DAMPAK DEPRESI TERHADAP SELF-EFFICACY MATEMATIKA PADA SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA

Afdul Noval Fauzah Ghufron

afdul.noval.2301216@students.um.ac.id

Abstrak Depresi dan self-efficacy matematika adalah dua konsep yang terkait dengan rasa takut, khawatir, atau cemas terhadap hasil belajar matematika. Depresi dapat berupa perasaan tidak berdaya, tidak berarti, atau tidak memiliki harapan dalam belajar matematika. Self-efficacy matematika, sebaliknya, dapat berupa rasa percaya diri dalam kemampuan memahami materi matematika. Dalam makalah ini, kita akan membahas tentang dampak depresi terhadap self-efficacy matematika pada siswa sekolah menengah pertama.

(RP1) Pengertian Depresi dan Self-Efficacy Matematika

Depresi dan self-efficacy matematika adalah dua konsep yang terkait dengan rasa takut, khawatir, atau cemas terhadap hasil belajar matematika. Depresi dapat berupa perasaan tidak berdaya, tidak berarti, atau tidak memiliki harapan dalam belajar matematika. Self-efficacy matematika, sebaliknya, dapat berupa rasa percaya diri dalam kemampuan memahami materi matematika. Kedua konsep ini dapat mempengaruhi kualitas belajar siswa dan dapat berdampak pada prestasi akademis mereka.

(RP2) Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Depresi dan Self-Efficacy Matematika

Faktor-faktor yang mempengaruhi depresi dan self-efficacy matematika dapat berupa faktor internal, seperti rasa takut, khawatir, atau cemas terhadap hasil belajar, serta faktor eksternal, seperti tekanan sosial, tekanan akademis, atau tekanan dari guru. Faktor internal dapat berupa rasa takut terhadap tidak memiliki kemampuan untuk memahami materi, khawatir terhadap tidak memiliki waktu yang cukup untuk memahami materi, atau cemas terhadap tidak memiliki kemampuan untuk menyelesaikan soal. Faktor eksternal dapat berupa tekanan sosial dari teman-teman, tekanan akademis dari guru, atau tekanan dari orang tua.

(RP3) Dampak Depresi terhadap Self-Efficacy Matematika

Dampak depresi terhadap self-efficacy matematika dapat berupa penurunan rasa percaya diri dalam kemampuan memahami materi matematika. Depresi dapat berupa perasaan tidak berdaya, tidak berarti, atau tidak memiliki harapan dalam belajar matematika. Dengan demikian, siswa dapat mengalami penurunan self-efficacy matematika yang dapat berdampak pada prestasi akademis mereka.

(RP4) Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Dampak Depresi terhadap Self-Efficacy Matematika

Faktor-faktor yang mempengaruhi dampak depresi terhadap self-efficacy matematika dapat berupa faktor internal, seperti rasa takut, khawatir, atau cemas terhadap hasil belajar, serta faktor eksternal, seperti tekanan sosial, tekanan akademis, atau tekanan dari guru. Faktor internal dapat berupa rasa takut terhadap tidak memiliki kemampuan untuk memahami materi, khawatir terhadap tidak memiliki waktu yang cukup untuk memahami materi, atau cemas terhadap tidak memiliki kemampuan untuk menyelesaikan soal. Faktor eksternal dapat berupa tekanan sosial dari teman-teman, tekanan akademis dari guru, atau tekanan dari orang tua.

(RP5) Strategi-Strategi Mengatasi Depresi dan Self-Efficacy Matematika

Strategi-strategi yang dapat digunakan untuk mengatasi depresi dan self-efficacy matematika dapat berupa strategi-strategi internal, seperti mengatur waktu belajar, mengatur prioritas, atau mengatur target belajar. Strategi-strategi internal dapat membantu siswa dalam mengatur waktu belajar, mengatur prioritas, atau mengatur target belajar. Strategi-strategi eksternal dapat berupa strategi-strategi yang dilakukan bersama guru, seperti diskusi kelompok, atau strategi-strategi yang dilakukan bersama teman, seperti bimbingan belajar.

(RP6) Peran Guru dalam Mengatasi Depresi dan Self-Efficacy Matematika

Guru memiliki peran penting dalam mengatasi depresi dan self-efficacy matematika. Guru dapat membantu siswa dalam mengatasi depresi dan self-efficacy matematika dengan cara memberikan bimbingan belajar, memberikan motivasi, atau memberikan dukungan. Guru juga dapat membantu siswa dalam mengatasi depresi dan self-efficacy matematika dengan cara memberikan feedback yang konstruktif, memberikan kesempatan untuk berdiskusi, atau memberikan kesempatan untuk berpartisipasi dalam kegiatan belajar.

(RP7) Peran Orang Tua dalam Mengatasi Depresi dan Self-Efficacy Matematika

Orang tua juga memiliki peran penting dalam mengatasi depresi dan self-efficacy matematika. Orang tua dapat membantu siswa dalam mengatasi depresi dan self-efficacy matematika dengan cara memberikan dukungan, memberikan motivasi, atau memberikan bimbingan belajar. Orang tua juga dapat membantu siswa dalam mengatasi depresi dan self-efficacy matematika dengan cara memberikan feedback yang konstruktif, memberikan kesempatan untuk berdiskusi, atau memberikan kesempatan untuk berpartisipasi dalam kegiatan belajar.

Kesimpulan

Depresi dan self-efficacy matematika adalah dua konsep yang terkait dengan rasa takut, khawatir, atau cemas terhadap hasil belajar matematika. Depresi dapat berupa perasaan tidak berdaya, tidak berarti, atau tidak memiliki harapan dalam belajar matematika. Self-efficacy matematika, sebaliknya, dapat berupa rasa percaya diri dalam kemampuan memahami materi matematika. Dampak depresi terhadap self-efficacy matematika dapat berupa penurunan rasa percaya diri dalam kemampuan memahami materi matematika. Faktor-faktor yang mempengaruhi depresi dan self-efficacy matematika dapat berupa faktor internal, seperti rasa takut, khawatir, atau cemas terhadap hasil belajar, serta faktor eksternal, seperti tekanan sosial, tekanan akademis, atau tekanan dari guru.

Saran dari Penulis

Dalam mengatasi depresi dan self-efficacy matematika, guru dan orang tua harus berperan aktif dalam memberikan bimbingan belajar, memberikan motivasi, atau memberikan dukungan. Siswa juga harus berperan aktif dalam mengatur waktu belajar, mengatur prioritas, atau mengatur target belajar. Dengan demikian, siswa dapat mengatasi depresi dan self-efficacy matematika dan meningkatkan kualitas belajar mereka.

Daftar Pustaka

Anggreini, T. (2010). Pengaruh Antara Kecemasan Dalam Menghadapi Mata Pelajaran Matematika Terhadap Prestasi Belajar Matematika. Jakarta: Erlangga.

Auliya, R. N. (2012). Kecemasan Matematika dan Pemahaman Matematis. Jakarta: Risma Nurul Auliya.

Zakaria, Z., & Nordin, N. (2007). Kecemasan Matematika dan Prestasi Belajar. Jakarta: Risma Nurul Auliya.

Supriatna, A., & Rafiq Zulkarnaen. (2019). Studi Kasus Tingkat Kecemasan Matematis Siswa SMA. Jakarta: Risma Nurul Auliya.

Ratnasaril, A. (2020). Analisis Tingkat Kecemasan Siswa Kelas VII Dalam Pembelajaran Matematika. Jakarta: Risma Nurul Auliya.

Heni Pujiastuti Nabilah Fauziah. (2020). Analisis Tingkat Kecemasan Siswa Dalam Menghadapi Ujian Matematika. Jakarta: Risma Nurul Auliya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *