IMPLIKASI FASHION DALAM KEHIDUPAN MAHASISWA

Nadia Imelda Rosalia, nadia.imelda.2301216@students.um.ac.id

Abstrak Fashion di kalangan mahasiswa tidak hanya sekadar tentang gaya, tetapi juga merupakan cerminan dari ekspresi diri, perilaku konsumtif, serta peran sosial dan budaya. Aspek penting fashion dalam kehidupan mahasiswa, termasuk bagaimana fashion digunakan sebagai sarana ekspresi diri, pengaruh perilaku konsumtif terhadap produk fashion, serta dampaknya terhadap status sosial dan ekonomi. Melalui beberapa studi kasus yang relevan, artikel ini menggambarkan kompleksitas dalam hubungan antara mahasiswa dan dunia fashion, serta menyoroti pentingnya kesadaran akan implikasi sosial dan lingkungan dari pola konsumsi fashion yang tidak terkendali.

RP1 Fashion sebagai self-expression

Fashion telah menjadi bagian integral dari kehidupan sehari-hari, tidak hanya sebagai bentuk ekspresi diri tetapi juga sebagai cara untuk menunjukkan status sosial dan budaya. Dalam kalangan remaja dan mahasiswa, fashion memiliki peran yang sangat signifikan dalam membantu mereka dalam mengembangkan identitas dan self-expression. Dalam artikel ini, kita akan membahas bagaimana fashion berpengaruh pada remaja dan mahasiswa, serta beberapa contoh studi kasus yang relevan. Pertama-tama, fashion dapat membantu remaja dan mahasiswa dalam mengembangkan identitas dan self-expression. Dalam era digital, fashion telah menjadi salah satu cara untuk menunjukkan diri sendiri dan berbeda dari orang lain. Remaja dan mahasiswa menggunakan fashion sebagai cara untuk mengekspresikan diri mereka dan untuk menunjukkan bagaimana mereka berbeda dari orang lain (Sakinah & Nanda, 2022).

RP2 Pola perilaku perilaku konsumtif mahasiswa terhadap produk fashion

Mahasiswa berperilaku konsumtif terhadap produk fashion mencerminkan kompleksitas berbagai faktor yang mempengaruhi keputusan pembeliannya. Di era digital, mahasiswa dihadapkan pada berbagai trend dan pengaruh serta mengikuti perkembangan mode terkini. Hal ini dapat menimbulkan perilaku konsumtif di mana fashion menjadi alat bagi sebagian mahasiswa untuk mengekspresikan identitas dan status sosialnya. Mengenakan produk fashion yang trendy dan mahal membuat mereka merasa lebih diterima dan diakui di lingkungan sosialnya. Berdasarkan observasi terdahulu, mahasiswa di salah satu Universitas Malang selalu berperilaku berpenampilan modis, mengikuti perkembangan fashion (trend) dan membeli barang dengan harga yang relatif mahal (Arnadila Dwi Syahputri et al., 2023). Hal ini dilakukan semata-mata untuk meningkatkan rasa percaya diri serta menjaga citra dan reputasi pribadi. Kurangnya pengendalian diri dan impulsif dapat menyebabkan mahasiswa secara spontan membeli produk fashion  tanpa pertimbangan yang matang. Oleh karena itu, penting bagi mahasiswa untuk sadar dan menahan diri dalam mengkonsumsi produk fashion. Sebelum membeli produk fashion, sebaiknya pertimbangkan kebutuhan dan kemampuan finansial pribadi.

RP3 Citayam Fashion Week

Studi kasus menghadapi prasangka dan diskriminasi sebelum berpartisipasi mengenai individu atau kelompok mahasiswa dalam Citayam Fashion Week. Keberadaan Citayam Fashion Week memberikan dampak positif terhadap persepsi masyarakat terhadap keberagaman, kesetaraan, dan inklusi di dalam dan di luar industri fashion. Di atas Catwalk Zebra Cross Dukuh Atas Sudirman semua orang yang datang di sana bebas untuk menampilkan identitas sosialnya, model dan gaya berpakaiannya (Rumdana et al., 2023).

Mengatasi prasangka dan diskriminasi yang dihadapi mahasiswa di Indonesia, baik terkait penampilan, latar belakang budaya, agama, atau identitas gender. Sekilas tentang Citayam Fashion Week sebagai wadah untuk menampilkan berbagai perancang busana dan model dari berbagai latar belakang. Mahasiswa dari berbagai latar belakang berkontribusi pada Citayam Fashion Week sebagai desainer, model, dan penyelenggara. Citayam Fashion Week telah membantu mahasiswa mengatasi prasangka dan diskriminasi serta berpotensi memperluas dampak positifnya dalam mendorong inklusi sosial di Indonesia.

RP4 Fast Fashion

Fast fashion menjadi studi kasus di kalangan remaja dan pelajar menunjukkan bahwa industri fast fashion mempunyai dampak besar  terhadap  belanja, lingkungan, dan perilaku sosial. Istilah fast fashion tidak hanya mengacu pada produksi cepat berbagai gaya dan model pakaian untuk memenuhi permintaan pasar yang terus meningkat, tetapi juga merujuk pada konsumsi umum termasuk generasi muda (baby boomer dan millenial). Fast fashion menjadi pilihan utama karena harganya yang terjangkau, selalu mengikuti tren terkini, dan kemudahan akses melalui platform online. Namun, dampak lingkungan dari pengabaian sumber daya alam, eksploitasi tenaga kerja, dan produksi massal serta pembuangan pakaian murah telah menjadi perhatian utama.

Selain itu, diperkenalkannya siklus fast fashion telah menciptakan budaya membuang (throwaway) dimana pakaian dibeli hanya untuk dipakai beberapa kali dan kemudian dibuang, sehingga menyebabkan peningkatan limbah tekstil. Sementara itu, remaja dan mahasiswa yang lebih sadar lingkungan mulai memperhatikan etika produksi dan dampak fast fashion terhadap masyarakat dan lingkungan. Mereka berpartisipasi dalam gerakan slow fashion, upcycling, dan mendukung merek yang mempromosikan praktik berkelanjutan. 

RP5 Pola perilaku perilaku konsumtif mahasiswa terhadap produk fashion

Mahasiswa berperilaku konsumtif terhadap produk fashion mencerminkan kompleksitas berbagai faktor yang mempengaruhi keputusan pembeliannya. Di era digital, mahasiswa dihadapkan pada berbagai trend dan pengaruh serta mengikuti perkembangan mode terkini. Hal ini dapat menimbulkan perilaku konsumtif di mana fashion menjadi alat bagi sebagian mahasiswa untuk mengekspresikan identitas dan status sosialnya. Berdasarkan observasi terdahulu, mahasiswa di salah satu Universitas Malang selalu berperilaku berpenampilan modis, mengikuti perkembangan fashion (trend) dan membeli barang dengan harga yang relatif mahal (Arnadila Dwi Syahputri et al., 2023). Hal ini dilakukan semata-mata untuk meningkatkan rasa percaya diri serta menjaga citra dan reputasi pribadi. Kurangnya pengendalian diri dan impulsif dapat menyebabkan mahasiswa secara spontan membeli produk fashion  tanpa pertimbangan yang matang. Oleh karena itu, penting bagi mahasiswa untuk sadar dan menahan diri dalam mengkonsumsi produk fashion. 

RP6 Fashion menjadi alat untuk menunjukkan status sosial dan ekonomi

Fashion di kalangan mahasiswa bukan hanya tentang gaya, tetapi juga menjadi alat untuk menunjukkan status sosial dan ekonomi. Masyarakat yang memilih gaya hidup modis selalu mengikuti perkembangan fashion modern dan selalu mengikuti tren yang ada (Sari & Patrikha, 2021). Mahasiswa yang mengikuti tren fashion modern dan mengenakan merek dan desain tertentu seringkali dianggap memiliki stabilitas keuangan dan status sosial yang tinggi. Di sisi lain, mahasiswa dengan anggaran terbatas mungkin memilih pakaian yang lebih murah namun tetap mengikuti tren, dan mereka mungkin menggunakan gaya berpakaian sebagai cara untuk membangun ikatan sosial. Namun, penting bagi mahasiswa untuk tidak menyerah pada tekanan kepatuhan dan mencoba mengekspresikan diri melalui mode tanpa mengorbankan nilai atau kesejahteraan finansial mereka.

RP7 Fashion sebagai pemersatu dan pembeda kelompok

Fashion dapat digunakan untuk menunjukkan status dan nilai sosial, karena orang bisa membuat kesimpulan tentang siapa anda, kelompok sosial mana anda, melalui media fashion (Hasri Yolanda, 2020). Di lingkungan kampus, gaya pakaian sering digunakan untuk mengidentifikasi kelompok tertentu, seperti klub, organisasi, dan subkultur lainnya. Pada saat yang sama, fashion memiliki kekuatan untuk menyatukan mahasiswa dari berbagai latar belakang dalam tren dan gaya populer tertentu. Melalui selera fashion yang serupa, mahasiswa dapat menemukan kesamaan minat dan membangun hubungan sosial. 

Namun tidak dapat dipungkiri bahwa fashion akan menjadi faktor yang memecah belah, karena perbedaan gaya dan selera fashion dapat menimbulkan rasa eksklusi dan perbedaan antar kelompok. Oleh karena itu, meskipun fashion merupakan alat untuk mempersatukan pelajar, penting juga untuk menyadari bahwa fashion dapat memperkuat perbedaan dan kesenjangan di kalangan pelajar. 

Daftar Pustaka

Arnadila Dwi Syahputri, Isnaini Harahap, & Muhammad Ikhsan Harahap. (2023). Analisa Pola Perilaku Konsumsi Generasi Milenial Terhadap Produk Fashion Perspektif Monzer Khaf (Studi Kasus Mahasiswi Se-Kota Medan). Syarikat: Jurnal Rumpun Ekonomi Syariah, 6(2), 

Hasri Yolanda. (2020). PENGARUH TREND FASHION DAN PROMOSI TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN BUSANA MUSLIMAH DALAM PERSPEKTIF EKONOMI ISLAM (Studi Kasus Pada Khayla Boutique Di Kota Duri).

Sakinah, N., & Nanda, M. (2022). Trend Fashion di Kalangan Mahasiswa-Mahasiswi Universitas Negeri Surabaya. Universitas Negeri Surabaya, 2022, 32. https://proceeding.unesa.ac.id/index.php/sniis/article/view/37

Rumdana, A., Nurul, S., & Fitriyah, N. (2023). Tren Citayam Fashion Week dan Harajuku Street sebagai identitas sosial remaja. Comdent: Communication Student Journal, 1(1), 204.

Arnadila Dwi Syahputri, Isnaini Harahap, & Muhammad Ikhsan Harahap. (2023). Analisa Pola Perilaku Konsumsi Generasi Milenial Terhadap Produk Fashion Perspektif Monzer Khaf (Studi Kasus Mahasiswi Se-Kota Medan). Syarikat: Jurnal Rumpun Ekonomi Syariah, 6(2),

Adiwena Bartolomeus Y, Dhiyan Krishna W, Mellia Harumi. (2022). Gen Z: Menghidupi Tantangan Transformasi: Kumpulan Tulisan Kandidat SOTY 2022 SCU. Semarang: SCU Knowledge Media, 162. 

Sari, I. D., & Patrikha, F. D. (2021). Pengaruh e-gaya hidup, trend fashion, dan customer experience terhadap impulse buying produk fashion konsumen. Akuntabel, 18(4), 683–690.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *