Muhammad Afif Hikami
muhammad.afif.2301216@students.um.ac.id
Sejarah awal ultras dapat ditelusuri kembali ke Italia pada awal 1970-an, ketika istilah “ultras” mulai digunakan untuk mendeskripsikan kelompok suporter fanatik yang mendukung tim sepak bola. Mereka dikenal dengan gaya mendukung yang ekstrem dan militan, serta menggunakan taktik seperti koreografi, bendera, dan percik kembang api untuk meningkatkan kesadaran dan kepedulian tim. Dalam beberapa tahun berikutnya, budaya ultras mulai menyebar ke negara lain di Eropa, seperti Inggris, Spanyol, dan Prancis, dengan masing-masing memiliki ciri khas dan gaya yang berbeda.
Budaya ultras di beberapa negara Eropa telah berkembang dan beradaptasi dengan konteks lokal. Di Italia, misalnya, ultras dikenal dengan gaya yang sangat ekstrem dan militan, sedangkan di Inggris, hooligan lebih dikenal dengan kekerasan dan kekacauan. Di Spanyol, ultras lebih fokus pada koreografi dan tarian, sementara di Prancis, mereka lebih berfokus pada budaya dan identitas tim. Dalam beberapa tahun terakhir, budaya ultras telah menyebar ke Indonesia, dengan kelompok seperti Brigata Curva Sud dan ULTRAS SMANSA yang mewakili gaya ultras yang lebih progresif dan berbeda dari budaya hooligan yang lebih konservatif.