EKSPEKTASI DARI IMAGE “MAHASISWA BERORGANISASI”

Ulya Diana

ulya.diana.2301216@students.um.ac.id 

Image dari Mahasiswa Berorganisasi

Image mahasiswa berorganisasi adalah gambaran yang mencerminkan komitmen, kepemimpinan, dan keterlibatan aktif dalam kehidupan kampus serta masyarakat luas. Mahasiswa yang terlibat dalam organisasi menunjukkan dedikasi mereka terhadap pengembangan diri dan kontribusi positif terhadap lingkungan sekitarnya. Mereka sering kali dianggap sebagai agen perubahan yang membawa inspirasi dan motivasi bagi sesama mahasiswa serta memberikan kontribusi berarti dalam mengatasi berbagai tantangan sosial dan pendidikan. Image ini tidak hanya memberikan manfaat pribadi, seperti pengembangan keterampilan kepemimpinan dan networking, tetapi juga memperkuat reputasi institusi sebagai tempat yang mendukung pertumbuhan holistik mahasiswa. Dengan demikian, mempromosikan image mahasiswa berorganisasi tidak hanya penting untuk memotivasi mahasiswa aktif berpartisipasi, tetapi juga untuk meningkatkan citra positif institusi pendidikan secara keseluruhan.

Ekspektasi diri sendiri 

Dari image “mahasiswa berorganisasi” tadi memperjelas tentang ekspektasi-ekspektasi yang sudah ada. Menangani ekspektasi dari lingkungan dan organisasi serta ekspektasi diri sendiri adalah suatu tantangan yang sering dihadapi dalam berbagai konteks kehidupan. Lingkungan sekitar, termasuk keluarga, teman, dan rekan kerja, sering memiliki harapan dan harapan tertentu terhadap kita. Organisasi tempat kita bekerja juga memiliki standar dan target yang harus dipenuhi. Di samping itu, ekspektasi diri sendiri juga dapat menjadi beban berat karena kita sering memiliki gambaran ideal tentang bagaimana kita ingin menjadi dan mencapai apa yang dianggap sebagai sukses. 

Untuk mengatasi hal ini, penting untuk memiliki kesadaran diri yang kuat dan kemampuan untuk menetapkan batasan yang sehat. Komunikasi terbuka dengan lingkungan dan organisasi bisa membantu untuk mengelola ekspektasi yang realistis, sementara pengaturan tujuan yang realistis dan memecahnya menjadi langkah-langkah yang lebih kecil dapat membantu kita merasa lebih mudah untuk mencapai apa yang diharapkan dari diri sendiri. Selain itu, memahami bahwa kegagalan adalah bagian alami dari proses menuju sukses dan bahwa kita tidak selalu bisa memenuhi semua ekspektasi orang lain atau diri sendiri juga merupakan langkah penting dalam menjaga kesehatan mental dan emosional.

Ekspektasi lingkungan 

Ekspektasi lingkungan terhadap mahasiswa yang terlibat dalam organisasi dapat bervariasi tergantung pada konteksnya. Di lingkungan kampus, masyarakat akademik dan administratif mungkin mengharapkan bahwa mahasiswa yang terlibat dalam organisasi tidak hanya berpartisipasi aktif dalam kegiatan akademik, tetapi juga mampu menjaga keseimbangan antara tanggung jawab organisasi dan pencapaian akademik yang baik. Mereka mungkin mengharapkan mahasiswa untuk mengembangkan keterampilan kepemimpinan, kerja tim, dan manajemen waktu melalui keterlibatan dalam organisasi. Selain itu, masyarakat kampus juga mungkin mengharapkan bahwa mahasiswa yang terlibat dalam organisasi dapat menjadi agen perubahan positif di lingkungan kampus, mempromosikan keragaman, inklusi, dan kesejahteraan siswa.

Di sisi lain, lingkungan masyarakat luar kampus atau dunia profesional mungkin memiliki ekspektasi yang berbeda terhadap mahasiswa yang berorganisasi. Mereka mungkin mengharapkan bahwa mahasiswa tersebut dapat membuktikan pengalaman kepemimpinan dan kerja tim mereka sebagai bukti kompetensi dan dedikasi. Selain itu, mereka mungkin menaruh perhatian pada dampak positif yang dihasilkan oleh organisasi mahasiswa tersebut dalam masyarakat, seperti program sosial atau pelayanan masyarakat. Secara keseluruhan, ekspektasi lingkungan terhadap mahasiswa yang berorganisasi seringkali mencakup kombinasi dari aspek akademik, kepemimpinan, keterampilan interpersonal, dan kontribusi positif terhadap masyarakat. Mahasiswa yang mampu memenuhi dan bahkan melampaui ekspektasi ini dapat menjadi panutan dan kontributor yang berharga dalam pengembangan komunitas mereka.

Sikap terhadap realitas

Sikap terhadap realitas terhadap ekspektasi-ekspektasi tersebut sangatlah penting untuk menjaga keseimbangan mental dan emosional. Pertama-tama, penting untuk memiliki sikap realistis terhadap ekspektasi yang diberikan oleh lingkungan dan organisasi. Ini berarti mengakui bahwa tidak mungkin untuk selalu memenuhi semua harapan orang lain atau organisasi dengan sempurna. Melakukan yang terbaik yang kita bisa adalah hal yang wajar, tetapi juga memahami bahwa kegagalan dan ketidaksempurnaan adalah bagian alami dari proses belajar dan berkembang.

Selanjutnya, memiliki sikap yang terbuka terhadap realitas juga melibatkan kemampuan untuk mengakui dan menerima bahwa ekspektasi lingkungan atau organisasi mungkin tidak selalu sejalan dengan harapan atau keinginan pribadi. Ini bisa menuntut ketegasan dalam menetapkan batasan dan mengambil keputusan yang sesuai dengan nilai dan kebutuhan diri sendiri, bahkan jika itu berarti menghadapi konflik atau penolakan. Selain itu, penting untuk mengembangkan sikap yang fleksibel dan adaptif terhadap realitas ekspektasi-ekspektasi tersebut. Ini berarti mampu beradaptasi dengan perubahan lingkungan dan organisasi, serta memiliki kemampuan untuk belajar dan tumbuh dari pengalaman-pengalaman yang dihadapi. Dengan sikap yang terbuka dan adaptif terhadap realitas, kita dapat mengatasi tekanan dan stres yang mungkin timbul akibat ekspektasi yang ada, sambil tetap mempertahankan keseimbangan dan kesejahteraan mental yang optimal.

Daftar Pustaka

Putri, N. S. R., & Farida, F. (2018). Pembentukan Citra Diri Mahasiswa Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas dr. Soetomo Surabaya dalam Instagram. Jurnal Kajian Media, 2(2).

Argasiam, B. (2022). Kecemasan Menghadapi Dunia Kerja pada Mahasiswa Tingkat Akhir di Unika Soegijapranata ditinjau dari Hubungan Keaktifan Mengikuti Organisasi. IMAGE, 2(1), 15-27.

Duha, T. (2018). Perilaku organisasi. Deepublish.

Wijono, S. (2018). Kepemimpinan dalam perspektif organisasi. Kencana.

Suranto, S., & Rusdianti, F. (2018). Pengalaman berorganisasi dalam membentuk soft skill mahasiswa. Jurnal Pendidikan Ilmu Sosial28(1), 58-65.

Kosasih, K. (2017). Peranan Organisasi Kemahasiswaan Dalam Pengembangan Civic Skills Mahasiswa. Jurnal Pendidikan Ilmu Sosial, 25(2), 188-198.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *