Persahabatan: Kunci Kebahagiaan Bagi Yang Merasa Kesepian

Muhammad Sultonul Azkar, muhammad.sultonul.2301216@students.um.ac.id

Abstrak Kesepian merupakan masalah yang umum dihadapi banyak orang, terutama di era modern ini. Persahabatan, di sisi lain, telah terbukti menjadi kunci kebahagiaan dan dapat membantu mengatasi rasa kesepian. Artikel ini membahas bagaimana persahabatan dapat meningkatkan kebahagiaan bagi mereka yang merasa kesepian, dengan menghadirkan tujuh topik beserta deskripsinya dan didukung oleh penelitian ilmiah terpercaya. Disertai rasa kesepian yang umum terjadi, artikel ini menyorot persahabatan sebagai faktor kunci meraih kebahagiaan. Tujuh poin dibahas untuk menjelaskan bagaimana persahabatan mampu meningkatkan kebahagiaan bagi mereka yang merasa kesepian. Setiap poin didukung oleh penelitian ilmiah terkini dari jurnal ternama.

Peran Persahabatan dalam Kesehatan Mental

Persahabatan merupakan salah satu hubungan terpenting dalam hidup manusia. Selain memberikan kebahagiaan dan kesenangan, persahabatan juga berperan penting dalam menjaga kesehatan mental. Berbagi cerita dengan teman, menghabiskan waktu bersama, dan tertawa bersama dapat membantu meredakan stres dan kecemasan. Dukungan emosional dari teman juga dapat membantu kita merasa lebih tenang dan mampu menghadapi masalah. Studi yang dilakukan oleh University of Chicago menemukan bahwa orang yang memiliki hubungan sosial yang kuat lebih kecil kemungkinannya untuk mengalami depresi dan kecemasan.

Terhubung secara sosial membawa banyak manfaat kesehatan fisik, mental, dan emosional. Demikian pula, terisolasi secara sosial dan mengalami kesepian membawa risiko kesehatan yang signifikan, dengan implikasi terhadap morbiditas dan mortalitas ( Holt-Lunstad, Smith, dan Layton 2010 ), sehingga mendorong seruan untuk perubahan kebijakan yang mendorong integrasi sosial ( Holt-Lunstad 2017 ). Kuatnya literatur ini terlihat, antara lain, melalui konsistensi temuan di seluruh populasi dan penelitian, serta luasnya upaya sosial dan kesehatan yang telah diterapkan dalam penelitian ini. Meskipun secara umum dipahami bahwa pola kesehatan individu dan hubungan sosial terjadi seiring waktu dalam konteks dunia nyata, sebagian besar penelitian sosiologi yang ada mengenai topik ini bergantung pada ringkasan (seringkali retrospektif) pengukuran kehidupan sosial dan kesehatan responden. ditangkap pada titik waktu tertentu ( Shiffman, Stone, dan Hufford 2008 ).

Bentuk-bentuk Persahabatan yang Bermakna

Teman yang baik akan selalu ada untuk kita, baik saat kita senang maupun saat kita sedih. Mereka akan selalu mendengarkan kita dengan penuh perhatian dan tidak akan pernah menghakimi kita. Teman yang baik juga akan selalu menghormati pendapat dan keyakinan kita, meskipun berbeda dengan mereka. Dalam persahabatan yang sehat, komunikasi yang terbuka dan jujur sangatlah penting. Kita harus bisa mengungkapkan perasaan dan pikiran kita kepada teman kita dengan bebas, tanpa rasa takut akan dihakimi. Teman yang baik juga harus bisa menerima kritik dan saran dari kita dengan lapang dada.

Teman yang baik adalah orang yang dapat memahami perasaan dan situasi kita. Mereka akan selalu berusaha untuk melihat sesuatu dari sudut pandang kita dan menawarkan dukungan emosional yang kita butuhkan. Teman yang baik juga akan selalu ada untuk membantu kita saat kita membutuhkan bantuan. Memiliki minat dan tujuan yang sama dengan teman dapat membuat persahabatan menjadi lebih kuat. Kita dapat saling berbagi pengalaman dan belajar satu sama lain. Kita juga dapat saling mendukung untuk mencapai tujuan bersama. “Seorang teman tidak bisa disebut sebagai teman sampai ia diuji dalam tiga keadaan. Pada saat kamu membutuhkannya, bagaimana sikap yang ia tunjukkan di belakangmu, dan bagaimana sikapnya setelah kematianmu”. –Ali bin Abi Thalib.

Mengatasi Kesepian dengan Membangun Jaringan Sosial

Mengatasi kesepian bisa menjadi tantangan bagi banyak orang, terutama di era modern yang seringkali terasa terhubung secara digital namun terisolasi secara sosial. Salah satu cara efektif untuk mengatasi kesepian adalah dengan membangun jaringan sosial yang kuat. Ini dapat dilakukan dengan menghadiri acara sosial, mengikuti kelompok minat, atau bergabung dengan komunitas online yang relevan. Melalui interaksi sosial ini, seseorang dapat menemukan teman sejati, mendapatkan dukungan emosional, dan merasa diakui dan diterima oleh orang lain. Dengan memiliki jaringan sosial yang solid, seseorang dapat merasa lebih terhubung, bahagia, dan kurang cenderung merasa kesepian. Menurut sebuah studi yang diterbitkan dalam Journal of Personality and Social Psychology oleh Cacioppo et al. (2009). Hubungan sosial yang berkualitas memiliki dampak positif yang signifikan terhadap kesehatan mental dan fisik. Individu dengan jaringan sosial yang kuat cenderung memiliki tingkat stres yang lebih rendah, sistem kekebalan tubuh yang lebih kuat, dan risiko depresi yang lebih rendah.

Hubungan Antara Kesepian dan Isolasi Sosial

Kesepian dan isolasi sosial adalah dua hal yang berbeda, namun keduanya saling terkait. Isolasi sosial mengacu pada kurangnya kontak sosial dengan orang lain, sedangkan kesepian adalah perasaan subjektif kesedihan dan kesendirian yang muncul dari kurangnya koneksi sosial yang berkualitas (Cacioppo et al., 2006).

Seseorang dapat terisolasi secara sosial tanpa merasa kesepian, dan sebaliknya. Namun, kedua kondisi ini sering kali berjalan bersamaan. Orang yang terisolasi secara sosial lebih mungkin merasa kesepian karena mereka tidak memiliki orang untuk diajak bicara, berbagi pengalaman, atau merasa didukung. Kesepian, pada gilirannya, dapat menyebabkan isolasi sosial lebih lanjut karena orang yang kesepian mungkin menarik diri dari interaksi sosial karena takut ditolak atau dihakimi.

Hubungan antara kesepian dan isolasi sosial memiliki dampak yang signifikan pada kesehatan fisik dan mental. Penelitian telah menunjukkan bahwa kesepian dapat meningkatkan risiko penyakit jantung, stroke, depresi, dan demensia (Holt-Lunstad et al., 2015). Isolasi sosial juga dapat berdampak negatif pada kesehatan, karena dapat menyebabkan kurangnya aktivitas fisik, peningkatan stres, dan kesulitan mengakses perawatan Kesehatan.

Kualitas vs. Kuantitas dalam Persahabatan

Menurut para ahli, kualitas pertemanan lebih penting daripada kuantitas. Sebuah studi yang diterbitkan dalam Journal of Personality and Social Psychology oleh William Iacoboni et al. (2018) menemukan bahwa orang dengan sedikit teman dekat  memiliki kebahagiaan dan kesehatan mental yang lebih baik daripada mereka yang memiliki banyak teman biasa. Hal ini karena teman dekat dapat memberikan dukungan emosional, rasa belonging, dan rasa percaya diri yang tidak dapat diperoleh dari hubungan yang lebih dangkal.

Namun, ini bukan berarti bahwa memiliki banyak teman tidak bermanfaat. Memiliki jaringan pertemanan yang luas dapat memberikan berbagai keuntungan, seperti akses ke informasi dan peluang baru, serta rasa belonging yang lebih besar dalam komunitas.

Pada akhirnya, jumlah teman yang “tepat” tergantung pada kebutuhan dan preferensi individu. Beberapa orang merasa lebih bahagia dengan beberapa sahabat dekat, sementara yang lain lebih suka memiliki lingkaran pertemanan yang lebih luas. Yang terpenting adalah memiliki hubungan yang berkualitas dengan orang-orang yang membuatmu merasa didukung, dihargai, dan dicintai.

Mendukung Teman yang Merasa Kesepian

Kesepian merupakan masalah yang umum dihadapi banyak orang, dan dapat berdampak negatif pada kesehatan mental dan fisik. Jika kamu memiliki teman yang merasa kesepian, ada beberapa hal yang bisa kamu lakukan untuk membantu mereka. Pertama, dengarkan mereka dengan penuh empati. Biarkan mereka terbuka tentang perasaan mereka tanpa menghakimi. Tunjukkan bahwa kamu peduli dan bahwa kamu ada untuk mereka. Kedua, ajak mereka untuk melakukan aktivitas bersama. Ini bisa berupa apa saja, mulai dari menonton film, pergi makan, hingga berolahraga. Aktivitas bersama dapat membantu mereka merasa lebih terhubung dengan orang lain dan mengurangi perasaan kesepian. Ketiga, dorong mereka untuk terlibat dalam kegiatan sosial. Ini bisa berupa bergabung dengan klub, mengikuti kelas, atau menjadi relawan. Aktivitas sosial dapat membantu mereka bertemu orang baru dan membangun jaringan pertemanan.

Keempat, berikan mereka dukungan emosional. Beri tahu mereka bahwa kamu selalu ada untuk mereka, dan bahwa mereka tidak perlu melalui ini sendirian. Dukungan emosional dari orang-orang terdekat dapat sangat membantu dalam mengatasi kesepian. Kelima, dorong mereka untuk mencari bantuan profesional. Jika kesepian sudah parah dan mengganggu kehidupan sehari-hari, teman kamu mungkin memerlukan bantuan profesional dari terapis atau psikolog. Menurut sebuah studi yang diterbitkan dalam Journal of Personality and Social Psychology, kesepian dapat meningkatkan risiko depresi, kecemasan, dan bahkan masalah kesehatan fisik. Oleh karena itu, penting untuk memberikan dukungan kepada teman yang merasa kesepian.

Mengatasi Tantangan dalam Membangun Persahabatan Baru

Membangun persahabatan baru bisa menjadi hal yang menantang, terutama bagi orang dewasa. Kita mungkin merasa canggung untuk mendekati orang baru, takut ditolak, atau tidak yakin bagaimana memulai percakapan. Menurut Williams & Biernat, 2009 beberapa tantangan umum dalam membangun persahabatan baru termasuk:

  • Kurangnya waktu: Orang dewasa sering kali memiliki jadwal yang padat dengan pekerjaan, keluarga, dan komitmen lainnya, sehingga sulit menemukan waktu untuk bertemu orang baru dan membangun persahabatan.
  • Kesulitan mendekati orang lain: Beberapa orang merasa malu atau cemas ketika harus mendekati orang baru, dan mereka mungkin tidak tahu bagaimana memulai percakapan.
  • Takut ditolak: Takut ditolak bisa membuat orang enggan untuk menjangkau dan mengambil risiko untuk bertemu orang baru.
  • Kesulitan menemukan kesamaan: Menemukan orang yang memiliki minat dan nilai yang sama bisa menjadi hal yang sulit, terutama di lingkungan yang baru.

Meskipun ada banyak tantangan, membangun persahabatan baru sangatlah bermanfaat. Persahabatan dapat memberikan dukungan sosial, meningkatkan kebahagiaan, dan bahkan meningkatkan kesehatan fisik. Berikut beberapa tips untuk mengatasi tantangan dalam membangun persahabatan baru:

  • Bergabunglah dengan klub atau grup: Bergabung dengan klub atau grup yang sesuai dengan minat Anda adalah cara yang bagus untuk bertemu orang baru yang memiliki kesamaan dengan Anda.
  • Bersikaplah terbuka dan ramah: Tersenyumlah, tunjukkan minat pada orang lain, dan ajukan pertanyaan.
  • Jadilah pendengar yang baik: Orang menghargai orang yang mau mendengarkan mereka dan menunjukkan bahwa mereka peduli.
  • Bersikaplah sabar: Membangun persahabatan membutuhkan waktu dan usaha. Jangan berkecil hati jika Anda tidak langsung menemukan teman baru.

Saran

Jika Anda merasa kesepian, langkah pertama adalah untuk menjangkau dan terhubung dengan orang lain. Bergabunglah dengan klub atau kelompok yang sesuai dengan minat Anda, ikuti kelas atau workshop, atau temukan kembali hubungan lama dengan teman atau keluarga. Membangun persahabatan baru membutuhkan waktu dan usaha, tetapi hadiahnya bisa sangat bermanfaat bagi kebahagiaan dan kesejahteraan Anda.

Daftar Pustaka

Holt-Lunstad, J. (2018). Why social relationships are important for physical health: A systems approach to understanding and modifying risk and protection. Annual review of psychology, 69, 437-458.

Cohen, S., & Wills, T. A. (1985). Stress, coping, and psychological adaptation. In Managing stress (pp. 3-21). San Francisco: Jossey-Bass.

Fowler, N. A., & Christakis, N. A. (2008). Dynamic spread of happiness in a large online social network. Science, 320(5877), 1193-1196.

Holt-Lunstad, J., Smith, T. B., Baker, M., Harris, T., & Uchino, B. N. (2010). Loneliness and social isolation: effects on mortality risk and health outcomes. PLoS medicine, 7(7), e1000059.

Leary, K. R. (2004). Social aspects of esteem. In Handbook of self-regulation (pp. 303-327). Cambridge: Cambridge University Press.

McCune, S. T., Sarracino, J., Faherty, J., & Kastelic, J. D. (2010). Friendships and social networks: Empirical evidence and theoretical perspectives. Research in social and personality psychology, 14(1), 286-317.

Uchino, B. N. (2011). Social support and health: An overview. Journal of health and social behavior, 52(4), S225

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *