Feminisme: Alat Propaganda Anti-Laki-Laki atau Gerakan Keadilan Gender?

Fauziah Nur Aisyah Rosyidah fauziah.nur.2303336@students.um.ac.id

Feminisme telah menjadi perbincangan hangat, bahkan kontroversial yang sering kita lihat di media sosial. Di satu sisi, kita disuguhkan dengan ide-ide ideal tentang kesetaraan gender, bukan hanya bagi perempuan saja  dan pemberdayaan atas nilai intensitas kaum  perempuan dalam kehidupan bermasyarakat. Di sisi lain, muncul narasi yang mempertanyakan esensi feminisme, bahkan menuduhnya sebagai alat propaganda anti-laki-laki. Sebagai seorang perempuan, saya ingin meluruskan kesalahpahaman ini. Feminisme bukan tentang membenci laki-laki atau menjungkirbalikkan tatanan sosial. Feminisme adalah tentang memperjuangkan hak-hak perempuan serta kaum laki-laki  dan menciptakan dunia yang lebih adil bagi semua gender.

Narasi anti-laki-laki yang disematkan pada feminisme seringkali berasal dari stereotip dan stigma yang keliru. Feminis digambarkan sebagai perempuan yang garang, membenci laki-laki, dan ingin menguasai dunia. Gambaran ini jauh dari kenyataan. Faktanya, feminisme adalah gerakan yang inklusif dan terbuka untuk semua gender. Feminis tidak ingin menghancurkan laki-laki, tetapi ingin mematahkan sistem patriarki yang menindas perempuan dan laki-laki. Sistem patriarki adalah sistem yang menempatkan laki-laki pada posisi superior dan perempuan pada posisi inferior. Sistem ini memberikan laki-laki hak dan privilege yang lebih besar, dan marginalisasi perempuan dalam berbagai aspek kehidupan.

Feminisme bertujuan untuk membongkar sistem ini dan membangun tatanan sosial yang lebih adil dan setara. Kesetaraan gender bukan berarti perempuan harus menjadi laki-laki atau laki-laki harus menjadi perempuan. Kesetaraan gender berarti laki-laki dan perempuan memiliki kesempatan yang sama untuk berkembang dan mencapai potensi penuh mereka. Memang benar bahwa ada beberapa kelompok feminis yang menggunakan retorika yang provokatif dan anti-laki-laki. Namun, perlu diingat bahwa kelompok ini tidak mewakili seluruh gerakan feminisme. Kebanyakan feminis justru berpandangan bahwa laki-laki dan perempuan harus bekerja sama untuk mencapai kesetaraan gender.

Feminisme bukan ancaman bagi laki-laki. Justru, feminisme dapat menguntungkan laki-laki dengan mendorong mereka untuk menjadi ayah yang lebih baik, suami yang lebih setara, dan pekerja yang lebih fleksibel. Feminisme juga dapat membantu laki-laki untuk melepaskan diri dari norma-norma maskulinitas yang toksik dan merugikan. Penting untuk memahami bahwa feminisme bukan tentang pertarungan gender, tetapi tentang menciptakan dunia yang lebih baik bagi semua orang. Feminisme adalah gerakan yang inklusif dan terbuka untuk semua gender yang ingin memperjuangkan keadilan dan kesetaraan.

Mari kita hilangkan stigma dan stereotip yang melekat pada feminisme. Mari kita dengarkan suara-suara feminis yang moderat dan konstruktif. Mari kita ciptakan dialog yang sehat dan terbuka untuk mencapai kesetaraan gender yang sesungguhnya. Ingatlah, feminisme bukan tentang membenci laki-laki, tetapi tentang membangun dunia yang lebih adil dan setara bagi semua. Dunia di mana perempuan dan laki-laki dapat hidup berdampingan dengan harmonis, saling mendukung, dan mencapai potensi penuh mereka.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *