Nilai-Nilai Budaya Lokal

Zahra Aniqotul Maziyah

zahra.aniqotul.2301216@students.um.ac.id

Abstrak: Nilai-nilai budaya, yang merupakan warisan budaya bangsa, harus dilestarikan dan dijaga. Identitas, moralitas, dan pedoman hidup masyarakat dibentuk oleh nilai-nilai budaya ini. Kondisi nilai budaya Indonesia saat ini sangat dinamis dan kompleks. Di satu sisi, banyak masyarakat, terutama di komunitas pedesaan dan adat, tetap berpegang pada prinsip-prinsip budaya tradisional. Semua orang memiliki tanggung jawab untuk mempertahankan nilai-nilai budaya. Nilai-nilai budaya Indonesia dapat dilestarikan dan berkembang di tengah arus globalisasi dengan peran aktif semua pihak, khususnya generasi muda.

Catatan
Warna ⇒ menjelaskan tema utama

Warna ⇒ menjelaskan kondisi yang sekarang

Warna ⇒ menjelaskan ringkasan tulisan yang kita buat

(RP1) Pentingnya Nilai-Nilai Budaya

Pada kepulauan Indonesia, ada ratusan suku yang memiliki budaya, agama, dan kepercayaan yang berbeda-beda berdasarkan realitas geografis, budaya, dan etnisnya.Fakta inilah yang mendorong para pejuang kemerdekaan di masa idealisme perjuangan untuk memahami bahwa bangsa adalah sekelompok orang dengan latar belakang sejarah, nasib, tujuan, dan cita-cita yang sama. Rumusan ini juga menyatukan semua suku bangsa yang ada di Indonesia sebagai bangsa. Nasionalisme Indonesia muncul dari keragaman budaya yang ada di setiap wilayah Indonesia, sehingga tidak dapat disangkal bahwa budaya-budaya di Indonesia pada hakikatnya merupakan manifestasi dari budaya lokal itu sendiri. Persepsi yang benar tentang keragaman budaya akan memungkinkan setiap masyarakat di daerah untuk memiliki identitas dan sifat yang kuat sebagai Indonesia dalam konteks multikulturalisme. Selain itu, sejarah banyak negara besar menunjukkan bahwa bangsa yang mampu berkembang menjadi negara pesaing di dunia harus memiliki identitas budaya yang kuat dan mampu mempertahankan akar budayanya sendiri. Dengan demikian, prinsip multikulturalisme harus diterapkan dalam pendidikan.Untuk mencapai keseimbangan dan kesempurnaan dalam perkembangan seseorang dan masyarakat, salah satu langkah penting adalah pendidikan.Nilai budaya dapat didefinisikan sebagai gagasan umum yang sistematis yang mempengaruhi perilaku seseorang dalam kaitannya dengan alam, hubungan manusia dengan alam, dan hubungan mereka dengan sesama manusia dan hal-hal baik dan buruk. Koentjaraningrat (Syaharuddin, 2020: 10) menyatakan bahwa secara umum ada tiga rumusan wujud dari kebudayaan yang dikemukakan, dan sebagainya. Kedua, wujud kebudayaan dapat didefinisikan sebagai kompleks yang terdiri dari ide, gagasan, nilai, dan peraturan, serta aktivitas yang dilakukan oleh masyarakat atau individu. Ketiga, wujud kebudayaan juga dapat didefinisikan sebagai benda yang dihasilkan dari karya manusia. Salah satu definisi wujud kebudayaan adalah kompleks yang terdiri dari gagasan, ide, dan norma.

Kehidupan masyarakat sangat dipengaruhi oleh nilai-nilai budaya. Pertama, nilai-nilai budaya memberikan identitas dan jati diri kepada bangsa, yang membedakan bangsa Indonesia dari negara lain. Kedua, nilai-nilai budaya memberi masyarakat moralitas dan pedoman hidup, mengajarkan mereka etika, norma, dan cara berperilaku yang baik dan benar. Terakhir, nilai-nilai budaya dapat menjadi sumber kekuatan dan ketahanan bangsa dalam menghadapi berbagai tantangan dan perkembangan. 

(RP2) Tantangan dalam Melestarikan Nilai-Nilai Budaya

Pada dasarnya, budaya memiliki nilai-nilai yang diwariskan dari generasi ke generasi, ditafsirkan, dan diterapkan selama proses perubahan sosial kemasyarakatan. Salah satu cara masyarakat melegitimasi budaya adalah dengan menerapkan nilai-nilai budaya. Eksistensi budaya dan nilai-nilai luhur kebudayaan Indonesia membantu membangun karakter warga negara, baik dalam hal privat maupun publik. Namun, seiring berjalannya waktu, eksistensi budaya dan nilai-nilai luhur kebudayaan Indonesia belum optimal dalam membangun karakter warga negara, seperti yang dapat dilihat dari berbagai tindakan masyarakat. Menurut Lickona (1992:32), sepuluh tanda perilaku manusia yang menunjukkan arah kehancuran bangsa adalah sebagai berikut: 1) peningkatan kekerasan di kalangan remaja; 2) ketidakjujuran yang membudaya; 3) peningkatan rasa tidak hormat kepada orang tua, guru, dan pemimpin; 4) pengaruh kelompok teman terhadap tindakan kekerasan; 5) peningkatan kecurigaan dan kebencian; 6) penggunaan bahasa yang lebih buruk; 7) penurunan etos kerja; 8) penurunan rasa tanggung jawab individu dan warga negara; 9) peningkatan perilaku merusak diri; dan 10) pedoman moral yang semakin kabur.

Di era globalisasi, ada beberapa tantangan untuk mempertahankan nilai-nilai budaya. Pertama, nilai-nilai budaya lokal dapat dirusak oleh pengaruh budaya asing yang mudah diakses melalui internet dan media sosial. Kedua, gaya hidup modern, yang cenderung serba praktis, dapat menyebabkan masyarakat melupakan nilai-nilai budaya yang membutuhkan kesabaran dan ketekunan. Ketiga, kurangnya pengetahuan tentang nilai-nilai budaya bagi generasi muda dapat menyebabkan mereka melupakannya.

(RP3) Peluang dalam Melestarikan Nilai-Nilai Budaya

Cara orang berinteraksi, berkomunikasi, dan menghasilkan karya telah sangat dipengaruhi oleh era teknologi informasi. Selain itu, hal ini berdampak pada jenis kesenian yang sebelumnya berfungsi sebagai representasi budaya. memberikan penjelasan bahwa seni adalah hasil karya, imajinasi, dan ekspresi manusia yang dapat dinikmati secara emosi. Menurut Rina Nurjannah (2013), seni sangat penting dalam berbagai konteks, seperti hiburan, upacara, dan tujuan lainnya. Ini dilakukan baik secara sadar maupun tidak sadar oleh individu atau kelompok. Kesenian tradisional menghadapi tantangan dan peluang baru di era di mana perangkat digital menjadi sumber informasi yang mudah diakses. Kesenian tradisional seperti musik Songah memiliki nilai budaya dan sejarah yang mendalam, tetapi penting untuk menyesuaikannya dengan perubahan zaman untuk tetap relevan. Produksi dan distribusi tidak hanya mengalami transformasi, tetapi juga bagaimana masyarakat berpartisipasi dan menghargai seni. Di era komputer dan internet, juga ada peluang untuk melestarikan nilai-nilai budaya. Pertama, nilai-nilai budaya dapat disampaikan kepada masyarakat luas melalui kemajuan dalam bidang komunikasi dan teknologi informasi. Media sosial, platform online, dan situs web budaya dapat membantu menunjukkan kekayaan nilai-nilai budaya Indonesia kepada dunia. Kedua, untuk melestarikan nilai-nilai budaya, kreativitas dan inovasi dapat digunakan. Nilai-nilai budaya dapat dilestarikan dengan cara yang kreatif dan inovatif, seperti menggabungkannya dengan budaya modern atau mengemasnya dalam cara yang menarik dan kekinian. Ketiga, untuk mempertahankan nilai-nilai budaya, generasi muda harus terlibat. Generasi muda dapat menjadi agen perubahan dengan mengkampanyekan pentingnya menjaga dan melestarikan nilai-nilai budaya.

(RP4) Peran Mahasiswa dalam Melestarikan Nilai-Nilai Budaya

Integritas kearifan lokal di masyarakat harus diterapkan dalam upaya pembentukan karakter di masyarakat lokal; ini terutama berlaku untuk pembentukan karakter generasi muda. Kearifan lokal memiliki prinsip penting yang harus dilestarikan. Nilai-nilai luhur inilah yang berfungsi sebagai ukuran kebaikan yang berkaitan dengan hal-hal yang mendasar dan abadi dalam hidup manusia, seperti cita-cita yang akan dicapainya dalam hidup manusia (Kaelan, 2014: 102). Dalam situasi seperti itu, generasi muda dianggap sebagai generasi pertama yang membutuhkan perhatian khusus. Mereka membutuhkan bimbingan dan pendidikan karakter. Generasi muda adalah generasi yang sedang mencari identitas. Oleh karena itu, generasi muda harus dididik untuk memiliki sifat-sifat moral yang sesuai dengan identitas Indonesia. Keluarga, sekolah, pemerintah, dan masyarakat semua bertanggung jawab untuk membentuk karakter generasi muda. Sebagai bagian dari generasi muda yang terdidik, peran mahasiswa sebagai pendahulu sangat strategis. Diharapkan bahwa strategi seperti pembinaan teman sebaya dan pendekatan humanis yang didasarkan pada kearifan lokal dapat membantu mengatasi masalah yang dihadapi bangsa ini. Di sini, peran mahasiswa sangat penting karena mereka adalah generasi penerus yang berfungsi sebagai penghubung antara masyarakat konvensional dan masyarakat global. Dianggap sebagai langkah strategis untuk membentuk karakter generasi muda dengan pendekatan humanis berbasis kearifan lokal melalui pelestarian nilai budaya.

Pertama, kita dapat mempelajari dan memahami nilai-nilai budaya dengan baik melalui membaca buku, mengikuti kegiatan budaya, dan berbicara dengan budayawan. Kedua, kita dapat menyebarkan nilai-nilai budaya kepada orang lain melalui media sosial, situs web, dan platform online, dan ketiga, kita dapat berpartisipasi dalam kegiatan budaya, seperti festival, pertunjukan seni, dan workshop. Berpartisipasi dalam kegiatan seperti ini dapat membantu kita memahami budaya dengan lebih baik, dan mungkin lebih Ini dapat dicapai melalui diskusi, seminar, dan workshop tentang nilai-nilai budaya.

(RP5) Masa Depan Nilai-Nilai Budaya Indonesia di Era Digital

Masa depan nilai-nilai budaya Indonesia menarik untuk dibahas di era digital yang penuh dengan perubahan dan arus informasi yang cepat. Di satu sisi, nilai-nilai budaya tradisional terancam oleh pengaruh budaya asing yang mudah diakses melalui internet dan media sosial. Di sisi lain, teknologi digital juga menghadirkan peluang baru untuk menyebarkan dan melestarikan nilai-nilai budaya. Kreativitas dan inovasi juga menjadi kunci dalam melestarikan nilai-nilai budaya di era digital. Nilai-nilai budaya dapat dilestarikan dengan cara yang kreatif dan inovatif, seperti dengan menggabungkannya dengan budaya modern atau dengan mengemasnya dalam bentuk yang menarik dan kekinian. Partisipasi generasi muda sangatlah penting dalam melestarikan nilai-nilai budaya. Generasi muda dapat menjadi agen perubahan dengan mengkampanyekan pentingnya menjaga dan melestarikan nilai-nilai budaya. Hal ini dapat dilakukan dengan mengadakan talkshow, seminar, dan workshop tentang nilai-nilai budaya.

Masa depan nilai-nilai budaya Indonesia di era komputer dan internet bergantung pada kerja sama semua orang. Nilai-nilai budaya Indonesia dapat dilestarikan dan berkembang di tengah globalisasi dengan peran aktif pemerintah, komunitas budaya, dan masyarakat, khususnya generasi muda.

(RP6) Pengaruh Globalisasi dan Westernisasi Terhadap Nilai-Nilai Budaya Lokal

Semua aspek kehidupan manusia diubah oleh globalisasi, terutama generasi muda. Generasi muda memiliki cara berpikir yang lebih modern karena kemudahan mendapatkan informasi. Hal ini dapat berdampak pada keinginan generasi muda untuk melestarikan seni tradisional Indonesia. Fenomena yang terus berubah dan menjadi bagian dari kehidupan manusia adalah globalisasi. Kehadiran teknologi informasi dan 33 komunikasi adalah faktor yang mempercepat globalisasi. Menurut Robertson, konsep globalisasi menyebabkan dunia menjadi lebih kecil dan orang lebih menyadari dunia, karena koneksi global yang lebih kuat dan pemahaman manusia tentang hubungan ini. Proses penyempitan dunia ini adalah konteks modernitas yang lebih budaya. Modernisasi dapat didefinisikan sebagai proses perubahan dari sebuah arah atau asal ke arah yang lebih maju, dengan kata lain peningkatan dalam berbagai aspek kehidupan manusia. Secara praktis, modernisasi dapat didefinisikan sebagai proses perubahan dari cara-cara tradisional ke cara-cara yang baru dan lebih maju, dengan tujuan utama meningkatkan kesejahteraan manusia. Modernisasi didefinisikan secara historis, relatif, dan analitis. Menurut sejarawan, modernisasi sama dengan “westernisasi”, dan dianggap sebagai pelopor nilai-nilai masyarakat dalam beberapa hal. Di sini, modernisasi berarti upaya untuk memenuhi standar yang dianggap lebih modern. Jadi, definisi analitis berarti memasukkan aspek masyarakat modern ke dalam masyarakat tradisional atau pramodern. Dewasa ini, seni tradisional lama terus terkikis dan mulai diminati tanpa disadari. Banyak pemuda yang lebih suka genre kontemporer seperti pop Barat, pop Korea, dan sebagainya. Remaja sering dianggap kurang berpendidikan atau tidak mahir dalam bahasa sukunya sendiri. Penyerapan berbagai seni dan kebudayaan Barat dari berbagai media yang telah berkembang adalah salah satu dari banyak penyebab hal ini. Seolah-olah generasi muda tidak mendapatkan pengetahuan sederhana tentang seni dan budaya Indonesia karena mereka didominasi. Tak jarang, kebudayaan dan seni tradisional dianggap tidak modern dan terkesan kuno. 

(RP7) Pentingnya Nilai-Nilai Budaya dalam Membentuk Karakter Bangsa

Nilai-nilai budaya, yang merupakan landasan karakter bangsa, sangat penting untuk ditanamkan dalam setiap orang sejak kecil. Ini dilakukan agar setiap orang dapat lebih memahami, memaknai, dan menghargai nilai-nilai ini serta menyadari pentingnya nilai-nilai ini dalam setiap aspek kehidupan mereka. Tentu saja, keluarga, pendidikan, dan masyarakat adalah tempat nilai budaya dapat ditanamkan. Hal ini senada dengan apa yang dikatakan Eddy dalam Rasyid (2013) bahwa pendidikan formal dan nonformal memungkinkan pelestarian kebudayaan lokal dan pengembangan kebudayaan nasional dengan mengaktifkan kembali semua alat dan kegiatan pendidikan. Pendidikan dan budaya adalah hal yang tidak dapat dihindari dalam kehidupan sehari-hari karena keduanya merupakan komponen yang lengkap dan menyeluruh yang berlaku dalam suatu masyarakat, dan setiap anggota masyarakat membutuhkan pendidikan. Pendidikan dan budaya memiliki peran yang sangat penting dalam menumbuhkan dan mengembangkan nilai luhur negara kita, yang berdampak pada pembentukan karakter yang didasarkan pada nilai budaya yang luhur.

Nilai-nilai budaya diwariskan dari generasi ke generasi. Nilai-nilai budaya membentuk pedoman hidup dan identitas bangsa, dan mereka juga berperan penting dalam membentuk karakter bangsa. Karakter bangsa adalah karakteristik yang membedakan suatu bangsa dari yang lain. Nilai-nilai budaya ini terdiri dari nilai-nilai yang dianut dan diamalkan oleh masyarakat secara keseluruhan. Untuk membentuk bangsa yang tangguh dan bermartabat, nilai-nilai budaya seperti toleransi, gotong royong, musyawarah mufakat, dan kegotongroyongan digunakan.Nilai-nilai budaya menanamkan rasa cinta tanah air, nasionalisme, dan rasa persatuan dan kesatuan bangsa. Nilai-nilai budaya juga mengajarkan rasa tanggung jawab, kejujuran, dan keadilan. Indonesia dapat menghadapi berbagai tantangan dan hambatan untuk maju, tetapi karakter yang baik juga dapat membawa negara itu ke masa depan yang gemilang.

Daftar Pustaka

Nurhasanah, L., Siburian, B. P., & Fitriana, J. A. (2021). PENGARUH GLOBALISASI TERHADAP MINAT GENERASI MUDA DALAM MELESTARIKAN KESENIAN TRADISIONAL INDONESIA. Jurnal Global Citizen : Jurnal Ilmiah Kajian Pendidikan Kewarganegaraan, 10(2), 31–39. https://doi.org/10.33061/jgz.v10i2.5616

Nurhidayati, Y., Kholid, D. M., & Kurdita, E. (t.t.). TRANSFORMASI MUSIK SONGAH DI ERA DIGITAL: TANTANGAN DAN PELUANG DALAM PELESTARIAN WARISAN BUDAYA.

Pudjiastuti, S. R., Permatasari, A., Nandang, A., Kamila S, A., & Gunawan, I. (2023). Tantangan Dalam Menjaga Identitas Budaya Baduy Luar Dan Baduy Dalam Pada Era Perubahan. Jurnal Citizenship Virtues, 3(2), 630–637. https://doi.org/10.37640/jcv.v3i2.1876

Safitri, E. (2022). Pentingnya Nilai-Nilai Budaya dalam Pendidikan. https://doi.org/10.31237/osf.io/73q8k

Sudarsih, S. (2019). Pentingnya Penanaman Nilai-Nilai Budaya Lokal dalam Keluarga di Era Global. Endogami: Jurnal Ilmiah Kajian Antropologi, 3(1), 68–71. https://doi.org/10.14710/endogami.3.1.68-71

Tugiah, T., & Jamilus, J. (2022). Pengembangan Pendidik sebagai Sumber Daya Manusia Untuk Mempersiakan Generasi Milenial Menghadapi Era Digital. Jurnal Sosial Teknologi, 2(6), 498–505. https://doi.org/10.59188/jurnalsostech.v2i6.350

Wahyuni, A., Tias, A. A. W., & Sani, B. (2013). PERAN ETNOMATEMATIKA DALAM MEMBANGUN KARAKTER BANGSA.

Widyanti, T. (2016). PENERAPAN NILAI-NILAI KEARIFAN LOKAL DALAM BUDAYA MASYARAKAT KAMPUNG ADAT CIREUNDEU SEBAGAI SUMBER PEMBELAJARAN IPS. JURNAL PENDIDIKAN ILMU SOSIAL, 24(2), 157. https://doi.org/10.17509/jpis.v24i2.1452

Yunus, R. (2016). TRANSFORMASI NILAI-NILAI BUDAYA LOKAL SEBAGAI UPAYA PEMBANGUNAN KARAKTER BANGSA. Jurnal Penelitian Pendidikan, 13(1). https://doi.org/10.17509/jpp.v13i1.3508

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *