KUPAS TUNTAS MENGENAI DIABETES MELITUS

Khansa Dhiya Ramadhania khansa.dhiya.2301216@students.um.ac.id

Abstrak  Masyarakat perlu memahami dengan benar mengenai penyakit diabetes. Saat ini, banyak masyarakat indonesia bahkan anak-anak menderita diabetes yang disebabkan oleh beberapa faktor, seperti pola makan dan hal lainnya. Menggali lebih dalam tentang diabetes membuka pintu bagi pemahaman yang lebih luas tentang kompleksitas penyakit ini dan dampaknya pada kesehatan kita. Penelitian dan penemuan terbaru mengenai faktor risiko, diagnosis dini, serta pengelolaan diabetes menyoroti pentingnya kesadaran dan tindakan pencegahan dalam menghadapi tantangan yang dihadirkan oleh penyakit ini. Dengan menyelami lebih dalam tentang diabetes, kita dapat lebih siap menghadapi tantangan tersebut dan memperjuangkan gaya hidup yang sehat untuk diri kita sendiri serta orang-orang di sekitar kita.

Diabetes Melitus

Diabetes melitus merupakan kondisi medis yang ditandai dengan tingginya kadar gula darah di dalam tubuh. Diabetes melitus, juga dikenal sebagai kencing manis, adalah penyakit kronis yang dapat menghadirkan tantangan sepanjang hidup seseorang (Sihotang, 2017) dalam (Ozougwu, 2013). Diabetes melitus dibagi menjadi dua, yaitu diabetes melitus tipe 1 dan diabetes melitus tipe 2. Pada diabetes tipe 1, sel-sel beta di pankreas telah dihancurkan oleh sistem kekebalan tubuh sendiri melalui proses autoimun, sehingga produksi insulin terganggu atau tidak ada. Tanpa adanya insulin, semua proses metabolisme lemak akan mengalami peningkatan yang drastis. Untuk mengatasi resistensi insulin maka diperlukan peningkatan jumlah insulin yang disekresikan oleh sel beta pancreas. Jika sel beta tidak mampu menghasilkan cukup insulin untuk memenuhi kebutuhan yang meningkat, maka kadar glukosa dalam darah akan naik dan menyebabkan perkembangan diabetes tipe 2.

Penyebab diabetes

Diabetes dapat disebabkan oleh beberapa hal di kehidupan manusia (Ozougwu, 2013). Penyebab dari diabetes adalah adanya gangguan pada pankreas sehingga jumlah insulin menurun dan menyebabkan tingginya kadar gula dalam darah. Pada diabetes melitus tipe 1 penyebabnya berasal dari autoimun terhadap protein sel pankreas. Sedangkan pada diabetes melitus tipe 2 penyebabnya berasal dari usia, aktivitas fisik, terpapar asap, indeks massa tubuh (IMT), tekanan darah, stres, gaya hidup, adanya riwayat keluarga, kolesterol HDL, trigliserida, DM keham   ilan, riwayat ketidaknormalan glukosa dan kelainan lainnya. Orang yang obesitas memiliki risiko 7,14 kali lebih besar untuk mengalami diabetes tipe 2 daripada individu dengan berat badan normal atau ideal.

Pencegahan diabetes

Diabetes dapat dicegah oleh diri kita dengan menerapkan pola hidup sehat (Lubis, 2023). Beberapa langkah gaya hidup sehat untuk mencegah diabetes mellitus meliputi menjaga berat badan ideal dengan memilih makanan rendah lemak, menambahkan makanan kaya serat seperti buah dan sayuran dalam pola makan, mengurangi asupan makanan dan minuman yang mengandung gula berlebihan, melakukan olahraga secara teratur dan meningkatkan aktivitas fisik, mengurangi waktu duduk yang berlebihan, seperti menonton TV dan menggunakan gadget dan menghindari atau berhenti merokok. Berdasarkan Kementerian Kesehatan pada tahun 2010, pencegahan diabetes melitus dapat dilakukan dengan memahami faktor risiko yang terkait. Faktor risiko tersebut ada yang dapat diubah oleh manusia dan ada yang tidak dapat diubah.

Gejala diabetes

Beberapa gejala yang dialami oleh penderita diabetes, diantaranya adalah:

  1. Polidipsia: Meningkatnya rasa haus karena kurangnya air dan elektrolit dalam tubuh.
  2. Polifagia: Meningkatnya rasa lapar karena kadar glukosa dalam jaringan berkurang.
  3. Glikosuria: Kondisi urin yang mengandung glukosa biasanya terjadi saat kadar glukosa darah mencapai 180 mg/dL.
  4. Poliuria: Meningkatnya volume urin karena peningkatan osmolaritas filtrat glomerulus dan hambatan reabsorpsi tubulus ginjal.
  5. Dehidrasi: Akibat meningkatnya kadar glukosa, cairan ekstraselular menjadi hipertonik dan air keluar dari sel.
  6. Kelelahan: Gangguan pemanfaatan karbohidrat menyebabkan kelelahan dan hilangnya jaringan tubuh.
  7. Kehilangan berat badan: Disebabkan oleh kehilangan cairan tubuh dan penggunaan jaringan otot dan lemak sebagai sumber energi.
  8. Gejala lainnya: Termasuk penurunan daya penglihatan, kram, konstipasi, dan infeksi candidiasis (Hardianto, 2021).

Komplikasi diabetes

Pengobatan diabetes, baik obat minum maupun suntikan insulin, bertujuan untuk mengendalikan kenaikan gula darah. Apabila kadar gula darah tidak dikendalikan maka akan terjadi berbagai komplikasi baik jangka pendek (akut) maupun jangka panjang (kronik) (Febrinasari dkk., 2020).

  • Komplikasi diabetes melitus akut, diantaranya adalah:
  • Hipoglikemia, kondisi turunnya kadar gula darah yang drastis akibat terlalu banyak insulin dalam tubuh, terlalu banyak mengonsumsi obat penurun gula darah, atau terlambat makan
  • Ketosiadosis diabetik (KAD), kondisi kegawatan medis akibat peningkatan kadar gula darah yang terlalu tinggi.
  • Hyperosmolar hyperglycemic state (HHS), HHS terjadi akibat adanya lonjakan kadar gula darah yang sangat tinggi dalam waktu tertentu (kondisi kegawatan dengan tingkat kematian mencapai 20%)
  • Komplikasi diabetes melitus kronik, diantaranya adalah:
  • Gangguan pada mata (retinopati diabetik), seperti katarak dan glaukoma
  • Kerusakan ginjal (nefropati diabetik), dapat menyebabkan gagal ginjal yang bisa berujung kematian jika tidak ditangani dengan baik
  • Kerusakan saraf (neuropati diabetik), terutama bagian kaki dan dapat menyebabkan gangguan sensorik
  • Masalah kaki dan kulit, luka yang sulit sembuh
  • Penyakit kardiovaskular, kerusakan pembuluh darah sehingga terjadi gangguan pada sirkulasi darah di seluruh tubuh termasuk pada jantung

Diabetes melitus gestasional

Diabetes    melitus    gestasional    (DMG)    adalah gangguan    toleransi    glukosa    yang    pertama    kali ditemukan   pada   wanita   yang   sedang   hamil (Adli, t.t., 2021). DMG biasanya  didiagnosis  setelah  usia  kehamilan  20 minggu  ketika  hormon  plasenta  yang  memiliki  efek berlawanan   dari   insulin   pada   metabolisme   glukosa meningkat secara substansia. Kondisi ini mengakibatkan tingginya kadar gula darah yang dapat berdampak pada ibu dan bayi jika tidak dikelola dengan baik. Mengelola DMG melibatkan pemantauan kadar gula darah, mengikuti rencana makan sehat, melakukan aktivitas fisik secara teratur, dan, dalam beberapa kasus, mengonsumsi insulin untuk mengontrol kadar gula darah. Penatalaksanaan DMG yang tepat sangat penting untuk mencegah komplikasi bagi ibu dan bayi, seperti makrosomia (berat badan lahir besar), hipoglikemia pada bayi baru lahir, dan peningkatan risiko diabetes tipe 2 di kemudian hari. 

Pengendalian diabetes

Orang yang sudah menderita diabetes tentunya memerlukan pengendalian agar diabetes tidak semakin parah. Pengendalian yang dapat dilakukan oleh penderita diabetes, diantaranya adalah:

  1. Edukasi

Ini mencakup pengajaran dan pelatihan tentang manajemen diabetes mellitus bagi pasien dan keluarganya untuk meningkatkan pemahaman mereka terhadap kondisi tersebut.

  • Perencanaan makan

Bertujuan untuk menjaga kadar glukosa darah dan lipid tetap normal serta mencapai atau mempertahankan berat badan ideal. Makanan yang disarankan bagi pasien adalah dengan komposisi karbohidrat 60-70%, lemak 20-25%, dan protein 10-15%.

  • Aktivitas Fisik

Melibatkan aktivitas fisik sehari-hari seperti berjalan ke pasar atau berkebun, serta latihan fisik teratur sebanyak 3-4 kali seminggu selama sekitar 30 menit untuk meningkatkan kondisi jasmani.

  • Intervensi Farmakologis

Jika target kadar glukosa darah belum tercapai dengan perencanaan diet dan latihan fisik, intervensi farmakologis diperlukan. Ini bisa berupa obat hipoglikemik oral (OHO) seperti sensitizing insulin, secretagogue insulin, atau penghambat alfa-glukosidase, dan juga insulin .

SARAN

Untuk memahami lebih dalam tentang diabetes, kita dapat menggali informasi lebih dalam melalui tenaga kesehatan yang lebih ahli atau bergabung dengan komunitas diabetes. Segera diskusikan dengan tenaga kesehatan ahli apabila mengalami gejala yang telah disebutkan. Dengan demikian, kita dapat mengambil langkah-langkah yang lebih efektif dalam mengelola dan mencegah diabetes.

DAFTAR PUSTAKA

Adli, F. K. (t.t.). DIABETES MELITUS GESTASIONAL: DIAGNOSIS DAN FAKTOR RISIKO.

Febrinasari, R., Sholikah, T., Pakha, D., & Putra, S. (2020). BUKU SAKU DIABETES MELITUS UNTUK AWAM.

Hardianto, D. (2021). TELAAH KOMPREHENSIF DIABETES MELITUS: KLASIFIKASI, GEJALA, DIAGNOSIS, PENCEGAHAN,  DAN PENGOBATAN: A Comprehensive Review of Diabetes Mellitus: Classification, Symptoms, Diagnosis, Prevention, and Treatment. Jurnal Bioteknologi & Biosains Indonesia (JBBI), 7(2), 304–317. https://doi.org/10.29122/jbbi.v7i2.4209

Lubis, K. F. (2023). Analisis Secara Umum Penyebab Penyakit Diabetes Mellitus di Kota Medan. Madani: Jurnal Ilmiah Multidisiplin. https://jurnal.penerbitdaarulhuda.my.id/index.php/MAJIM/article/view/530

Ozougwu, O. (2013). The pathogenesis and pathophysiology of type 1 and type 2 diabetes mellitus. Journal of Physiology and Pathophysiology, 4(4), 46–57. https://doi.org/10.5897/JPAP2013.0001

PAPDI, P. (2006). Panduan Pelayanan Medik.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *