APAKAH FOMO TERMASUK CIRI KAMU MENGALAMI QUARTER LIFE CRISIS?

Hilya Sabrina Rahma Nur Asy Syifa’ hilya.sabrina.2301216@students.um.ac.id

Era di mana pocong dan kuntilanak kalah pamor, ada hantu baru yang bergentayangan yaitu FOMO. Ia tak berwujud kain kafan putih atau jeritan melengking, tapi ia bersemayam di layar ponselmu, menyeringai di antara banjir likes dan komentar. FOMO, singkatan dari Fear of Missing Out, adalah perasaan ketakutan jika tertinggal trend, gaya hidup bergantung trend, rela membeli barang barang yang tidak dibutuhkan, Bahkan berani berhutang demi gaya hidup. Hal ini banyak memicu kegalauan hingga depresi ketika ia merasa tertinggal pada suatu trend atau moment. Sederhananya seperti Liat temen join trend tik tok, Kitapun berlomba lomba ingin membuatnya dan menyuarakan pada semua bahwa kita andil dalam trend tersebut. Jadi apakah FOMO termasuk tanda kamu mengalami Quarter Life Crisis? Jawabannya adalah “Iya” Lalu di era digital ini apakah FOMO memang seburuk itu? Atau hal itu sudah dianggap wajar?

Mari kita bahas! FOMO adalah salah satu  dampak dari era yang sudah digital ini, kita bisa dengan mudah melihat aktifitas orang lain dalam sekejap, yang mana hal itu dapat memicu dorongan untuk mengikutinya. Jadi bagaimana kita menghadapinya? Menyikapi FOMO sebagai implus kreatifitas, ide, inspirasi. Tanpa berlarut arus terlalu dalamnya. Menjadika FOMO sebagain motivasi diri, yang mendorongmu untuk beranjak dari zona nyaman, mengejar mimpimu sendiri, bukan terjebak dalam bayang-bayang kesenangan orang lain. Hidup terlalu singkat untuk dihabiskan dengan “wah” dan “kece” di dunia maya. Jadi jangan biarkan FOMO mengendalikan hidupmu.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *