Perkembangan Tren Fashion Dari Zaman Ke Zaman: Sebuah Catatan Perjalanan Peradaban

Arini Rohmatal Ulya, arini.rohmatal.2301216@students.um.ac.id

Abstrak

Fashion, bak kaleidoskop yang terus berputar, menghadirkan perpaduan warna, bentuk, dan gaya yang selalu memukau. Di balik gemerlapnya dunia fashion, terdapat sebuah perjalanan panjang yang diwarnai evolusi tren, dipengaruhi oleh berbagai faktor sosial, budaya, dan teknologi. Memahami perkembangan tren fashion tak hanya membantu kita dalam mengikuti gaya busana terkini, tetapi juga membuka jendela wawasan tentang bagaimana fashion merepresentasikan perubahan sosial dan budaya di sepanjang sejarah.

Catatan
Warna ⇒ menjelaskan tema utama

Warna ⇒ menjelaskan kondisi yang sekarang

Warna ⇒ menjelaskan ringkasan tulisan yang kita buat

  1. Awal Mula Fashion: Melambangkan Status Sosial dan Budaya

Pada awal peradaban manusia, pakaian primarily berfungsi untuk melindungi tubuh dan menunjukkan status sosial. Di Mesir Kuno, balutan linen panjang dan tipis menjadi simbol kelas atas, melambangkan keanggunan dan kekayaan. Di era Romawi, toga melambangkan status kewarganegaraan, membedakan antara warga negara dan budak. Seiring perkembangan peradaban, fashion mulai menjelma menjadi alat ekspresi diri dan identitas. Pakaian tradisional di berbagai budaya di dunia, seperti kimono di Jepang dan sari di India, tak hanya mencerminkan keindahan estetika, tetapi juga sarat makna budaya dan nilai-nilai leluhur.

  1. Era Revolusi Industri: Lahirnya Produksi Massal dan Diversifikasi Gaya

Revolusi Industri di abad ke-18 dan 19 menandai era baru dalam sejarah fashion. Kemunculan mesin jahit dan penemuan bahan sintetis membuka gerbang bagi diversifikasi tren fashion dan memungkinkan produksi massal pakaian. Tren fashion tak lagi eksklusif untuk kalangan elit, tetapi mulai menjangkau khalayak yang lebih luas. Gaya busana pun menjadi lebih variatif dan kompleks, mengikuti perkembangan teknologi tekstil dan manufaktur.

  1. Abad ke-20: Gejolak Politik dan Lahirnya Tren Revolusioner

Abad ke-20 menjadi saksi bisu pergolakan tren fashion yang revolusioner. Dua perang dunia mencetuskan tren yang mengedepankan kepraktisan dan fungsionalitas, seperti gaya “flapper” di era 1920-an dengan potongan rambut pendek dan gaun simpel, serta gaya “utility” di masa Perang Dunia II dengan fokus pada pakaian yang tahan lama dan mudah digunakan. Era pasca-perang melahirkan tren “New Look” karya Christian Dior, yang melambangkan kemewahan dan feminitas dengan siluet ramping dan rok bervolume.

  1. Pemberontakan Kaum Muda dan Munculnya Subkultur Fashion

Dekade-dekade berikutnya diwarnai dengan pemberontakan kaum muda, melahirkan tren subkultur fashion yang unik dan berani. Di Inggris, muncullah “mods” dengan gaya rapi dan terstruktur, serta “rockers” dengan gaya rebel dan edgy. Di Amerika Serikat, tren “hippie” mendobrak norma dengan gaya bohemian yang penuh warna dan bebas. Tren-tren subkultur ini merepresentasikan semangat pemberontakan dan pencarian identitas di kalangan generasi muda.

  1. Era Globalisasi dan Ledakan Tren Fashion

Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi di era digital semakin mempercepat laju perubahan tren fashion. Platform media sosial seperti Instagram dan TikTok menjadi wadah bagi para influencer dan trendsetter untuk menyebarkan gaya busana mereka kepada khalayak global. Tren fashion kini tak lagi terikat oleh batasan geografis dan budaya, memungkinkan perpaduan gaya yang unik dan inovatif. Konsumen dimanjakan dengan berbagai pilihan gaya dari seluruh penjuru dunia, mengikuti tren terkini dengan mudah dan cepat.

  1. Keberlanjutan dan Etika: Membangun Masa Depan Fashion yang Bertanggung Jawab

Di era modern, tren fashion tak hanya berkutat pada estetika semata. Kesadaran akan keberlanjutan dan ramah lingkungan mulai mewarnai industri fashion. Munculnya tren “sustainable fashion” dan “ethical fashion” mendorong penggunaan bahan-bahan ramah lingkungan dan praktik produksi yang bertanggung jawab. Konsumen pun semakin selektif dalam memilih produk fashion yang tak hanya modis, tetapi juga berkelanjutan dan etis.

  1.  Sebuah Evolusi yang Tak Pernah Usai

Perjalanan tren fashion adalah sebuah kisah yang tak pernah usai. Dinamika sosial, budaya, dan teknologi akan terus melahirkan tren-tren baru yang mencerminkan semangat zaman dan identitas individu maupun kelompok. Memahami perkembangan tren fashion tak hanya membantu kita dalam mengikuti gaya busana terkini, tetapi juga membuka wawasan tentang bagaimana fashion merepresentasikan perubahan sosial dan budaya di sepanjang sejarah. Fashion adalah sebuah cerminan diri, sebuah ekspresi budaya, dan sebuah penanda waktu yang terus berkembang dan beradaptasi.

Daftar Pustaka:

The Journal of Fashion Theory https://www.tandfonline.com/journals/rfft20

Fashion Theory https://www.tandfonline.com/journals/rfft20

Dress: The Journal of the Fashion Studies Association https://www.journals.uchicago.edu/doi/pdf/10.1086/711428

Costume https://www.tandfonline.com/journals/ycos20

Textile History https://www.tandfonline.com/journals/ytex20

The Metropolitan Museum of Art https://www.metmuseum.org/

The Fashion Museum, Bath https://www.fashionmuseum.co.uk/

Victoria and Albert Museum https://www.vam.ac.uk/

Vogue https://www.vogue.com/magazine

Business of Fashion https://www.businessoffashion.com/

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *