Pengaruh Keterlibatan dalam Organisasi Terhadap Kesejahteraan Mental Mahasiswa

Ulya Diana

ulya.diana.2301216@students.um.ac.id 

Abstrak Kesejahteraan mental mahasiswa merupakan salah satu aspek penting yang seringkali terabaikan dalam lingkungan perguruan tinggi. Keterlibatan dalam organisasi dapat memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kesejahteraan mental mahasiswa. Makalah ini membahas dampak keterlibatan dalam organisasi terhadap kesejahteraan mental mahasiswa, dengan menganalisis berbagai faktor yang mempengaruhi hubungan tersebut dan implikasi yang muncul. Melalui peninjauan literatur, makalah ini juga mengeksplorasi strategi untuk meningkatkan kesejahteraan mental mahasiswa yang terlibat dalam organisasi di lingkungan perguruan tinggi.

Kesejahteraan Mental

Kesejahteraan mental mahasiswa semakin menjadi perhatian utama dalam konteks pendidikan tinggi saat ini, seiring dengan meningkatnya kesadaran akan pentingnya kesejahteraan mental dalam pencapaian kesuksesan akademik dan kehidupan sehari-hari. Di tengah tekanan akademik yang meningkat dan tantangan sosial yang beragam, mahasiswa sering kali mengalami stres, kecemasan, dan depresi. Oleh karena itu, penting untuk memahami faktor-faktor yang mempengaruhi kesejahteraan mental mereka. Salah satu faktor yang sering kali menjadi fokus perhatian adalah keterlibatan dalam organisasi di perguruan tinggi. Keterlibatan ini tidak hanya mencakup keanggotaan dalam klub, persatuan, atau organisasi keagamaan, tetapi juga partisipasi dalam kegiatan sosial, relawan, dan kepemimpinan.

Meskipun keterlibatan dalam organisasi sering dianggap sebagai bagian penting dari pengalaman mahasiswa di perguruan tinggi, dampaknya terhadap kesejahteraan mental belum sepenuhnya dipahami dengan jelas. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa keterlibatan dalam organisasi dapat memiliki dampak positif, seperti meningkatkan rasa keterhubungan sosial, memperluas jaringan dukungan, dan meningkatkan rasa memiliki dan identitas. Namun, ada juga bukti bahwa keterlibatan ini dapat meningkatkan tingkat stres dan kelelahan akibat tuntutan waktu dan tanggung jawab tambahan. Selain itu, perasaan kompetisi dan tekanan untuk mencapai kesuksesan dalam organisasi juga dapat menyebabkan tekanan mental tambahan bagi mahasiswa. Oleh karena itu, perlu untuk mendalami dampak keterlibatan dalam organisasi terhadap kesejahteraan mental mahasiswa secara menyeluruh, serta mengidentifikasi strategi yang dapat membantu memaksimalkan manfaat dan mengurangi risiko negatifnya.

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hubungan antara Keterlibatan dalam Organisasi dan Kesejahteraan Mental

Beberapa faktor mempengaruhi hubungan antara keterlibatan dalam organisasi dan kesejahteraan mental mahasiswa. Diantaranya adalah tingkat stres yang diakibatkan oleh tuntutan organisasi, dukungan sosial dari sesama anggota, dan persepsi mahasiswa terhadap pengalaman mereka dalam organisasi tersebut. Tingkat stres dapat dipengaruhi oleh kompleksitas tugas organisasi, tekanan untuk mencapai target, dan kebutuhan untuk memenuhi ekspektasi dari pemimpin organisasi atau anggota lainnya. Dukungan sosial dari sesama anggota organisasi dapat berperan penting dalam mengurangi tingkat stres dan meningkatkan kesejahteraan mental, dengan menciptakan lingkungan yang mendukung, penerimaan, dan saling peduli. Selain itu, persepsi mahasiswa terhadap kebermaknaan dan nilai dari pengalaman mereka dalam organisasi juga dapat memengaruhi tingkat kesejahteraan mental mereka, dengan merasa terlibat dan memiliki peran yang signifikan dalam mencapai tujuan organisasi dapat meningkatkan kepuasan dan kesejahteraan secara keseluruhan.

Dampak Positif Keterlibatan dalam Organisasi terhadap Kesejahteraan Mental

Meskipun terdapat tantangan, keterlibatan dalam organisasi juga dapat memiliki dampak positif terhadap kesejahteraan mental mahasiswa. Misalnya, keikutsertaan dalam aktivitas sosial dapat meningkatkan rasa keterhubungan dan dukungan sosial, yang pada gilirannya dapat mengurangi tingkat stres dan meningkatkan kesejahteraan secara keseluruhan. Selain itu, melalui partisipasi dalam berbagai kegiatan organisasi, mahasiswa dapat mengembangkan keterampilan sosial, kepemimpinan, dan kerja tim, yang secara positif memengaruhi persepsi diri dan meningkatkan rasa percaya diri. Aktivitas yang terstruktur dan tujuan yang jelas dalam organisasi juga dapat memberikan mahasiswa rasa pencapaian dan kepuasan yang dapat meningkatkan kesejahteraan psikologis mereka. Terlebih lagi, keterlibatan dalam organisasi sering kali memungkinkan mahasiswa untuk menemukan minat dan bakat baru, yang dapat memberikan kepuasan emosional dan meningkatkan motivasi dalam menjalani kehidupan kampus.

Dampak Negatif Keterlibatan dalam Organisasi terhadap Kesejahteraan Mental

Namun, terdapat juga potensi dampak negatif dari keterlibatan dalam organisasi terhadap kesejahteraan mental mahasiswa. Misalnya, tuntutan waktu dan tanggung jawab ganda dapat menyebabkan tingkat stres yang tinggi, bahkan hingga mencapai tingkat burnout. Mahasiswa sering kali merasa terbebani oleh jadwal yang padat, dengan harus mengimbangi antara tugas akademik, tanggung jawab organisasi, dan kegiatan sosial lainnya. Tingkat stres yang tinggi ini dapat mengganggu pola tidur, menyebabkan kelelahan kronis, dan bahkan memengaruhi konsentrasi dan kinerja akademik mereka. Selain itu, tekanan untuk memenuhi ekspektasi dari rekan-rekan sesama anggota organisasi atau pemimpin dapat menciptakan lingkungan yang kompetitif dan memicu perasaan tidak adekuat atau tidak berharga. Semakin tinggi tingkat kompetisi dan ekspektasi yang tidak realistis, semakin besar potensi dampak negatifnya terhadap kesejahteraan mental mahasiswa. Oleh karena itu, penting bagi mahasiswa dan pembimbing organisasi untuk mengenali tanda-tanda stres dan burnout, serta mengambil langkah-langkah untuk mengatasi tantangan ini secara proaktif.

Strategi untuk Meningkatkan Kesejahteraan Mental Mahasiswa yang Terlibat dalam Organisasi

Untuk mengatasi potensi dampak negatif dan memaksimalkan dampak positif dari keterlibatan dalam organisasi terhadap kesejahteraan mental mahasiswa, strategi yang tepat perlu diterapkan. Ini bisa termasuk penerapan program dukungan psikologis di organisasi, pelatihan manajemen stres, dan promosi pola pikir yang sehat terkait dengan ekspektasi dan tuntutan organisasi. Selain itu, penting untuk membangun budaya organisasi yang mendukung, di mana mahasiswa merasa nyaman untuk membahas tantangan mereka terkait kesejahteraan mental tanpa takut dicap sebagai lemah atau tidak kompeten. Mendukung inisiatif seperti diskusi kelompok tentang kesejahteraan mental, penyediaan sumber daya informasi tentang layanan kesehatan mental di kampus, dan pendekatan yang proaktif dalam mengidentifikasi dan menangani masalah kesehatan mental dapat membantu menciptakan lingkungan yang inklusif dan peduli. Selain itu, penting juga untuk mendorong mahasiswa untuk mencari keseimbangan antara komitmen organisasi dan perawatan diri dengan mengenali dan menghargai batasan pribadi mereka. Dengan mengembangkan pemahaman yang lebih baik tentang pentingnya kesejahteraan mental dan menerapkan strategi yang sesuai, organisasi mahasiswa dapat menjadi sumber dukungan dan pemberdayaan bagi mahasiswa, bukan sumber stres tambahan.

Kesimpulan

Keterlibatan dalam organisasi dapat memiliki dampak yang signifikan terhadap kesejahteraan mental mahasiswa di perguruan tinggi. Penting bagi lembaga pendidikan dan organisasi mahasiswa untuk memperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhi hubungan ini dan mengembangkan strategi untuk mendukung kesejahteraan mental mahasiswa yang terlibat dalam kegiatan organisasi.

Daftar Pustaka

  1. Eisenberg, D., Golberstein, E., & Hunt, J. B. (2009). Mental health and academic success in college. B.E. Journal of Economic Analysis & Policy.
  2. Hefner, J., & Eisenberg, D. (2009). Social support and mental health among college students. American Journal of Orthopsychiatry.
  3. Hunt, J., & Eisenberg, D. (2010). Mental health problems and help-seeking behavior among college students. Journal of Adolescent Health.
  4. Lipson, S. K., Zhou, S., Wagner, B., & Beck, K. (2016). A national survey of college students’ attitudes and use of long-acting reversible contraceptives. Journal of American College Health.
  5. Pedrelli, P., Nyer, M., Yeung, A., Zulauf, C., & Wilens, T. (2015). College students: mental health problems and treatment considerations. Academic Psychiatry.
  6. Sontag-Padilla, L., Woodbridge, M. W., Mendelsohn, J., D’Amico, E. J., Osilla, K. C., Jaycox, L. H., & Eberhart, N. K. (2018). Factors affecting mental health service utilization among California public college and university students. Psychiatric Services.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *