Krisis Eksistensial Tak Hanya di Usia Muda

Hilya Sabrina Rahma Nur Asy Syifa’ hilya.sabrina.2301216@students.um.ac.id

Abstrak Banyak orang familiar dengan istilah “quarter life crisis”, fase di mana individu di usia 20-an mengalami keraguan dan kecemasan tentang masa depan. Namun, tahukah Anda bahwa krisis eksistensial juga dapat terjadi di usia lanjut? Makalah ini membahas fenomena “late life crisis”, yang umumnya dialami individu berusia 50-an hingga 60-an.Late life crisis ditandai dengan berbagai pertanyaan mendalam tentang makna hidup, pencapaian, dan peran individu dalam masyarakat. Dipicu oleh peristiwa besar seperti pensiun, kematian orang terkasih, atau masalah kesehatan, krisis ini membawa dampak kompleks pada berbagai aspek kehidupan, mulai dari emosi, sosial, spiritual, fisik, hingga pekerjaan.

Catatan
Warna ⇒ menjelaskan tema utama

Warna ⇒ menjelaskan kondisi yang sekarang

Warna ⇒ menjelaskan ringkasan tulisan yang kita buat

(RP 1) Late Life Crisis

Late life crisis, atau krisis di usia lanjut, merupakan fenomena psikologis yang umum terjadi pada orang-orang berusia 50-an hingga 60-an. Fase ini ditandai dengan berbagai pertanyaan mendalam tentang makna hidup, pencapaian, dan peran individu dalam masyarakat. Berbeda dengan quarter life crisis yang umumnya terjadi pada usia muda, late life crisis memiliki dampak yang kompleks dan signifikan pada berbagai aspek kehidupan.(Hoogendijk dkk., 2020)

(RP 2) Dampak Emosional

Salah satu dampak utama late life crisis adalah munculnya berbagai emosi negatif seperti kecemasan, depresi, dan ketakutan. (Kwartler, 2011)Individu mungkin merasa kehilangan tujuan hidup, tidak puas dengan apa yang telah mereka capai, dan cemas tentang masa depan. Hal ini dapat berakibat pada penurunan mood, insomnia, dan hilangnya minat dalam aktivitas yang sebelumnya disukai.

(RP 3) Dampak Sosial

Late life crisis juga dapat berdampak pada hubungan sosial individu. Perasaan tidak puas dan cemas dapat menyebabkan individu menarik diri dari interaksi sosial dan mengalami konflik dengan pasangan, keluarga, dan teman. Hal ini dapat memperburuk perasaan terisolasi dan kesepian, yang semakin memperparah kondisi emosional individu (Kulmus, 2021)

(RP 4) Dampak Spiritual

Krisis eksistensial di usia lanjut ini juga dapat menimbulkan pertanyaan mendalam tentang makna hidup dan spiritualitas. Individu mungkin mempertanyakan keyakinan mereka tentang agama, nilai-nilai hidup, dan tujuan keberadaan mereka di dunia. Hal ini dapat memicu pencarian makna hidup yang baru dan perubahan dalam pandangan hidup individu (Jagger, 2017)

(RP 5) Dampak Fisik

Dampak late life crisis tidak hanya terbatas pada aspek emosional dan sosial, tetapi juga dapat memengaruhi kesehatan fisik individu. Stres dan kecemasan yang berkepanjangan dapat melemahkan sistem kekebalan tubuh, meningkatkan risiko penyakit kronis, dan mempercepat proses penuaan (Volkert dkk., 2019)

(RP 6 )Dampak pada Pekerjaan dan Karir

Bagi individu yang masih bekerja, late life crisis dapat memengaruhi kinerja dan motivasi mereka. Perasaan tidak puas dan kehilangan tujuan hidup dapat menyebabkan penurunan produktivitas, absen kerja, dan bahkan keinginan untuk pensiun dini. Hal ini dapat berakibat pada kesulitan keuangan dan memperburuk kondisi stres (Jayachandran, t.t.)

(RP 7) Penutup

Late life crisis merupakan fase yang kompleks dan menantang bagi individu yang mengalaminya. Dampaknya dapat dirasakan pada berbagai aspek kehidupan, mulai dari emosi, sosial, spiritual, fisik, hingga pekerjaan. Oleh karena itu, penting bagi individu dan keluarga untuk memahami ciri-ciri dan cara mengatasi late life crisis agar dapat melewati fase ini dengan lebih mudah dan menemukan kembali makna hidup mereka.

DAFTAR PUSTAKA

Hoogendijk, E., Smit, A., Dam, C. van, & … (2020). Frailty combined with loneliness or social isolation: An elevated risk for mortality in later life. Journal of the …, Query date: 2024-05-25 20:21:32. https://doi.org/10.1111/jgs.16716

Jagger, C. (2017). Living longer, but with more care needs: Late-life dependency and the social care crisis. British Politics and Policy at LSE, Query date: 2024-05-26 03:06:45. https://eprints.lse.ac.uk/84680/

Jayachandran, M. (t.t.). LATE-LIFE CRISIS OF PROLETARIAT STRATUM AND IDEAL MANHOOD: A STUDY OF ARTHUR MILLER’S DEATH OF A SALESMAN. researchscholar.co.in, Query date: 2024-05-26 03:06:45. http://researchscholar.co.in/downloads/5-dr.-m.-jayachandran.pdf

Kulmus, C. (2021). Age images and learning in late life. Coping with crisis experiences as a potential in long-life societies. European journal for Research on the Education and …, Query date: 2024-05-26 03:06:45. https://rela.ep.liu.se/article/view/3342

Kwartler, Z. (2011). A Late-life Crisis: The Evolution of Hamilton Fish Armstrong’s Opposition to the Vietnam War. Query date: 2024-05-26 03:06:45. https://dataspace.princeton.edu/handle/88435/dsp01s7526d56t

Volkert, J., Härter, M., Dehoust, M., Ausín, B., & … (2019). The role of meaning in life in community-dwelling older adults with depression and relationship to other risk factors. Aging &mental …, Query date: 2024-05-26 02:57:05. https://doi.org/10.1080/13607863.2017.1396576

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *