MASA DEPAN YANG TERANCAM: DAMPAK KETIDAKSETARAAN GENDER DALAM PENDIDIKAN TINGKAT SMA

Annisa Alya Risaiani, annisa.alya.2301216@students.um.ac.id

Masa depan pendidikan di SMA (Sekolah Menengah Atas) terancam oleh isu ketidaksetaraan gender yang terus berlanjut. Ketimpangan ini merupakan tantangan besar yang tidak hanya berdampak pada siswa namun juga bangsa dan negara secara keseluruhan Ketimpangan pendidikan dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti norma budaya, patriarki, sosiologi, dan psikologi. Konsekuensi dari ketidaksetaraan gender dalam pendidikan sangat luas, termasuk terbatasnya kesempatan bagi anak perempuan dan perempuan, pelestarian stereotip gender, dan penguatan peran gender.

Dampak ketidaksetaraan gender dalam pendidikan tidak terbatas pada tingkat individu namun juga berdampak pada masyarakat luas dan perekonomian. Misalnya, kurangnya akses yang setara terhadap pendidikan bagi anak perempuan dan perempuan dapat menyebabkan kurangnya pekerja terampil di pasar tenaga kerja, yang dapat berdampak negatif terhadap pertumbuhan dan pembangunan ekonomi.

Kesenjangan dalam akses pendidikan

Ketidaksetaraan gender dapat menyebabkan kesenjangan dalam akses pendidikan antara laki-laki dan perempuan. Hal ini dapat mengakibatkan perempuan memiliki akses yang lebih terbatas terhadap pendidikan tinggi, peluang karier, dan pembangunan profesional mereka.

  • Akses Terbatas ke Pendidikan Tinggi: Ketidaksetaraan gender dalam akses pendidikan dapat menyebabkan perempuan memiliki akses yang lebih terbatas terhadap pendidikan tinggi.
  • Peluang Karier yang Terbatas: Pendidikan yang lebih rendah atau kurangnya akses ke pendidikan tinggi dapat menghambat perempuan dari mencapai posisi-posisi profesional yang lebih tinggi atau memiliki penghasilan yang setara dengan laki-laki.
  • Pembatasan Pembangunan Profesional: Keterbatasan akses pendidikan tinggi dan peluang karier dapat menghambat pembangunan profesional perempuan. Hal ini dapat mengakibatkan rendahnya mobilitas sosial dan ekonomi bagi perempuan, yang pada gilirannya dapat memperkuat siklus kemiskinan dan ketidaksetaraan dalam masyarakat.

Pembatasan pengembangan potensi

Dengan adanya ketidaksetaraan gender, individu, terutama perempuan, mungkin mengalami pembatasan dalam pengembangan potensi mereka. Keterbatasan akses ke pendidikan dan peluang karier yang setara dapat menghalangi mereka dari mencapai ambisi dan aspirasi mereka secara penuh.

  • Penghambatan Aspirasi dan Ambisi: Ketika akses ke pendidikan tinggi dan peluang karier terbatas, perempuan mungkin merasa terhalang untuk mengejar impian mereka dan mencapai potensi maksimal mereka.
  • Pembatasan Kemampuan: Keterbatasan akses ke pendidikan dan peluang karier yang setara dapat membatasi kemampuan perempuan untuk mengembangkan keterampilan, pengetahuan, dan pengalaman yang diperlukan untuk mencapai kesuksesan dalam kehidupan profesional dan pribadi mereka.
  • Rendahnya Mobilitas Sosial dan Ekonomi: Keterbatasan akses pendidikan dan peluang karier yang setara dapat menghambat pergerakan perempuan menuju posisi-posisi yang lebih tinggi dalam masyarakat dan ekonomi, yang pada gilirannya dapat memperkuat siklus kemiskinan dan ketidaksetaraan.

Peningkatan Ketimpangan Sosial

Ketidaksetaraan gender dalam pendidikan tingkat SMA juga dapat berdampak untuk memperkuat ketimpangan sosial antara laki-laki dan perempuan. Hal ini dapat mengakibatkan peningkatan kesenjangan ekonomi, sosial, dan politik antara kedua jenis kelamin, yang dapat merugikan stabilitas dan kesejahteraan masyarakat secara keseluruhan.

Penurunan kualitas kehidupan

Dari dampak-dampak yang sudah disebutkan diatas, juga memunculkan dampak baru yakni penuruna kulitas kehidupan individu terutama bagi perempuan. Ketidaksetaraan dalam pendidikan dapat mengakibatkan penurunan akses terhadap pekerjaan yang layak, pendapatan yang tidak adil, dan kesehatan dan kesejahteraan secara keseluruhan. Penurunan akses terhadap pekerjaan yang layak dapat mengakibatkan pendapatan yang tidak adil bagi perempuan. Keterbatasan dalam pilihan karier dan akses ke posisi-posisi yang lebih tinggi dalam masyarakat dan ekonomi dapat menghambat perempuan dari mencapai penghasilan yang setara dengan laki-laki, yang pada gilirannya dapat merugikan kesejahteraan finansial mereka.

Penghambatan Pembangunan berkelanjutan

Dengan membatasi akses dan partisipasi perempuan dalam pendidikan dan ekonomi, ini dapat menghambat kemajuan sosial, ekonomi, dan lingkungan yang berkelanjutan bagi masyarakat secara keseluruhan. Keterbatasan akses perempuan terhadap pendidikan dan peluang karier juga dapat menghambat partisipasi ekonomi perempuan dalam pembangunan ekonomi yang berkelanjutan. Ketika perempuan tidak memiliki keterampilan dan pengetahuan yang diperlukan untuk terlibat dalam kegiatan ekonomi yang produktif, ini dapat mengurangi potensi pertumbuhan ekonomi dan pembangunan berkelanjutan

Penguatan peran gender yang stereotip

            Lingkungan pendidikan yang tidak memperhatikan kesetaraan gender dapat memperkuat peran gender yang stereotip dalam masyarakat. Hal ini dapat menyebabkan perempuan dan laki-laki terjebak dalam peran-peran yang dianggap sesuai dengan jenis kelamin mereka, menghambat perkembangan individu dan kemajuan kesetaraan gender.

Prestasi akademik yang tidak seimbang 

  • Persepsi Guru yang Terpengaruh: Stereotip gender dapat mempengaruhi persepsi guru tentang kemampuan siswa. Guru yang terpengaruh oleh stereotip gender mungkin cenderung memiliki harapan yang lebih rendah terhadap prestasi akademik perempuan, bahkan jika siswa perempuan memiliki potensi yang sama dengan siswa laki-laki. Hal ini dapat mengarah pada kurangnya dukungan dan penghargaan untuk prestasi akademik perempuan, yang pada gilirannya dapat mempengaruhi motivasi dan pencapaian mereka.
  • Kurangnya Dukungan dalam Bidang Tertentu: Stereotip gender juga dapat mempengaruhi dukungan dan kesempatan yang tersedia untuk siswa dalam bidang-bidang tertentu. Misalnya, perempuan mungkin dianggap kurang cocok atau kurang mampu dalam bidang sains, teknologi, teknik, dan matematika (STEM) karena stereotip yang mengasosiasikan keunggulan dalam bidang tersebut dengan laki-laki.

Saran: Dengan memperhatikan dampak-dampak ini, penting untuk menciptakan lingkungan pendidikan yang mendukung perkembangan semua siswa, tanpa memandang jenis kelamin mereka. Ini melibatkan penghilangan stereotip gender dalam pendidikan, peningkatan kesadaran dan pelatihan bagi guru tentang kesetaraan gender, serta promosi model peran yang inklusif dan beragam bagi siswa. Dengan cara ini, kita dapat menciptakan lingkungan pendidikan yang memotivasi semua siswa untuk mencapai potensi akademik mereka yang sebenarnya, tanpa terhambat oleh stereotip gender yang tidak relevan.

DAFTAR PUSTAKA

Amelia Putri Utami & Ellyana Dwi Farisandy. (2022, August 25). Pentingnya Pendidikan bagi Anak Perempuan Saat Ini. Home. https://buletin.kpin.org/index.php/arsipartikel/1106-pentingnya-pendidikan-bagi-anak-perempuan-saat-ini

Kesetaraan gender dalam Dunia Pendidikan. (2016, August 2). Universitas Katolik Parahyangan.  https://unpar.ac.id/kesetaraan-gender-dalam-dunia-pendidikan/  

Kesetaraan gender dalam Pendidikan. (2022, November 22). DP3AP2KB PROVINSI NTB. https://dp3ap2kb.ntbprov.go.id/2022/11/22/kesetaraan-gender-dalam-pendidikan/

Mediaindonesia.com developer. (2022, March 7). Kesetaraan gender dalam Pendidikan.  https://mediaindonesia.com/opini/476069/kesetaraan-gender-dalam-pendidikan

Non Erna Sri Utami1, Devi Afriyuni Yonanda2. (2020). HUBUNGAN GENDER TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWAhttps://prosiding.unma.ac.id/index.php/semnasfkip/article/download/314/297

Suburnya Stereotipe gender Di Lingkungan Kerja, APA Penyebabnya? (2024, April 22). tirto.id. https://tirto.id/penyebab-dan-contoh-stereotip-gender-di-lingkungan-kerja-gXZv

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *