Arlintang Sekar Phambayun arlintang.sekar.2301216@students.um.ac.id
Setiap manusia memiliki aura pada dirinya yang tidak bisa dilihat dengan mata telanjang. Aura ini hanya bisa dirasakan oleh manusia lainnya dan terdiri dari 2 jenis aura yaitu aura negatif dan aura positif. Aura positif ini tumbul ketika seseorang merasa bahagia, orang-orang disekitarnya yang merasakan aura tersebut akan terpengaruh dan memiliki suasana hati yang bahagia pula saat berinteraksi. Sedangkan aura negatif timbul ketika seseorang sedang marah atau tidak dalam kondisi yang baik, orang-orang disekitarnya akan merasa terintimidasi dan tidak nyaman saat berada dekat dengan orang itu.
Wajah manusia juga memancarkan aura atau cahaya. Seseorang yang sering berbuat baik dan menjalankan syariat agama sesuai kepercayaan tentu memiliki cahaya yang terang pada wajahnya. Hal ini bukan secara harfiah, maksud dari orang yang wajahnya bercahaya adalah saat kita melihat wajahnya kita merasa damai dan tentram tanpa rasa takut untuk berinteraksi, namun saat melihat orang yang cahaya wajahnya redup maka kita akan merasa sungkan atau tidak nyaman karena ia menyuguhkan raut wajah yang tidak sedap ketika dipandang lama. Hal ini bisa terjadi jika seseorang tersebut sering melakukan maksiat dan melanggar aturan syariat agama yang dianutnya.