Azzah Fatimatuz Zahroh, Azzah.fatimatuz.2301216@students.um.ac.id
Di tengah hiruk pikuk jalanan ibukota, terlintas sosok pria tua bernama Pak Bejo yang masih setia mengayuh becaknya. Wajahnya yang keriput dihiasi senyum hangat, matanya berbinar tekad, dan tangannya yang kasar terampil mengendalikan becaknya menembus padatnya kendaraan. Pak Bejo tak hanya seorang tukang becak biasa. Di balik kesederhanaannya, tersimpan kisah inspiratif tentang perjuangannya meraih mimpi melalui pendidikan. Masa kecil Pak Bejo diwarnai dengan keterbatasan. Lahir di keluarga petani miskin, dia terpaksa putus sekolah di kelas 3 SD untuk membantu orang tuanya bertani. Mimpi untuk melanjutkan pendidikan pun pupus. Namun, Pak Bejo tak pernah menyerah pada keadaan. Dia selalu haus akan ilmu pengetahuan. Di sela-sela kesibukannya bertani, dia menyempatkan diri untuk belajar membaca dan menulis secara otodidak. Dia meminjam buku-buku dari tetangga dan belajar dari alam sekitar. Kegigihan Pak Bejo membawanya pada kesempatan baru. Saat dia berusia 17 tahun, dia bertemu dengan seorang guru sekolah yang terkesan dengan semangat belajarnya. Sang guru pun menawarkan bantuan untuk mengajarinya secara gratis. Dengan penuh semangat, Pak Bejo mengikuti pelajaran yang diberikan sang guru. Dia belajar dengan tekun dan rajin, menyerap ilmu pengetahuan bagaikan spons. Kemampuannya berkembang pesat. Dalam waktu singkat, dia sudah bisa membaca dan menulis dengan lancar. Tak hanya itu, dia juga mulai mempelajari ilmu matematika dan sains. Keinginan Pak Bejo untuk terus belajar tak berhenti di situ. Dia ingin menimba ilmu di bangku sekolah formal. Dengan tekad yang bulat, dia mengikuti ujian kesetaraan SMA dan berhasil lulus. Di usianya yang tak lagi muda, Pak Bejo mendaftarkan diri di perguruan tinggi dan mengambil jurusan pendidikan. Dia ingin menjadi guru dan membagikan ilmunya kepada orang lain. Perjalanan Pak Bejo untuk meraih mimpinya tak mudah. Dia harus bekerja keras dan menyisihkan sebagian penghasilannya untuk membiayai kuliahnya. Namun, semua rintangan dihadapi dengan semangat pantang menyerah. Pak Bejo yakin bahwa pendidikan adalah kunci untuk mengubah hidupnya dan kehidupan orang lain. Setelah bertahun-tahun berjuang, Pak Bejo akhirnya berhasil meraih gelar sarjana pendidikan. Dia pun mewujudkan mimpinya menjadi seorang guru. Kini, Pak Bejo tak lagi mengayuh becak. Dia mengajar di sebuah sekolah pelosok, mendedikasikan ilmunya untuk mencerdaskan anak-anak bangsa. Kisah Pak Bejo adalah bukti nyata bahwa pendidikan adalah kunci kesuksesan. Di balik keterbatasannya, dia mampu meraih mimpinya melalui tekad, kerja keras, dan semangat pantang menyerah. Pak Bejo tak hanya menginspirasi para muridnya, tetapi juga semua orang yang ingin mengubah hidup mereka menjadi lebih baik. Dia menunjukkan bahwa usia dan latar belakang bukanlah halangan untuk meraih mimpi, asalkan kita memiliki tekad dan semangat untuk belajar dan terus berkembang.