Pentingnya Pengawasan Orang Tua Terhadap Penyimpangan Remaja

Vania Muhtadiah Izzah, vania.muhtadiah.2301216@students.um.ac.id

Abstrak Masalah penyimpangan remaja menjadi fokus utama dalam masyarakat karena mengancam masa depan generasi muda. Kondisi saat ini masih menjadi prevalensi masalah, dengan menuntut peran aktif dari orang tua, masyarakat, dan pihak terkait. Pentingnya pengawasan dan pendidikan moral dari orang tua serta dukungan dari masyarakat menjadi kunci dalam upaya pencegahan. Konsistensi dalam penerapan aturan dan penghargaan juga ditekankan. Lingkungan keluarga, pendidikan moral, dan pergaulan sebaya menjadi faktor utama penyebab perilaku menyimpang. Pendekatan preventif, represif, dan kuratif diperlukan dari berbagai pihak, termasuk orang tua, masyarakat, dan lembaga pendidikan, dengan tujuan membentuk generasi muda yang berkarakter dan terhindar dari penyimpangan remaja.

(RP1) Menembus Kegelapan: Menerangi Jalan Remaja Jauh dari Penyimpangan

Masa remaja adalah fase eksplorasi dan pembentukan identitas, namun juga dipenuhi dengan risiko perilaku menyimpang. Penyimpangan remaja, yang meliputi kenakalan hingga tindak kriminal, merupakan masalah sosial yang umum dibicarakan. Remaja rentan terjerumus dalam perilaku ini karena fase perkembangan mereka yang kompleks dan rentan.Contohnya seperti dari sebagian remaja dapat terjerumus ke dalam perilaku menyimpang seperti penyalahgunaan narkoba, tawuran, pergaulan bebas, dan perbuatan kriminal lainnya. 

(RP2) Investasi untuk Masa Depan: Mengapa Mempelajari Pencegahan Penyimpangan Remaja itu Penting

Tujuan untuk mempelajari pentingnya pengawasan orang tua terhadap penyimpangan remaja adalah untuk memberikan pemahaman kepada orang tua tentang pentingnya peran mereka dalam mendidik anak-anaknya. Berikut adalah beberapa fungsi dari mempelajari penyimpangan remaja:

1. Mencegah Penyimpangan Terhadap Tujuan Keluarga

Orang tua berperan dalam mengawasi dan membimbing anak-anak mereka agar mencapai tujuan keluarga yang telah direncanakan. karena setiap orangtua ingin anaknya berhasil dan menjadi kebanggaan (Dachi, 2020).

2. Menegakkan Prosedur dan Tata Tertib Keluarga

Orang tua menetapkan aturan dan prosedur yang harus diikuti oleh anggota keluarga, serta mengawasi agar semua anggota keluarga patuh terhadap aturan tersebut. Melalui pengawasan orang tua dapat memperhatikan sejauh mana anak tetap taat terhadap aturan yang berlakukan di keluarga (Dachi, 2020). 

3. Mendukung Anak dalam Mengatasi Hambatan

Orang tua perlu memperhatikan serta memberikan dukungan kepada anak-anak dalam menghadapi masalah atau hambatan yang mungkin mereka alami. Karena tidak semua anak, khususnya remaja, mau menceritakan kepada orang lain masalah yang sedang dialaminya. Ia hanya mau menceritakan masalah atau hambatan yang dialaminya kepada orang-orang tertentu yaitu orang yang terdekatnya (Dachi, 2020). 

4. Mencegah Penyalahgunaan Kepercayaan

Orang tua perlu bijaksana dalam memenuhi kebutuhan anak, termasuk dalam penggunaan teknologi seperti handphone. Pengawasan terhadap penggunaan handphone anak menjadi penting untuk mencegah penyalahgunaan kepercayaan yang diberikan oleh orang tua. Maka dari itu orangtua harus melakukan pengecekan terhadap handphone anaknya secara berkala sehingga dapat menghindari penyalahgunaan kepercayaan yang diberikannya (Dachi, 2020).

(RP3) Menelusuri Jejak Kebenaran: Mengungkap Akar Penyebab Penyimpangan Remaja 

Penyimpangan remaja dapat timbul karena berbagai faktor:

  • Pengaruh lingkungan keluarga yang kurang harmonis,

Pendidikan dalam keluarga sangat penting dalam pembentukan kepribadian anak. Anak-anak secara aktif belajar dari keteladanan dan kebiasaan hidup orang tua, baik secara sadar maupun tidak sadar (Hardiyanto & Romadhona, 2018).

  • Pergaulan sembarangan dengan teman sebaya

Faktor lain yang berkontribusi pada perilaku menyimpang remaja termasuk pergaulan sembarangan dengan teman sebaya. Remaja dianggap sebagai masa transisi di mana mereka mencari identitas mereka sendiri. Namun, ada saat-saat ketika mereka tidak menyadari dampak dari perilaku menyimpang tersebut (Hardiyanto & Romadhona, 2018).

  • Minimnya pengawasan dari orang tua.

Minimalnya pengawasan dari orang tua: kurangnya pengawasan orang tua membuat anak merasa bebas untuk melakukan hal-hal di luar rumah, yang pada gilirannya menyebabkan perilaku menyimpang. Banyak orang tua tidak menyadari bahwa anak-anak mereka melakukan perilaku menyimpang karena mereka hanya memberikan kepercayaan tanpa melakukan pengawasan yang cukup (Hardiyanto & Romadhona, 2018).

Menurut Kartini (2014), kejahatan anak-anak remaja disebabkan oleh beberapa faktor berikut: 

1. Pendidikan massal yang tidak mengutamakan pendidikan watak dan kepribadian anak

2. Kurangnya upaya orang tua dan orang dewasa untuk menanamkan moralitas dan keyakinan beragama pada anak-anak muda.

3. Kurang menumbuhkan tanggung jawab sosial pada anak-anak muda. 

4.perang antar geng, kelompok, sekolah, dan suku (tawuran), yang kadang-kadang mengakibatkan korban jiwa. 

(RP4)Menyatukan Tekad: Bersatu Melawan Penyimpangan Remaja Demi Masa Depan Cerah

Menurut Slameto (Slameto, 2013), “Keluarga merupakan lembaga pendidikan tertua yang bersifat informal, terutama dialami oleh anak-anak, dan merupakan lembaga pendidikan alamiah dimana orang tua bertanggung jawab dalam memberi makan, mengasuh, melindungi dan mendidik anak-anaknya. Kesadaran orang tua sangat penting dalam pengawasan terhadap anak dan membekali mereka dengan pendidikan moral yang baik. Mereka juga perlu menjadi teladan yang positif dan membangun ikatan emosional yang kuat dengan anak sehingga mereka merasa aman untuk berbagi cerita dan emosinya.

(RP5) Kolaborasi Masyarakat Membangun Generasi Muda Bebas Penyimpangan

Selain peran orang tua, masyarakat juga memiliki peran penting dalam mencegah penyimpangan remaja. Masyarakat harus turut serta dalam memberikan pendidikan moral kepada anak-anak, serta memberikan dukungan dan bantuan kepada orang tua dalam mendidik anak-anak mereka. Dengan adanya kerja sama antara orang tua dan masyarakat, diharapkan dapat mencegah terjadinya penyimpangan remaja.

(RP6) Membangun Masyarakat Sehat: Upaya Komprehensif Mengatasi dan Mencegah Penyimpangan Sosial

Menurut Anggraini (Anggraini & Ismail, 2023) terdapat 3 macam tindakan yang dapat menjadi solusi dalam masalah penyimpangan yang dialami oleh remaja:

  •  Tindakan Preventif:

1. Pemberian Layanan Bimbingan dan Konseling: Melalui konseling kelompok dan individual serta bimbingan tambahan, siswa diberikan nasihat dan motivasi serta materi yang disesuaikan seperti tentang bullying.

2. Penyuluhan atau Seminar tentang Perilaku Menyimpang: Tim tenaga kesehatan mengedukasi siswa dan orang tua tentang dampak perilaku menyimpang serta gejala-gejalanya.

3. Kerjasama dengan Orang Tua: Orang tua disadarkan untuk memperhatikan perubahan pada anak mereka, memberikan perhatian lebih, dan berkolaborasi dalam menangani kasus tersebut.

  • Tindakan Represif:

1. Penggunaan punishment seperti piket, tugas tambahan, dan pemanggilan ke pihak sekolah bertujuan untuk memberikan efek jera kepada pelaku. Hukuman harus diberikan dengan penuh kesadaran dan sebagai upaya untuk menyadarkan pelaku akan kesalahannya. Namun, sebaiknya teguran lisan diberikan terlebih dahulu sebelum hukuman.

2. Guru memberikan arahan kepada orang tua mengenai tindakan yang dapat diambil untuk menyelesaikan masalah, mengingat kedekatan orang tua dengan siswa memungkinkan pendekatan yang lebih efektif.

  • Tindakan Kuratif:

1. Skorsing: Memberikan penghentian bersekolah sementara sebagai upaya memberikan efek jera dan kesempatan bagi siswa untuk merenungi perilaku mereka.

2. Drop Out: Keputusan terakhir jika siswa tidak menunjukkan perubahan setelah berbagai tindakan dilakukan, yakni mengembalikan siswa kepada orang tua atau dikeluarkan dari sekolah.

(RP7) Membentuk Generasi Emas: Peran Penting Perilaku Kedisiplinan dalam Mencegah Penyimpangan Remaja

Hurlock menjelaskan bahwa empat unsur utama dalam disiplin: peraturan, hukuman untuk pelanggaran, penghargaan untuk perilaku baik, dan konsistensi dalam penerapan aturan (Hurlock, 2013). Hukuman bukan tindakan pertama yang diberikan oleh orang tua dan hukuman bukan cara yang diutamakan. Namun, pemberian penghargaan juga merupakan bagian penting dalam pendidikan anak. Penghargaan tersebut dapat berupa pujian, hadiah, atau bentuk penghargaan lainnya, yang dapat memotivasi anak untuk patuh terhadap peraturan. 

Konsistensi adalah tingkat keseragaman atau stabilitas yang mempunyai nilai mendidik, memotivasi, memperbaiki penghargaan terhadap peraturan. Konsistensi  dianggap penting dalam mendisiplinkan anak. Orang tua perlu konsisten dalam menerapkan peraturan, baik dalam memberikan penghargaan maupun hukuman. Mereka juga harus menjadi contoh dalam mematuhi peraturan yang telah dibuat. Jika orang tua tidak konsisten, anak dapat menjadi acuh tak acuh terhadap peraturan yang ada.

Saran dan Pesan

Pentingnya perhatian orang tua terhadap perilaku negatif remaja menjadi krusial dalam memelihara nilai-nilai moral dan etika mereka. Kerjasama antara orang tua, masyarakat, dan pihak terkait juga memegang peranan penting dalam menangani masalah ini. Dengan pengawasan yang efektif, diharapkan dapat terbentuk generasi muda yang memiliki karakter dan mental yang positif.

Daftar Pustaka

Anggraini, H. Y., & Ismail, I. (2023, December 18). STRATEGI MANAJEMEN KESISWAAN DALAM UPAYA MENGATASI PERILAKU MENYIMPANG. Anggraini | Jurnal Isema : Islamic Educational Management. https://journal.uinsgd.ac.id/index.php/isema/article/view/25217/9994

Dachi, M. R. (2020, July 14). Pentingnya Pengawasan Orangtua dalam Optimalisasi Kedisiplinan Remaja. Dachi | Ginosko: Jurnal Teologi Praktika. https://ejournal.sttgalileaindonesia.ac.id/index.php/ginosko/article/view/10

Hardiyanto, S., & Romadhona, E. S. (2018). REMAJA DAN PERILAKU MENYIMPANG. Hardiyanto, Sigit, and Elfi Syahri Romadhona, 2(1), 23–32. https://doi.org/10.30596/interaksi.v2i1.1785

Hurlock, Elizabeth B. (2013). Perkembangan anak / Elizabeth B. Hurlock. Jakarta :: Erlangga,.

Kartini Kartono pengantar. (2014). Patologi sosial 2: kenakalan remaja/ Dr. Kartini Kartono. Jakarta :: PT RajaGrafindo Persada,; Fajar Interpratama Mandiri.

Slameto. (2013). Belajar dan faktor-faktor yang mempengaruhinya / Slameto. Jakarta :: Rineka Cipta.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *