Cara Menangani dan Mengatasi Rasa Takut Ketinggalan ( FoMO)

Fauzia Naila Putri, fauzianaila33@gmail.com

RP1  Penyebab rasa takut ketinggalan mempengaruhi mental dan fisik

       Perasan atau rasa takut dengan ketertinggalan dengan orang lain adalah perasaan yang  sagat mempengaruhi mental dan fisik apalagi oleh mahasiswa baru yang notabenenya semua diawali dengan nol. Penyebab rasa takut ketinggalan (FOMO) dapat mempengaruhi kesehatan mental dan fisik seseorang dengan berbagai cara pertama Rasa takut ketinggalan, juga dikenal sebagai FOMO, adalah perasaan yang sangat mempengaruhi kesehatan mental dan fisik, terutama bagi mahasiswa baru yang memulai dengan nol. Penyebab FOMO dapat mempengaruhi kesehatan mental dan fisik seseorang dengan berbagai cara, termasuk stres dan kecemasan yang berlebihan karena melewatkan sesuatu yang penting atau tidak dapat berpartisipasi dalam aktivitas apa pun, kedua gangguan konsentrasi dan kecenderungan untuk sesutu berlebih. 

RP 2 Penangan jangka pendek 

            Rasa takut ketertinggalan tersebut memiliki konsekuensi untuk jangka panjang dan jangka pendek adalah bagi individu secara mental maupun fisiknya. Rasa takut ketinggalan, juga dikenal sebagai FOMO, adalah perasaan yang sangat mempengaruhi kesehatan mental dan fisik, terutama bagi siswa baru yang memulai dengan nol. Penyebab FOMO termasuk stres dan kecemasan yang berlebihan karena melewatkan sesuatu yang penting atau tidak dapat berpartisipasi dalam aktivitas apa pun, gangguan konsentrasi dan kecenderungan untuk berlebihan.

RP 3 Penanganan jangka panjang

           Tingkat takut ketertinggalan  yang tidak dikelola dengan baik dapat mengakibatkan konsekuensi jangka panjang yang signifikan pada kesehatan mental, fisik, dan emosional individu. Tingkat ketakutan ketertinggalan yang tidak dikelola dengan baik dapat berdampak buruk pada kesehatan fisik, mental, dan emosional seseorang dalam jangka panjang. Membangun hubungan dengan keluarga dan bergabung dengan teman-teman dan komunitas komunitas yang positif serta individu yang dapat memberikan bantuan dan wawasan dapat membantu menangani rasa takut ketinggalan dalam jangka panjang. Mahasiswa dapat mengurangi ketakutan ketinggalan dan menjadi lebih produktif dalam dunia perkuliahan dengan membuat koneksi yang baik. Jika yang disebutkan di atas tidak cukup atau tidak memadai, penangan berikutnya adalah membangun koneksi dengan psikolog: Membangun koneksi dengan psikolog yang dapat menawarkan bantuan dan wawasan yang diperlukan, seperti konsultasi dan terapi. 

RP 4 Dampak Negatif FOMO pada Kesejahteraan Mahasiswa

Dampak negatif dari rasa takut ketinggalan (FOMO) pada kesejahteraan mahasiswa dapat sangat signifikan. Salah satunya adalah peningkatan tingkat stres dan kecemasan akibat perasaan tertinggal atau tidak mampu mengikuti aktivitas yang dianggap penting oleh teman-teman mereka. Hal ini dapat mengganggu konsentrasi dalam belajar dan berakibat pada penurunan kinerja akademik. Selain itu, FOMO juga dapat menyebabkan gangguan tidur, penurunan kesehatan mental, dan bahkan mengarah pada depresi. Dengan demikian, penting bagi mahasiswa untuk mengelola FOMO dengan sehat dan memprioritaskan kesejahteraan mereka.

RP 5 Strategi Mengatasi FOMO bagi Mahasiswa

Ada beberapa strategi yang dapat membantu mahasiswa mengatasi FOMO dan meningkatkan kesejahteraan mereka. Pertama, penting bagi mahasiswa untuk menyadari bahwa apa yang mereka lihat di media sosial tidak selalu merepresentasikan kehidupan yang sebenarnya dari orang lain. Mengurangi waktu yang dihabiskan untuk membandingkan diri dengan orang lain di media sosial juga dapat membantu mengurangi tekanan FOMO. Selain itu, menciptakan jadwal yang seimbang antara waktu untuk belajar, bersosialisasi, dan beristirahat dapat membantu mahasiswa merasa lebih terkontrol dan mengurangi perasaan tertinggal. Terakhir, membentuk hubungan yang kuat dan mendukung dengan teman-teman dan keluarga juga dapat menjadi sumber dukungan yang penting dalam mengatasi FOMO.

RP 6 Peran Perguruan Tinggi dalam Mengatasi FOMO Mahasiswa

Perguruan tinggi memiliki peran yang penting dalam membantu mahasiswa mengatasi FOMO. Mereka dapat menyediakan sumber daya dan dukungan yang dibutuhkan mahasiswa untuk mengelola stres dan tekanan sosial yang terkait dengan FOMO. Ini dapat mencakup penyediaan layanan kesehatan mental, konseling, dan program-program pengembangan diri yang dapat membantu mahasiswa meningkatkan kesejahteraan mereka secara keseluruhan. Selain itu, perguruan tinggi juga dapat mempromosikan budaya yang memprioritaskan keseimbangan dan self-care, serta menyediakan ruang dan waktu untuk aktivitas yang mendukung kesejahteraan mental, seperti klub atau kelompok dukungan.

RP 7 Kesimpulan

Dalam kesimpulan, FOMO atau rasa takut ketinggalan dapat memiliki dampak negatif yang signifikan pada kesejahteraan mental dan fisik mahasiswa. Dengan menyadari dampak negatifnya dan mengadopsi strategi yang tepat, seperti menyadari kelebihan diri sendiri, memprioritaskan kebutuhan, dan mencari dukungan, mahasiswa dapat mengelola FOMO dengan lebih efektif. Perguruan tinggi juga memiliki peran penting dalam menyediakan sumber daya dan dukungan untuk membantu mahasiswa mengatasi FOMO.

Rujukan :  Https://satupersen.net/blog/kesehatan-mental-memengaruhi-kesehatan-fisik

Rujukan: https://id.wikihow.com/Berhenti-Merasa-Takut

Rujukan:https://id.wikihow.com/Berhenti-Merasa-Takut

Rujukan: Buglass, S. L., Binder, J. F., Betts, L. R., & Underwood, J. D. (2017).

Rujukan: Przybylski, A. K., & Weinstein, N. (2013).

Rujukan: Wegmann, E., Oberst, U., Stodt, B., & Brand, M. (2017).

Rujukan: Buglass, S. L., Binder, J. F., Betts, L. R., & Underwood, J. D. (2017).

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *