METODE COPING

Navila Al Husna Ramadhania @navila.al.2301216@students.um.ac.id

Abstrak Strategi coping adalah alat yang dipakai individu untuk mengatasi situasi yang menekan, memberatkan, atau menekan. Dalam menangani stres, strategi coping dapat dibagi menjadi dua jenis utama: penanganan yang berfokus pada masalah dan penanganan yang berfokus pada emosi. Penanganan yang berfokus pada masalah menitikberatkan pada perubahan langsung pada penyebab stres, seperti mencari solusi atau meminta bantuan dari orang lain. Penanganan yang berfokus pada emosi berkonsentrasi pada mengatur tanggapan emosional terhadap situasi yang menimbulkan stres, seperti menggunakan praktik keagamaan atau melakukan aktivitas fisik. Penelitian terhadap narapidana menunjukkan bahwa penanganan yang berfokus pada emosi lebih efektif dalam mengurangi stres saat narapidana berada dalam penjara. Namun, pilihan strategi coping juga dipengaruhi oleh situasi dan individu itu sendiri. Strategi coping yang berhasil bagi satu individu tidak selalu sama efektifnya bagi individu lain.

Apa Itu Coping?

Coping merupakan upaya yang dilakukan individu untuk mengatasi dan mengubah situasi stres dengan cara yang konstruktif. Sementara itu, pengaturan emosi adalah usaha untuk mengelola reaksi emosional terhadap stresor. Perilaku coping melibatkan pemahaman yang mendalam mengenai interaksi antara persepsi dan ingatan saat menghadapi situasi stres. Secara keseluruhan, coping adalah langkah-langkah yang diambil seseorang untuk melindungi diri, menghadapi, dan mencegah dampak negatif dari situasi yang dianggap menekan atau mengancam. Menurut Lazarus dan Folkman (dalam Bowman dan Stern, 1995), secara umum, strategi coping dibagi menjadi dua kategori utama, yaitu Problem Focused Coping dan Emotion Focused Coping. 

Problem Focused

Problem Focused Coping adalah jenis strategi coping yang terfokus pada pemecahan masalah. Dalam pendekatan ini, individu berupaya untuk mengelola atau mengubah kondisi objektif yang menjadi penyebab kecemasan, atau melakukan tindakan konkret untuk mengubah situasi yang menimbulkan kecemasan. Strategi ini melibatkan usaha eksternal untuk mengidentifikasi dan menghadapi inti dari masalah dengan mempelajari strategi baru atau keterampilan yang dapat mengurangi tingkat stres. Taylor (2009) menyoroti bahwa problem-focused coping mewakili usaha yang produktif dalam menghadapi situasi stres yang dianggap berpotensi merugikan, menekan, atau menantang bagi individu. Konsep ini, menurut Lazarus dan Folkman (1984), dapat berfokus baik pada lingkungan fisik maupun pada individu itu sendiri, termasuk dalam perencanaan tindakan, pelaksanaannya, dan usaha untuk mencapai hasil yang diinginkan. Secara esensial, strategi ini didasarkan pada upaya pemecahan masalah yang meliputi regulasi atau perubahan pada kondisi objektif yang menjadi sumber kecemasan atau melakukan tindakan konkret untuk mengubah sumber stres.

Emotional Focused

Emotion Focused Coping adalah sebuah strategi coping yang difokuskan pada pengaturan dan pengurangan tingkat emosi sebagai respons terhadap situasi stres. Pendekatan ini melibatkan usaha untuk mengelola atau mengendalikan emosi tanpa secara langsung menghadapi sumber stres, dan cenderung bersifat internal. Dalam Emotion Focused Coping, individu lebih cenderung memusatkan perhatian pada proses pelepasan emosi yang terkait dengan perasaan kecewa atau stres yang dialami. Taylor (2006) menjelaskan bahwa strategi ini mencakup upaya untuk mengontrol pengalaman emosional sebagai respons terhadap situasi yang menekan. Dengan demikian, individu dapat menghadapi stres melalui dua cara: pertama, dengan mencoba mengurangi, mengubah, atau menghilangkan sumber stres melalui tindakan yang konstruktif; dan kedua, dengan mengatur respons emosional terhadap tekanan dan menyesuaikan respon emosi terhadap stres, yang dikenal sebagai strategi coping yang berfokus pada emosi.

Reframing

Reframing, sebagai strategi coping yang berguna dalam menghadapi stres akademik, bertujuan untuk memperbaiki pola pikir dan cara menghadapi situasi yang dianggap menekan atau mengancam. Dalam tahap pemikiran, mahasiswa dapat melihat situasi stres sebagai kesempatan untuk pertumbuhan dan peningkatan keterampilan. Dalam hal perilaku, mereka dapat mengadopsi strategi coping yang lebih efektif. Reframing juga membantu mengatasi dampak negatif pada tubuh seperti gangguan tidur, peningkatan detak jantung, dan ketegangan otot. Selain itu, dalam mengelola emosi, mahasiswa dapat menggunakan strategi untuk mengontrol tanggapan emosional terhadap tekanan yang mereka alami. Dengan menerapkan reframing, mahasiswa dapat menghadapi stres akademik dengan lebih baik serta meningkatkan kesejahteraan mental, emosional, fisik, dan perilaku mereka.

Pengaturan Prioritas

Mengatur prioritas merupakan kunci penting dalam menghadapi stres akademik. Mahasiswa perlu menetapkan urutan kepentingan dari tugas-tugas mereka dan mengatur waktu dengan bijak. Penting untuk memperhitungkan sumber daya yang tersedia dan mengelola waktu dengan cermat. Strategi coping harus digunakan untuk mengatasi stres dan mengurangi tekanan dari berbagai sumber. Penggunaan aplikasi digital dapat membantu dalam mengatur waktu dan prioritas secara efisien. Jika diperlukan, tidak ada salahnya untuk mencari bantuan dari konselor, lingkungan sosial, atau sumber akademik. Dengan menjaga keseimbangan antara kesehatan mental dan fisik, memprioritaskan tugas-tugas yang penting, serta menerapkan strategi coping yang efektif, mahasiswa dapat meningkatkan kesejahteraan mereka secara menyeluruh.

Coping Stress Strategi Umum

 Strategi coping stress merupakan metode yang digunakan individu untuk mengurangi tingkat stres yang mereka alami. Menurut Lazarus dan Folkman, terdapat dua jenis utama strategi coping stress, yaitu problem-focused coping dan emotion-focused coping. Problem-focused coping mengarah pada penyelesaian masalah secara langsung dengan mengubah stressor, seperti mencari solusi atau meminta bantuan dari orang lain. Sementara itu, emotion-focused coping berfokus pada pengelolaan respons emosional terhadap situasi yang menimbulkan stres, seperti melalui praktik keagamaan atau melakukan aktivitas fisik. Strategi coping stress dapat mencakup berbagai tindakan baik dari segi perilaku maupun psikologis yang dilakukan individu.

Coping Stress Strategi Khusus

Coping stress merupakan keterampilan yang vital dalam menghadapi tekanan dan tantangan kehidupan sehari-hari. Dalam mengatasi stres, terdapat beberapa strategi khusus yang dapat digunakan individu. Salah satunya adalah strategi problem-focused coping, yang memungkinkan individu untuk langsung mengatasi akar permasalahan dengan mencari solusi atau bantuan dari orang lain. Misalnya, jika seseorang merasa stres karena beban tugas yang berat, mereka dapat membuat jadwal yang terstruktur atau meminta bantuan dari teman atau guru. Selain itu, terdapat juga strategi emotion-focused coping, yang menekankan pada pengelolaan respon emosional terhadap stres. Contohnya, individu dapat melakukan relaksasi atau meditasi untuk menenangkan pikiran mereka dalam menghadapi situasi yang menekan. Penggunaan strategi khusus ini dapat membantu individu menghadapi stres dengan lebih efektif dan meningkatkan kesejahteraan mereka secara keseluruhan.

Saran dan Simpulan

Dalam menghadapi stres, individu menggunakan berbagai strategi coping untuk mengelola tekanan dan tantangan yang dihadapi. Ada dua jenis utama strategi coping, yaitu problem-focused coping yang berfokus pada pemecahan masalah secara langsung, dan emotion-focused coping yang menekankan pada pengelolaan respons emosional terhadap stres. Strategi coping tersebut dapat diterapkan baik dalam situasi umum maupun dalam situasi khusus seperti menghadapi stres akademik. Selain itu, terdapat pula strategi coping khusus seperti reframing dan pengaturan prioritas yang membantu individu mengatasi stres dengan lebih efektif. Dengan menggunakan beragam strategi coping ini, individu dapat meningkatkan kesejahteraan mereka secara keseluruhan dalam menghadapi tekanan dan tantangan kehidupan sehari-hari.

Daftar Pustaka:

Suwartika, Ira, Agus Nurdin, and Edi Ruhmadi. “ANALISIS FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN TINGKAT STRESS AKADEMIK MAHASISWA REGULER PROGRAM STUDI D III KEPERAWATAN CIREBON POLTEKKES KEMENKES TASIKMALAYA.” Jurnal Keperawatan Soedirman 9 (2014).

Muslim, Mysha Alesha, Nisa Auliya Rahmawati, and Zahara Mu’tasimah Billah. “FAKTOR PENYEBAB BUNUH DIRI PADA MAHASISWA” 1, no. 2 (2024).

Azmy, Amy Noerul, Achmad Juntika Nurihsan, and Eka Sakti Yudha. “Deskripsi Gejala Stres Akademik dan Kecenderungan Pilihan Strategi Koping Siswa Berbakat.” Indonesian Journal of Educational Counseling 1, no. 2 (July 31, 2017): 197–208. https://doi.org/10.30653/001.201712.14.

Hidayati, Lina Nur. “TINJAUAN LITERATUR MENGENAI STRES DALAM ORGANISASI” 18 (2021).

Sudarsana, Didik. “PENGARUH ANTARA STRES AKADEMIK DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS IX SMPN 2 KEMALANG,” n.d.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *