikologis, dan emosional serta mendukung proses pemulihan  dari depresi dan gangguan  mental lainnya.

Catatan Warna

Warna: menjelaskan tema utama

Warna: menjelaskan kondisi yang sekarang

Warna: menjelaskan ringkasan yang kita buat 

(RP1) Pentingnya Menjaga Mental Health pada Anak Remaja

Masalah kesehatan mental dan emosional pada remaja yang tidak mendapat nutrisi dan perhatian yang cukup dapat berdampak buruk pada perkembangannya di masa depan. Hal ini khususnya mempengaruhi perkembangan kepribadian dan dapat mengakibatkan gangguan  perkembangan mental dan emosional pada remaja. Oleh karena itu, penting untuk menjaga kesehatan mental agar terhindar dari gangguan-gangguan yang dapat berujung pada kehidupan yang kurang optimal dan tidak menyenangkan, seperti: Misalnya saja rasa lelah, bosan, atau bahkan stres.

(RP2) Faktor Depresi Remaja

Depresi disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain faktor genetik, biologis, lingkungan, dan  psikologis. Peneliti sebelumnya menemukan bahwa depresi melankolis, gangguan bipolar, dan depresi pasca persalinan berhubungan dengan peningkatan kadar sitotoksik yang disertai dengan penurunan sensitivitas kortisol (Brogan, 2014). Sementara itu, penelitian lain menemukan bahwa depresi bukan hanya disebabkan oleh terlalu banyak atau terlalu sedikitnya bahan kimia tertentu di dalam tubuh. Ada banyak kemungkinan penyebab depresi, termasuk gangguan fungsi otak yang berhubungan dengan pengaturan suasana hati, kerentanan genetik, peristiwa kehidupan yang penuh tekanan, pengobatan, dan adaptasi medis. Interaksi faktor-faktor tersebut diduga menyebabkan  depresi (Harvard Health Publication, 2009).

(RP3) Perawatan apa yang bisa dilakukan untuk depresi remaja

Youth Treatment Center Banjarbaru merupakan fasilitas  kesehatan jiwa minor yang ditujukan untuk mengatasi depresi pada remaja, sekaligus sebagai wadah untuk mengedukasi masyarakat tentang pentingnya masalah kesehatan jiwa. Arsitektur, persepsi, psikologi, dan pencitraan saling berhubungan. Metode yang digunakan untuk menyelesaikan permasalahan arsitektur adalah teori psikologi Gestalt yang menggunakan konsep kesadaran spasial. Untuk mencapai tujuan perancangan yaitu menciptakan persepsi dan citra positif terhadap bangunan,  berbagai inisiatif dilakukan, antara lain:

Pemilihan lokasi  yang strategis di pusat kota, tampilan karakter yang penuh dengan  kata-kata positif dan persuasif, suasana santai yang tidak menakutkan, desain yang disesuaikan dengan kepribadian remaja, pentingnya masalah kesehatan mental Program pendidikan dan penyadaran sebagai bentuk kampanye tentang seksualitas.

(RP4) Upaya Secara Psikologi (Psikoterapi \ Konseling)

Mengenai psikoterapi, Dadang Hawari (2004: 547-548) merekomendasikan beberapa jenis terapi. Pertama, psikoterapi suportif. Terapi ini memberikan dukungan dan motivasi untuk membantu klien mengembangkan semangat hidup, pulih dari stres mental/psikologis yang dialaminya, meringankan perasaan putus asa, dan mendapatkan kembali rasa percaya diri. Konfusius, filosof kenamaan, menasihati kita seperti dikutip Pradipta Sarastika (2014: 84): “Kemuliaan terbesar kita bukanlah kita tidak pernah terjatuh; kuncinya adalah bangkit kembali setiap kali gagal”. 

Kedua: Kembali psikoterapi pendidikan, ketidakmampuan klien mengatasi depresi disebabkan oleh psikoedukasi yang lalu (sejak masa kanak-kanak hingga remaja) yang dilakukan oleh keluarganya terutama orang tuanya.Upaya untuk memberikan pendidikan ulang dan koreksi kepada klien jika ditentukan karena faktor. Melalui terapi ini, kami berharap klien dapat mempelajari kembali aktivitas untuk mengatasi permasalahan sehari-hari, dari  yang ringan hingga yang serius. Dengan cara ini, klien secara bertahap mendapatkan kembali ketahanan mentalnya. Ketiga, ada psikoterapi rekonstruktif. Terapi ini melibatkan seorang konselor/psikoterapis yang merekonstruksi (membangun kembali) kepribadian klien yang  mengalami syok akibat stres sosio-psikologis yang tidak dapat diatasi  sendiri. Dalam hal ini pasti dibutuhkan tenaga ahli seperti moderator.

   Oleh karena itu, kami memastikan faktor keluarga tidak menjadi penghambat berkembangnya komunikasi pelanggan dengan seluruh keluarga. Faktor keluarga dapat menjadi faktor pendukung dalam proses pemulihan psikososial yang membantu klien kembali tumbuh kembang normal. Bagaimanapun, keluarga adalah  bagian integral dari kehidupan klien.

(RP5) Upaya Terapi Fisiologis 

Sebagai seorang mukmin yang taat, diberi kekuasaan untuk berusaha melakukan pengobatan atas ujian ringan atau berat yang sedang dialami agar memperoleh kelulusan, kesembuhan, dan bebas dari kesulitan atau penderitaan. Sebagaimana jaminan Allah yang tertera dalam surat Al Asyraayat 6-7 yang artinya “karena Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan, Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Maka apabila kamu telah selesai (dari sesuatu urusan), kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan) yang lain[1586], dan hanya kepada Tuhanmulah Hendaknya kamu berharap.”Hadis Nabi riwayat Imam Turmudzi, Nabi SAW bersabda: “Berobatlahkalian, karena sesungguhnya Allah SWT tidak mendatangkan penyakit kecuali mendatangkan obatnya.” Hadis Riwayat Imam Muslim dan Ahmad,di mana Rasulullah SAW bersabda: “Setiap penyakit ada obatnya, jika obatitu tepat mengenai sasarannya, maka dengan izin Allah penyakit itu sembuh”.

(RP6) Terapi Seni

Terapi seni adalah pendekatan yang menggunakan ekspresi kreatif dalam seni, seperti seni visual, musik, tari, dan teater, untuk membantu orang mengatasi masalah kesehatan mental.

 Seni juga memiliki manfaat sebagai terapi penyembuhan, antara lain: 

  1. Seni dapat mengungkapkan mimpi dan khayalan secara langsung  dalam bentuk visual.
  2. Seni yang memproyeksikan alam bawah sadar.
  3. Seni menyampaikan perasaan gembira dan nyaman.
  4. Seni itu fleksibel, tidak ada  benar dan salah.
  5. Seni tidak memiliki batasan usia.
  6. Seni membantu mengungkapkan perasaan  orang yang kesulitan mengungkapkan perasaannya dengan kata-kata.

 Pendapat tersebut sejalan dengan pernyataan Isa (2021: 65) yang menyatakan bahwa proses terapi seni secara otomatis  mengalihkan fokus atau konsentrasi  sumber stres.

(RP7) Teknik Mindfulness untuk Remaja

Mindfulness (Kesadaran) adalah kemampuan yang lebih besar untuk melatih pengendalian diri dan pengaturan diri. Mindfulness memberi seseorang  kemampuan  untuk beradaptasi dengan kebutuhan, emosi, dan nilai – nilai yang  sesuai dengan situasi tertentu. Mindfulness dap dirancang untuk meningkatkan kepekaan  seseorang dalam memahami peristiwa terkini. Selain  seseorang menunjukkan pengendalian diri yang baik, kesadaran yang muncul ketika seseorang mencapai keadaan sadar memungkinkan orang tersebut untuk lebih memahami dengan jelas berbagai situasi yang tidak menyenangkan, perasaan tertekan, dan perspektif baru. Anda akan memahami masalah dan alternatif solusinya. Kondisi ini memberikan individu rasa kendali terhadap keputusan hidupnya sehingga memudahkan munculnya sikap reaktif yang menerima keadaan di lingkungannya.

Daftar Pustaka

Yuliza, E. (2015). Depresi dan penanganannya pada mahasiswa. Al-Ishlah: Jurnal Pendidikan, 7(2), 179-195.

Dianovinina, K. (2018). Depresi pada remaja: gejala dan permasalahannya. Journal Psicogenesis, 6(1), 69-78.

Sukma, D. T., & Muchamad, B. N. (2021). Pusat Perawatan Depresi Remaja di Banjarbaru Youth Treatment Center Banjarbaru. JURNAL TUGAS AKHIR MAHASISWA LANTING, 10(1), 129-140.

Hamidah, W., & Falah, A. M. (2023). Analisis Indikator Keberhasilan Proses Terapi Seni Sebagai Alternatif Metode Penyembuhan Kesehatan Mental. ATRAT: Jurnal Seni Rupa, 11(2), 194-204.

Abidin, Z. (2017). Upaya terapi depresi secara islami. KOMUNIKA: Jurnal Dakwah dan Komunikasi, 11(1), 73-86.

Apriliyani, I., Dwidiyanti, M., & Sari, S. P. (2020, March). Pengaruh terapi mindfulness terhadap tingkat depresi pada remaja. In Proceeding Widya Husada Nursing Conference (Vol. 1, No. 1).

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *