Nadia Imelda Rosalia, nadia.imelda.230121603870@students.um.ac.id
Pakaian yang kita kenakan bukan hanya sekedar penutup tubuh, tapi juga cara untuk mengekspresikan diri dan membangun interaksi sosial. Gaya berpakaian kita dapat memengaruhi bagaimana orang lain memandang dan memperlakukan kita. Hal ini dapat terjadi secara sadar maupun tidak sadar. Pertama, gaya berpakaian dapat menjadi penentu pertama dalam interaksi sosial. Pakaian yang rapi dan sopan dapat memberikan kesan positif dan membuat orang lain lebih mudah untuk berinteraksi dengan kita. Sebaliknya, pakaian yang lusuh atau tidak pantas dapat membuat orang lain enggan untuk mendekati kita. Kedua, gaya berpakaian dapat menjadi alat untuk membangun komunitas. Orang-orang yang memiliki gaya berpakaian yang sama sering kali akan merasa memiliki kesamaan dan lebih mudah untuk terhubung satu sama lain. Hal ini dapat dilihat pada komunitas punk, goth, atau hipster, di mana anggota komunitas tersebut sering kali memiliki gaya berpakaian yang khas.
Gaya berpakaian juga dapat menjadi alat untuk melanggar norma sosial. Beberapa orang menggunakan pakaian untuk menantang norma dan ekspektasi masyarakat. Misalnya, gerakan punk di tahun 1970-an menggunakan pakaian sebagai cara untuk memberontak terhadap nilai-nilai tradisional. Secara keseluruhan, fashion dapat memiliki pengaruh yang signifikan terhadap interaksi sosial. Gaya berpakaian kita dapat memengaruhi bagaimana orang lain memandang dan memperlakukan kita, serta membantu kita untuk mengekspresikan diri, membangun identitas, dan terhubung dengan orang lain.