MENGGALI DAMPAK BULLYING PADA JIWA DAN IDENTITAS ANAK

Reni Dwi Rahayu, reni.dwi.2301216@students.um.ac.id 

Bullying bukan sekedar candaan atau ledekan, tapi luka tak kasat mata yang menggores jiwa dan identitas anak. Bayangkan, di usia yang rentan dan penuh eksplorasi diri, mereka harus menghadapi perundungan, hinaan, dan penindasan yang bisa meninggalkan bekas mendalam. Dampak bullying pada jiwa anak tak sebatas rasa sakit hati dan sedih. Luka ini bisa merenggut rasa percaya diri, menumbuhkan rasa cemas dan depresi, bahkan mendorong perilaku menyakiti diri sendiri. Bayangkan, anak yang tadinya ceria dan penuh semangat menjadi pendiam, menarik diri dari pergaulan, dan bahkan dihantui rasa takut. Identitas anak pun tak luput dari terjangan bullying. Perundungan yang berulang kali dapat membuat anak meragukan diri sendiri, merasa tidak berharga, dan bahkan kehilangan jati diri. Hal ini dapat menghambat perkembangan emosional dan sosial mereka, serta berakibat pada masa depan mereka.

Sebagai orang dewasa, kita punya tanggung jawab untuk melindungi anak-anak dari bullying. Kita perlu menciptakan lingkungan yang aman dan suportif, di mana anak merasa dihargai, didengarkan, dan berani menjadi diri mereka sendiri. Dorong mereka untuk menceritakan apa yang mereka alami, baik di sekolah maupun di luar sekolah. Berikan mereka strategi untuk melawan, mencari bantuan, dan melindungi diri dari perundungan. Bekerjasama dengan guru dan staf sekolah untuk menciptakan lingkungan yang bebas bullying. Edukasi diri, keluarga, dan masyarakat tentang dampak buruk bullying dan cara pencegahannya. Berikan kasih sayang dan dukungan emosional kepada anak yang menjadi korban bullying. Mari bersama ciptakan dunia yang bebas bullying, di mana setiap anak dapat tumbuh dan berkembang dengan penuh rasa aman dan percaya diri. Ingatlah, luka bullying itu nyata dan bisa membekas seumur hidup. Mari lindungi anak-anak kita, demi masa depan yang lebih cerah.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *