Eksplorasi Peran Barang Aesthetic dalam Mengekspresikan Diri

Stefanie Nanda Kristanti, stefanie.nanda.2301216@students.um.ac.id

Abstrak

Barang aesthetic telah menjadi fenomena yang populer, terutama bagi generasi muda. Lebih dari sekadar benda fungsional, barang-barang ini menjadi media untuk mengekspresikan diri dan identitas individu. Desain dan estetika yang unik memungkinkan individu untuk menunjukkan selera dan kepribadian mereka. Kepemilikan barang aesthetic juga dapat menjadi cara untuk membangun komunitas dan menjalin koneksi dengan orang lain yang memiliki minat serupa. Fenomena ini menunjukkan cara baru bagi individu untuk mengekspresikan diri dan membangun identitas mereka di dunia yang semakin terhubung secara global. Barang aesthetic bukan hanya tren, tetapi juga refleksi budaya dan identitas individu di era digital.

RP 1 (Kebangkitan Barang Aestetic)

Di era modern, di mana identitas dan ekspresi diri menjadi semakin penting, barang aesthetic telah menjelma menjadi fenomena yang merebak, terutama di kalangan generasi muda. Lebih dari sekadar benda fungsional, barang-barang ini memiliki daya tarik estetika yang unik dan menjadi media bagi individu untuk menunjukkan selera, kepribadian, dan identitas mereka.

Desain yang menarik dan trendi, serta nilai nostalgia yang dibangkitkan oleh beberapa barang aesthetic, menjadikannya primadona bagi para kolektor dan pencinta estetika. 

Di era digital yang serba cepat ini, barang-barang fisik menjadi simbol personalitas dan identitas yang mudah dibagikan dan ditampilkan di media sosial. Fenomena ini membuka ruang baru bagi kreativitas dan ekspresi diri, serta mendorong perkembangan budaya dan komunitas yang unik di era modern.

RP 2 (Lebih dari Sekedar Benda)

Barang aesthetic melampaui fungsi dasar benda sehari-hari. Mereka menjelma menjadi kanvas ekspresi diri, dengan estetika yang unik dan terkurasi cermat. Desain yang menarik perhatian, warna-warna yang memanjakan mata, dan sentuhan detail yang bermakna, semuanya berpadu untuk menciptakan objek yang tak hanya berguna, tapi juga memiliki daya tarik tersendiri.

Dengan memadukan fungsi dan estetika, barang aesthetic menawarkan cara baru untuk berinteraksi dengan dunia sekitar. Mereka bukan lagi sekedar benda mati, melainkan perpanjangan diri dan cerminan kepribadian.

RP 3 (Menunjukkan Selera dan Kepribadian)

Barang aesthetic bukan hanya dekorasi, tetapi juga alat ekspresi diri yang ampuh. Melalui desain, warna, dan estetika yang unik, individu dapat menunjukkan selera dan kepribadian mereka kepada orang lain. Koleksi barang aesthetic di kamar tidur, tas yang dipakai, atau aksesoris yang dikenakan, semuanya menjadi cerminan diri dan identitas personal.

Lebih dari itu, barang aesthetic dapat menjadi media untuk membangun identitas dan komunitas. Individu yang memiliki minat dan selera serupa seringkali terhubung melalui kepemilikan barang aesthetic. 

Dalam era globalisasi, di mana identitas personal semakin penting, barang aesthetic menawarkan cara baru untuk mengekspresikan diri dan membangun koneksi dengan orang lain. Mereka bukan hanya benda, tetapi juga simbol selera, kepribadian, dan komunitas.

RP 4 (Komunitas dan koneksi)

Barang aesthetic bukan hanya tentang kepemilikan dan ekspresi diri, tetapi juga tentang membangun komunitas dan koneksi dengan orang lain yang memiliki minat dan selera serupa.

Di era digital ini, di mana interaksi sosial online semakin marak, barang aesthetic menjadi media untuk menjalin pertemanan dan membangun komunitas virtual. Platform media sosial seperti Instagram, TikTok, dan Pinterest menjadi ruang bagi para pecinta aesthetic untuk memamerkan koleksi mereka, bertukar ide, dan terhubung dengan orang lain yang memiliki minat sama.

Keberadaan komunitas aesthetic menunjukkan bahwa barang aesthetic bukan hanya tentang benda, tetapi juga tentang nilai-nilai seperti kebersamaan, kreativitas, dan ekspresi diri. Komunitas ini menjadi ruang bagi individu untuk terhubung dan membangun hubungan yang bermakna di era digital.

RP 5 (Lebih dari sekedar Tren)

Tren mode dan gaya hidup datang dan pergi, namun barang aesthetic menawarkan sesuatu yang lebih dalam. Mereka melampaui siklus musiman dan menjadi refleksi budaya, identitas, dan nilai-nilai yang dianut individu.

Barang aesthetic menjadi media untuk mengekspresikan pandangan dunia dan nilai-nilai personal. Pemilihan barang-barang yang ramah lingkungan bisa menunjukkan kepedulian terhadap keberlanjutan. Sementara, koleksi buku feminis bisa merepresentasikan pandangan individu tentang kesetaraan gender.

Barang aesthetic bukan hanya pernak-pernik estetis, tetapi juga artefak budaya yang hidup. Mereka beradaptasi dan berevolusi seiring berjalannya waktu, mencerminkan minat, nilai, dan identitas yang terus berkembang dari para pemiliknya.

RP 6 (Ekpresi diri di Era Digital)

Era digital menghadirkan cara baru untuk berinteraksi dan berkomunikasi. Di tengah banjirnya informasi dan konten visual, barang aesthetic menjadi media ekspresi diri yang unik dan personal.

Melalui platform media sosial, individu dapat memamerkan koleksi barang aesthetic mereka, membangun personal branding, dan terhubung dengan komunitas online. Fotografi estetis barang-barang tersebut menjadi “bahasa visual” yang bercerita tentang minat, hobi, dan identitas personal.

Barang aesthetic juga mendorong kreativitas dalam konten digital. Tren “flatlay” foto produk dengan barang aesthetic menjadi gaya tersendiri di platform e-commerce dan media sosial. Para kreator konten memanfaatkan barang aesthetic sebagai properti untuk sesi foto atau video, menciptakan estetika visual yang menarik.

Dengan demikian, barang aesthetic tidak lagi sekedar objek fisik, tetapi menjadi perpanjangan diri di dunia digital. Mereka memperkaya komunikasi online, menjadi jembatan untuk membangun koneksi, dan mendorong kreativitas dalam era digital yang serba terhubung.

RP 7 (Masa Depan Barang Aestetic)

Beberapa faktor menunjukkan bahwa barang aesthetic memiliki potensi untuk bertahan lama, bahkan berkembang di masa depan.

Pertama, estetika dan ekspresi diri adalah kebutuhan manusia yang tak lekang oleh waktu. Individu selalu memiliki keinginan untuk menunjukkan selera, kepribadian, dan identitas mereka, dan barang aesthetic menawarkan cara yang unik dan personal untuk melakukannya.

Kedua, teknologi digital dan media sosial akan terus memainkan peran penting dalam popularitas barang aesthetic. Platform online menyediakan ruang bagi individu untuk memamerkan koleksi mereka, membangun komunitas, dan mendapatkan inspirasi. Perkembangan teknologi seperti augmented reality dan virtual reality diprediksi akan semakin memperkaya pengalaman estetika di masa depan.

Ketiga, barang aesthetic dapat menjadi investasi dan warisan. Nilai barang-barang tertentu dapat meningkat seiring waktu, menjadikannya aset yang berharga. Selain itu, barang aesthetic dapat diwariskan kepada generasi berikutnya, membawa nilai sentimental dan cerita personal.

Namun, perlu diingat bahwa tren barang aesthetic juga dapat berubah. Desain baru, teknologi baru, dan perubahan nilai-nilai budaya dapat memengaruhi popularitas barang-barang tertentu.

Pada akhirnya, masa depan barang aesthetic akan ditentukan oleh kreativitas, inovasi, dan kebutuhan manusia untuk mengekspresikan diri. Barang aesthetic yang mampu menyentuh jiwa dan mencerminkan identitas personal akan selalu memiliki tempat di hati para penikmatnya.

Daftar Pustaka

Dewi, R. (2022). Ekspresi Diri Melalui Estetika Barang: Studi Fenomenologi pada Generasi Milenial. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Handayani, S. (2021). Makna Estetika Barang dan Pengaruhnya Terhadap  Identitas Diri Remaja. Bandung: UPI Press.

Khoirunnisa, N. (2020). Tren Barang Aesthetic: Konsumerisme dan Konstruksi Identitas Diri pada Generasi Z. Malang: Universitas Brawijaya Press.

Putri, D. (2019). Estetika Barang dan Konstruksi Identitas Diri: Studi Etnografi pada Komunitas Aesthetic di Yogyakarta. Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada Press.

Arifianto, D. (2023). Peran Barang Aesthetic dalam Membentuk Identitas Diri pada Remaja Generasi Z. Jurnal Psikologi Sosial, 28(1), 1-10.

Dwiyanti, R., & Sari, S. (2022). Pengaruh Tren Barang Aesthetic Terhadap Perilaku Konsumsi Generasi Milenial. Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan, 20(2), 315-324.

Khoirudin, A., & Lestari, D. (2020). Tren Barang Aesthetic sebagai Bentuk Ekspresi Diri pada Generasi Z: Studi Kasus pada Komunitas Aesthetic di Jakarta. Jurnal Sosiologi, 15(1), 56-67.

Putri, N., & Rahardjo, A. (2019). Estetika Barang dan Konstruksi Identitas Diri: Studi Fenomenologi pada Komunitas Aesthetic di Bandung. Jurnal Psikologi, 20(2), 189-200.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *